sepuluh

137 21 2
                                    

Dirumah besar nan mewah kini Wendy berdiri  dengan mengendong Jisung dan dari arah belakang Sehun membawa barang milik Wendy dan Jisung.

"Masuklah dan beristirahatlah". Ucap Sehun saat mereka sudah dirumah sehun.

"Maafkan saya pak harusnya saya takk..". Ucap Wendy yang terpotong oleh Sehun.

"Tak apa harusnya saya meminta maaf harusnya saya tak menginap maka kejadian ini tak akan terjadi".

"Sudahlah kau bisa menggunakan kamar ini dan saya akan dikamar saya sendiri, saya tau kau tak akan nyaman bila sekamar dengan saya".

"Makasih pak atas kemakluman bapak".

"Emm tak apa saya tau kau terpaksa atas pernikahan ini. Kau tak perlu masuk kerja karena ini sudah terlambat untuk masuk kerja". Ucap Sehun dan beranjak masuk kekamarnya.

Sementara Wendy memilih masuk kekamar yang dimaksud sehun dan manuruh Jisung yang tertidur pulas. Sedangkan Sehun menyelesaiakn dokumen yang harus diselesaikan akibat pernikahan yang mendadak tadi untung saja ia membawa uang dan mobilnya  sehingga ia bisa menjadikannya mahar yang rumayan kepada wendy. Tapi tetap saja itu tak seberapa dari harta yang ia punya. Bukanya pernikhan harus yang mewah coba nanti ia bicarakan dengan Wendy. Yang penting ia bisa mendaftarkan pernikahannya dulu agar jelas nanti.

🌱🌱🌱

Sudah hampir 1 minggu pernikahannya dengan Wendy bahkan Wendy memutuskan untuk bekerja dan membawa Jisung dan soal kakaknya ia mengatakan bahwa menambah 2 minggu lagi dijepang jadi Sehun masih punya waktu untuk berbicara dengan kakaknya nanti.

Soal Wendy ia sudah melarangnya bekerja dan menyuruhnya untuk berhenti tapi namanya juga Wendy dengan keras kepalanya ia menolak dan mengatakan "pernikahan kita hanya sementara pak bisa saja bapak akan menceraikan saya bila bapak sudah menemukan pasangan yang pas dan bagaimana nanti dengan ibu Jaemin bila tau bapak menikah dengan saya apa bapak siap kehilangan Jaemin?".

Sebenarnya Sehun ingin menjelaskan kepada Wendy tentang siapa Jaemin dan mengatakan bahwa ia belum pernah menikah dan mengatakan tentang kakaknya tapi dari sikap Wendy mengatakan bahwa ia menghindarinya dan seolah ingin berpisah dengannya.

Andai saja Wendy tau bahwa pernikahannya sah secara agama dan hukum apakah ia akan bersikap seprti itu ataukah akan lebih parah lagi.

"Hari ini aku akan lembur dengan Taey atau mungkin tak pulang, bila nanti tak ada kendaraan kau bisa meminta pak kim menjemput".

"Aku bisa pulang sendiri pak seperti biasa".

"Jangan membantah Wen kasihan Jisung. Owh iya Nenek Jaemin tadi menghubungiku katanya dia akan mengantar Jaemin kesini kau bisa menyambutkan bukan?".

"Sepertinya bisa pak, emm saya harus melakukan apa ya pak".

"Tak usah melakukan apa-apa ia tak akan lama paling nanti langsung pulang".

"Katakan pada jie saya tak bisa menemaninya bermain akhir-akhir ini".

"Tak apa pak lagian kami bukan siapa-siapa bapak, kita hanya bersatu karena pernikahan terpaksa karena salah sangka ini". Ucap Wendy dengan tersenyum bahkan ia siap-siap saja bila Sehun menceraikan sekarang.

"Kau tanggung jawabku sekarang, aku pergi". Ucapnya sejujurnya dia sangat malas apa bila Wendy mengungkit soal itu dan ia memutuskan untuk pergi saja .

🌱🌱🌱

Tak selang kepergian Sehun kini Wendy juga akan bekerja, setelah mengganti pakaian Jisung ia segera pergi  saat akan pergi ia melihat seorang wanita cantik duduk dengan seorang mengendong Jaemin yang tertidur pulas.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu". Ucap Wendy dengan ramahnya.

"Pagi, kau sepertinya orang baru?. Kemana Sehun?".

"Tuan Sehun sudah berangkat kerja Nyonya".

"Tumben sekali, ah sepertinya aku bisa mempercayaimu dari pada maid lainnya disini untuk menjaga cucuku".

"Nanti katakan pada Sehun aku mengantar Jaemin lebih awal karena ia merengek ingin bertemu Jie jie entah siapa itu jie jie sepertinya ia orang baik".

"Tunggu apakah kau baby sister anak itu, oh god Sehun mengangkat anak tanpa sepengetahuanku akan aku adukan ke Yoona nanti".

"Sudahlah kau jangan menjawab saya saya baru sebal pada Bihun itu, saya pergi dulu". Ucapnya dan meninggalkan rumah itu.

Sementara Wendy merasa Heran dengan penuturan wanita paru baya tadi. Tapi sudahlah Wendy tak mau ambil pusing. Lebih baik ia pergi bekerja untuk masa depan Jisung.

"Bundaa". Panggil Jaemin yang menglilit digendongan maid saat akan membawanya kekamar.

"Eh Jaemin dah bangun". Sapa Wendy pada Jaemin.

"Bunda mau kemana nana ikut".

"Bunda mau kerja".

"Nana ikut". Ucapnya dengan memohon.

"Baiklah ayo ikut bunda". Ucapnya dan turun dari gendongan maid tersebut dan berjalan dengan digandeng Wendy.

Sesampainya disana ia langsung menyelesaikan pekerjaannya dan membiarkan Jaemin dan Jisung bermain toh sudah banyak yang tau kelengketan anak Wendy dan anak bosnya bila dikantor. Akan tetapi banyak yang menaruh curiga kepada Wendy.

🌱🌱🌱

Sementara disebuah ruangan terdapat orang yang gusur karena mengetahui suatu hal.

Bahkan moodnya hari ini sangatlah hancur yang ia lakukan adalah melamunkan apa yang akan terjadi setelahnya apakah dia akan dimaafkan atau malah dia akan ditinggalkan. Entahlah dia tak tau akan itu.

Karena hari mulai malam dia memutuskan untuk pulang dan berendam siapa tau dapat mengurani rasa pening diotaknya yang seakan-akan ingin meledak.

Dan entah mengapa ia malah menuju suatu kamar dan membukanya untung saja kamar itu tak dikunci jadi memudahkannya untuk masuk kekamar itu.

Bukan keindahan interior kamar itu yang memukaunya akan tetapi buntelan dibalik slimut itu yang membuatnya bingung harus bagaimana kedepannya.

"Maafkan aku, maafkan ayah". Ucapnya dengan deraian air mata dan ia sempatkan untuk mencium buntelan itu bahkan ia tak segan-segan untuk mencium kening seorang lebih lama seakan akan ia meresapi apa yang dilalui orang tersebut.

Karena tak ingin menganggu ia pun beranjak pergi dari kamar tersebut dan kembali kekamarnya sendiri.

----

NB: banyak typo bertebaran harap maklum saya juga manusia.

👋👋👋👋

sampai jumpa dipart selanjutnya

28_06
(Wonogiri/Jateng)

21/01/24

accident [wenhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang