empat belas

110 16 1
                                    

"Taeyong apakah pekerjaanku masih banyak". Tanya Sehun kepada Taeyong karena entah mengapa ia merindukan sikecil dan tentunya juga ibunya.

"Hari ini pertemuan terakhir dan kita bisa pulang, kau mengerjakan semua dengan cepat". Balas Taeyong.

"hah aku tak sabar ingin cepat pulang".

"Kau merindukannya?".

"Sangat bahkan rasanya seperti hampir gila".

"Lebay sekali kau". Ucap Taeyong dengan memandang jijik sahabatnya.

"Kau tak tau indahnya menjadi ayah pulang disapa kalau mau pergi ditangisi".

"kau pikir aku tak punya anak?. Ingat dude aku lebih dulu punya anak dari pada kau". Balas sengit Taeyong.

"Baiklah ayo selesaikan ini semua dan mari pulang aku sudah merindukan Jisung". Ucapnya dengan senyum saat mengingat gelak tawa Jisung.

"Jisung apa Wendy?". Usil Taeyong saat melihat senyum kasmaran Sehun.

"Apa kau tuli aku mengatakan rindu Jisung bukan Wendy". Balasnya dengan sengit saat mendengar apa yang dikatakan sabahatnya.

"Yayayay teruslah mengelak sampai Wendy pergi darimu".

"Itu tak akan karena dia tanggung jawabku".

"Katakan itu sebanyak seribu kali untuk menyangkal perasaanmu dan saat dia pergi dan kau menyesal aku orang pertama yang akan tertawa". Ucap Taeyong dengan mendengus tak suka dengan apa yang dikatakan sahabatnya.

"Ngomong-ngomong tentang kejadian itu ...".

"Jangan habis itu dan aku harap kau menutup mulut akan semua itu".

"Tak ingin mengatakan sebenarnya?".

"Tunggu waktu yang pas maka aku akan cerita".

"Cepat katakan sebelum dia mendengar dari orang lain".

"Secapatnya aku akan mengatakannya".

"Bagus kau harus tegas akan hal itu". Ucapnya dan menepuk pundak sahabatnya.

-------
-------
🌱🌱
-------
-------

Hentakan suara langkah kaki dengan beralaskan sepatu mahal mengema dipenjuru ruangan dengan senyumnya yang tak luntur ia pancarkan agar pertemu dengan orang yang ia cari tak menunjukkan muka masamnya.

Dengan menenteng paperbagh besar dikedua tangannya ia melangkahkan kakinya menuju dimana orang ia cari berada.

"Husttt diam Jae, Jae mau apa bilang mommy jangan seperti ini, Jae makan ya jangan nangis terus nanti sakit". Ucap Yoona dengan mengendong Jaemin yang menangis kencang.

"Gak mau Nana mau dedek Jie mau main dedek Jie". Ucapnya dengan senggukan yang membuat wajah putihnya memerah.

"Jae diam dulu". Rayu Yoona untuk sekian laginya.

Sebenarnya Yoona itu bingung siapa Wendy itu kenapa anaknya bisa selengket itu dengan anak Wendy, sepertinya dia bukan orang jahat dan apakah ia salah mengusir Wendy 2 hari yang lalu?.

"Ada apa?". Suara bas dan mengema itu berhasil membuyarkan lamunan Yoona untuk memastika siapa itu Yoona pun menghadap asal suara itu.

"Sehun kau sudah pulang bukannya masih 2 hari disana?". Tanya Yoona saat melihat sang adik dibelakangnya.

"Pekerjaanku sudah selesai kak dan aku memilih pulang".

"Jaemin kenapa?". Tanyanya dengan heran karena Jaemin yang menangis keras.

Sebenarnya bukan itu yang akan ia tanyakan tapi dimana Jisung berada kenapa tidak ada disini?. Bukannya ini baru jam 3 tak biasanya Jisung tak melihat wanita salju dengan adiknya itu.

accident [wenhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang