BAB 5

165 16 2
                                    

Gadis manis itu menoleh ke belakang sebab dia mendengar suara bisikan dari dua manusia yang kini sudah saling mendorong, terutama Wang Yibo tidak tahu harus menyapanya bagaimana. Dengan ragu dia pun melambaikan tangan dan mengusap rambut gadis itu singkat, Zhan pun sedikit kesal melihat Yibo memperlakukan adiknya.

Bukan seperti itu. Batin Zhan menggerutu.

"Kau juga berdoa di sini?" tanya Yibo pada Yinxi yang ternyata masih memperhatikan lelaki satunya.

Xiao Zhan pun melambaikan tangan dan berkata, "Hi, Yinxi. Salam kenal, aku Wang Yibo."

Gadis itu mengangguk dan menyunggingkan senyumnya. "Aku Yinxi, adik Xiao Gege."

"Ada apa ini? Tidak mungkin, 'kan kau menyukainya?" Wang Yibo memecahkan suasana.

Sedangkan Yinxi berbalik menghadap kuil dan menyatukan tangannya lagi. "Tentu saja aku suka, dia sangat manis." Melirik Yibo lalu menutup mata.

Pemuda itu menggelengkan kepala menatap pada Zhan, "Menakutkan bukan? Dia jatuh cinta pada kakaknya sendiri," bisiknya tepat di telinga si pria.

Zhan juga mendekatkan bibirnya pada telinga Yibo, "Ini tubuhmu."

Kedua bola matanya hampir keluar. "Berarti aku sangat tampan di matanya, bukan begitu?"

"Tunggu, adikku biasanya tidak seperti ini. Mungkin karena di depan kuil, dia menghormati penciptanya."

Helaan napas Yibo membuat Yinxi kembali menoleh ke belakang, "Kalian tidak berdoa?"

"Ah, kita akan berdoa." Zhan melangkah maju menaruh roti dan susu, namun kali ini Wang Yibo tidak membawa persembahan. Dia masih agak kesal.

Dewa Fu cyik sudah ada di sana sejak gadis itu datang, dia pun melihat dua pria yang jiwanya tertukar. Ketika Zhan menaruh roti dan susu dewa terlihat sedih, sebab; Buah persik lebih baik.

Karena bagi Zhan, jiwa mereka sedang tertukar jadi Zhan melakukan apa yang Yibo lakukan. Namun bocah itu sama sekali tidak membawa persembahan. Saat mereka sudah selesai berdoa, Yinxi mengajak kakaknya untuk makan di luar lebih dulu. Sebab ibu menjaga toko jadi dia tidak memasak, Wang Yibo setuju. Apalagi Xiao Zhan terlihat bersemangat, karena dia sangat merindukan adiknya ini.

"Enaknya makan apa?" tanya Yibo saat semuanya sudah berada di dalam mobil.

"Hot pot pedas! Bagaimana, Ge?" Yinxi menatap raga Yibo.

Xiao Zhan kaget, tidak bisa berkata-kata. Lalu Wang Yibo menimpali, "Yinxi, dia itu masih anak kecil. Panggil saja Wang Yibo."

"BoGe?!"

"Hanya Yibo," ucapnya lagi.

"Memangnya kenapa, BoGe kan seumuran dengan Yuxuan."

"Tapi kau tidak pernah memanggilnya dengan 'ge'."

"Karena dia menyebalkan..."

Xiao Zhan hanya tersenyum melihat perdebatan itu, biasanya Yinxi sangat manis padanya. "Kau bisa memanggilku apa saja, BoGe juga boleh... walaupun agak terlalu di paksakan."

"Memang, tapi BoGe lebih baik. Hanya agar terlihat sopan." Yinxi pun kembali pada posisi duduknya, karena sejak tadi gadis itu mencondongkan tubuhnya maju.

Dalam perjalanan menuju restoran hotpot Yinxi mendengarkan musik dari earphone nya, menatap dua manusia di depannya yang asik mengobrol. Jika di lihat-lihat, film yang pernah dia tonton juga memiliki adegan seperti ini. Dua pria dengan umur yang berbeda, bercanda dan tertawa. Berlalu lama mereka menjalin hubungan sepasang kekasih, namun ini lebih rumit dari film yang pernah dia lihat.

Lunar Eclipse [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang