satu

195 28 12
                                    

Seorang pria memasuki rumah yang begitu besar dan baru saja kakinya melangkah masuk ia melihat seorang wanita cantik berdiri didepan pintu rumah tersebut.

"Dari mana saja kamu, kenapa baru pulang?".

"Aku capek aku mau istirahat". Ucapnya dan melewati orang tersebut menuju kamarnya.

"Oh Sehun kembali kau". Teriak wanita itu kepada seorang yang melewatinya.

"Jangan seenaknya kau, kau anggap aku ini apa?". Triaknya lagi untuk memanggil orang tersebut.

"Kenapa lagi?". Tanya seorang yang baru saja datang dirumah tersebut.

"Kau tak lihat semakin hari keluakuan anak itu semakin menjadi-jadi". Balas wanita itu.

"Tenanglah jangan membuatmu setres". Balasnya kepada wanita yang sedang marah marah itu.

"Sampai kapan dia akan seperti itu, aku kasihan kepada ayah dan ibu disana aku seperti gagal mendidiknya menggantikan orang tuaku".

"Hay tenanglah mungkin dia sedang banyak masalah kantor, tenanglah besok kita kesini lagi dan menanyainya". Ucapnya dan merangkul pundak wanita itu.

"Hari sudah malam kita menginap saja disini, kasihan Nana kalau kita bangunkan". Ucap laki-laki itu dan mengajak wanita itu kekamar mereka.

--------
🌱🌱
--------

Sementara orang yang dipanggil Oh Sehun tadi merenungkan fikirannya tentang kejadian 3 tahun yang lalu dimana ia meniduri seorang wanita yang ia kira jalang.

Jika difikir-fikir benar juga apa yang dikatakan temannya itu. Bila wanita itu jalang maka wanita itu akan menunggunya dan meminta bayaran akan tetapi jika bukan jalang maka wanita itu akan mendatanginya dan meminta pertanggung jawaban.

Tapi sudah 3 tahun ini tak ada satu orang pun menemuinya untuk meminta pertanggung jawaban. Ingin mencari tapi ia tak tau namanya bahkan ia tak mengenali muka wanita itu yang ia tahu hanyanya lekuk tubuh wanita itu. Tak mungkin bukan ia mencari wanita dengan ilusi lekuk tubuh dan erangan indah wanita itu. Sudahlah.

"Sudahlah lagian itu juga sudah berlalu". Ucapnya dan beranjak untuk segera membersihkan dirinya.

------
🌱🌱
------

"Kau ku pecat dari sini". Ucap seorang wanita kepada bawahannya.

"Tapi nyonya".

"Aku tak perdulu kemasi barangmu dan pergilah dan ingat tak ada pesangon untukmu". Ucapnya dan pergi dari sana untuk pulang kerumahnya.

Tanpa berani membantah wanita itu berjalan menuju rumahnya sesampainya disana ia dikagetkan oleh seorang wanita dengan berkacak pinggang yang berdiri dipintu rumahnya.

"Ini orangnya, bayar kontrakanmu sekarang".

"Beri saya waktu nyonya minggu depan akan saya bayar".

"Halah aku sudah tak percaya denganmu sudah cukup dua bulan ini kau tak membayar kontrakkanmu".

"Tapi nyonya".

"Sudah lebih baik aku sewakan kepada orang yang benar-benar mau membayar tepat waktu dari pada seperti ini".

"Ini barangmu dan segeralah pergi dari sini". Ucap orang itu dan melempar barang wanita itu dengan kasarnya

Tanpa babibu lagi wanita itu segera mengambil barangnya baru saja ia akan beranjak orang tersebut didorong dengan kasar oleh orang yang mengusirnya.

"Cepat kau pergi sebelum aku menyeretmu". Teriaknya lagi

Karena tak mau membuat keributan segera saja ia beranjak dari sana agar tak membuat keributan disana. Sungguh malang nasibnya hari ini dipecat dari tempat kerjanya dan diusir dari kontrakannya.

Padahal ia hanya telat membayar 2 bulan ini karena bosnya tak mengajinya selama 2 bulam dan  hari ini adalah hari gajiannya akan tetapi ia malah dipecat dan tak mendapatkan pesangon sepersen pun.

"Ndaa". Panggil manusia mungil yang belum genap 2 tahun itu, ahh dia sampai lupa bahwa sedari tadi ia menggendong balita mungil yang tertidur dalam gendongannya.

"Jie kenapa Jie terganggu ya maafkan bunda ya". Ucapnya kepada manusia mungil itu.

"No. Nda angis". Ucap balita itu dengan menggapai gapai wajah bundanya.

"Bunda gak nangis kok. Jie bobok lagi ya?".

"No no". Tolaknya dan menggeleng heboh digendongan bundanya itu. Mungkin saja anak itu sudah tidak mengantuk makanya ia bangun.

"Jie mau apa?". Tanyanya dan langsung anak itu menepuk apa yang ia mau.

"Baiklah anak bunda yang tampan bunda akan kasih". Ucapnya dan langsung saja membuka baju bagian atasnya.

"Ahh kemana aku harus mencari kontrakan lagi".

"Sementara uangku hanya sedikit dan aku juga harus mencari pekerjaan". Ucapnya dengan menghadap kedepan.

Mencari pekerjaan dikota tidaklah mudah apa lagi ia hanya tamatan SMA saja dan mencari pekerjaan yang boleh membawa anaknya itu sangatlah susah karena ia tak mempunyai saudara untuk bisa menitipkan anaknya.

Menyewa babysister ataupun Daycare sangatlah tak mungkin mengingat uang untuk hidup hanyalah pas-pasan dan jalan satu-satunya adalah membawa putra kecilnya untuk bekerja sehingga ia tak akan kefikiran bila putranya sendiri dirumah.

Bila kalian berfikir ia sengile parant kalian benar. Bukan bukan karena ditinggal meninggal suaminya akan tetapi karena ia dijual bibinya dan ia juga tak tau siapa yang menidurinya sehingga ia menjadi orang tua tunggal untuk putranya ini.

Meminta pertanggung jawaban kepada pria tersebut tak mungkin karena nama saja tak tau bahkan ia juga tak tau bagaimana rupa pria itu karena saat ia bangun ia tak menemukan siapa pun disampingnya yang ada hanya secarik kertas yang tertuliskan ( tunggu anak buahku kemari untuk pembayaran).

Karena tak mau menganggap dirinya semakin kotor ia segera pergi dari sana tanpa menunggu orang tersebut. Toh untuk apa ia menunggu ya meminta pertanggung jawaban? Sungguh tak mungkin yang ada ia malah akan disuruh mengugurkan kandungannya.

Membesarkan putranya seorang diri tak membuat ia menyesel karena ia bersyukur bisa mempunyai penyemangat hidup dan keluarga disaat ia tak mempunyai siapa-siapa dihidupnya.

Bahkan Cacian dan hinaan dari orang-orang tak pernah ia dengarkan karena ia menyayangi putra kecilnya ini karena ia terlahir bukan sebagai aib akan tetapi ia lahir sebagai anugrah dihidupnya.

Mungkin ini jalan yang ditentukan tuhan dan mungkin lewat malaikat kecilnya ini ia bangkit dari terpurukan hidupnya.

"Bunda janji akan membagiakanmu sayang, apapun akan bunda lakukan untuk kebahagianmu". Ucapnya dan mencium kelapa balita itu yang kembali tertidur.

"Sehat selalu jagoan bunda, bunda sayang padamu apapun yang terjadi".

"Mari mencari tempat tinggal baru dan besok mencari pekerjaan". Ucapnya dan mulai berjalan untuk mencari tempat tinggal yang baru karena hari sudah mulai petang dan ia tak mungkin tidur dijalan dan membiarkan putra kecilnya ini kedinginan.

Sesampainya disebuah tulisan ia menemukan tulisan dikontrakkan ia segera mendatangi rumah itu untuk melihat kontrakan yang dimaksud.

Setelah bertanya-tanya akhirnya ia menyetujunya beruntung ia sudah mendapatkannya yaa walaupun lebih kecil dari kontrakannya yang dulu akan tetapi ia bersyukur bisa berteduh dan putranya tak kedinginan.

"Bersamamu bunda akan bahagia nak". Ucapnya dengan memandang lekat wajah putranya itu.
-----

Nb: banyak typo bertebaran

13/05/23

👋👋👋
28_06

accident [wenhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang