Tinggallah Reyna di sana sendirian hanya berteman dengan sepi sembari menunduk. Hingga tiba-tiba ada bayangan yang mengganggu pemandangannya. Ia pun mendongak dan terkejut melihat sosok pemuda di depannya.
"Hai Caca, lama engga ketemu" ujar seorang pemuda tengah berdiri di depannya. Sontak Reyna pun mendongak dan terkejut atas kedatangan pemuda itu.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Reyna.
Pemuda itu menunjukkan tanda pengenal yang tergantung di lehernya. "Gue sekolah" ucap pemuda itu.
"Engga usah bohong lo!" Bantah Reyna
"Buat apa gue bohong?"
"Lo bercanda kan. Ini engga lucu"
"Lo udah lihat buktinya"
"Gue tetep engga percaya" Reyna pun berdiri hendak meninggalkan pemuda itu. Namun, tangannya justru di cekal. "Minggir gue mau pulang"
"Pulang sama gue ya Ca"
"Ogah" ucap Reyna kemudian melepaskan cekalan tangan pemuda itu dengan sekali gerak. Ia memutuskan untuk berlari meninggalkan tempat itu. Namun, pemuda itu dengan mudah menyusul Reyna bahkan kini sudah menghadangnya.
"Mau kemana sih buru-buru banget"
"Bukan urusan lo" ucap Reyna ketus.
"Gue pacar lo Ca"
"Gue engga pernah merasa pacaran sama lo"
"Ya udah sekarang kita pacaran aja kalau gitu" ucap Pemuda itu hendak memegang tangan Reyna, namun tak kena karena Reyna segera menyingkir.
"Kok kamu gitu sih sama aku" ucap pemuda itu seolah terluka.
"Engga usah drama deh lo, mending sekarang lo pergi"
"Kok kamu ngusir aku?"
"Pergi sebelum gue panggil.."
"Panggil siapa? Pacar baru kamu? Mana sini, mau tau gue pacar lo seganteng apa sampai engga mau sama gue" ucap pemuda itu memotong omongan Reyna.
Reyna diam sejenak kemudian beranjak pergi, namun langkah nya kembali dihadang pemuda itu.
"Mana pacar lo, buru panggil. Atau lo belum punya pacar? Makanya lo engga bisa manggil" ucap Pemuda itu meremehkan.
"Bukan urusan lo"
"Lo belum move on kan dari gue makanya lo engga bisa punya pacar"
"Engga usah sok tau lo"
"Pasti gue bener kan, udah sih tinggal pacaran sama gue apa susahnya sih?"
"Gue punya pacar" ucap Reyna emosi, sudah jengah dengan pemuda dihadapannya ini.
"Ya udah, panggil mana?"
Reyna tampak berpikir, bingung harus menanggapi apa. Karena sejatinya dia tidak memiliki pacar.
"Lo bohong kan?"
"Engga!"
"Oke, gue tunggu besok lo harus tunjukkin pacar lo, kalau engga lo harus jadi pacar gue" ucap pemuda itu final lantaran melihat Haikal datang mendekat.
Reyna dalam hati merasa bersyukur karena Haikal datang di saat dia membutuhkannya.
"Lo habis bicara sama siapa Rey?" Tanya Haikal ketika sudah sampai dan berdiri di samping Reyna. Dari kejauhan tadi ia melihat sang adik tengah berbicara dengan seseorang, namun saat ia mendekat orang itu justru berlari pergi.
Reyna menoleh dan mendengkus pelan, menatap sang abang yang tengah bingung itu dengan perasaan lega.
"Hariz" ucap Reyna singkat. Haikal terkejut mendengar nama seseorang yang sudah lama tak terlihat batang hidungnya itu. Tangannya seketika mengepal dan matanya memerah seolah kebencian yang pernah terkubur kembali tumbuh dan siap meledak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa (END)
Roman pour AdolescentsSadewa Chandra Mahendra pria yang tak pernah bisa menjalani kehidupan dengan tenang, bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh hati. Namun, karenanya gadis itu justru mengalami teror dari musuhnya. Bagaimanakah Chandra melindungi sang gadis...