empat

151 23 10
                                    

Saat Sehun akan beranjak mendekati keponakannya ia merasa pundaknya dipegang seseorang.

"Hun lihat lampu hias itu akan jatuh jangan kesana". Ucap temannya.

Karena penasaran ia melihat kearah lampu yang dimaksud itu. Dan matanya membola saat melihat balita yang masih kesusahan berjalan menuju tengah loby yang sedang pemasangan lampu hias gantung itu.

Dan matanya membola saat melihat lampu itu yang akan jatuh dan akan melukai tubuh kecil yang berjalan itu. Langsung saja Sehun berlari dan menangkap tubuh mungil berjalan itu.

"Dapat". Ucapnya setelah menggendong tubuh kecil itu dan terjatuh bersama bayi itu.

*brugh. Brak .pyarr*.
Bunyi barang yang jatuh dan berserakan dimana-mana.

Dalam hati Sehun bersyukur ia bisa menyelamatkan balita kecil ini sehingga tak jadi tertimpa lampu hias gantung itu.

"Huaaawaaaa". Tangisan begitu nyaring dari balita yang digendong Sehun karena kaget mendengar bunyi keras dan pergerakan jatuh bersama Sehun dengan cepat.

"Maafkan kami tuan atas kelalaian kami". Ucap mandor itu kepada sehun.

"APA KAU TAK BISA BERHATI-HATI DALAM PEMASANGAN HAA. AKU TAK PERDULI JIKA LAMPU ITU PECAH ATAU APA, TAPI KAU HAMPIR MENGHILANGKAN NYAWA ANAK KECIL APA KAU TAU ITU?".

"COBA SAJA AKU TAK MENYELAMATKANNYA MUNGKIN DIA TAK AKAN SELAMAT". Ucapnya begitu murka saat balita kecil itu hampir menjadi korban jatuhnya lampu gantung itu, amarahnya makin terpancing saat air mata balita itu turun dengan wajah merahnya karena menangis.

"Dah Hun mereka gak sengaja namanya juga kecelakaan".

"Aku tak mau tau itu". Balasnya.

Entah dari mana rasa kekhawatiran itu semakin menjadi-jadi seakan ia harus melindungi bayi yang ada dalam gendonganya ini.

Perasaan marah sangat terpancar dari aura sehun bahkan aura itu sama seperti seorang ayah yang anaknya diganggu.

Entahlah Sehun sendiri tak bisa mendiskripsikan dirinya sendiri saat ini yang ia tahu ia sangat marah saat bayi dalam gendonganya ini hampir terluka karena kelalaian orang suruhanya menganti lampu gantung perusahaannya.

"Maaf tuan".

"Bereskan semua ini dan ganti yang baru".

"Baik tuan". Ucap orang itu dan pergi seperti yang disuruh tuannya.

"Sutttss sudah baby boy kau aman oke". Ucapnya dan mengoyang goyangkan tubuh itu.

"Yayaah". Gumau bayi itu tanpa jelas disela tangisnya dan entah mengapa perasaan hangat menjalar dihati sehun. Yang jelas rasa itu berbeda saat Jae memanggilnya.

Setalah ia menimang-nimang bayi itu ia mendengar deru nafas yang halus. Dan saat ia melihatnya ia melihat bayi itu sudah tertidur dan bersandar didadanya.

"Hun kayaknya elu terluka deh". Ucap temannya saat melihat kemeja putih temannya terdapat noda darah.

"It's oke". Balasnya kepada sahabatnya dengan mencium bayi mungil berjaket kuning biru itu.

"Ayahh". Triak Jaemin dari sebrang sana dengan keadaan syok karena melihat bagaimana lampu itu jatuh.

"Jae diam disana oke biar ayah sama paman Tae yang kesana". Ucapnya dan diangguki anak itu bahkan bisa ia lihat terdapat air mata disisi mata anak itu.

"Tae tolong gendong Jaemin". Ucapnya kepada sekretarisnya itu.

"Sini paman gendong". Ucapnya dan mengendong Jaemin yang menangis senggukan karena kaget.

accident [wenhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang