delapan

141 19 4
                                    

Sesuai apa yang dikatakan oleh Sehun tadi siang kini ia benar-benar mengerjakan tugasnya sampai malam bahkan temannya Si Taeyong sudah lebih dulu pulang karena sikecil JenJen tiba-tiba panas.

Bila kalian tahu saja saat sore hari ruangan Sehun sedang ada tayangan Live suami takut istri siapa lagi pelakunya kalau bukan Seulgi yang memarahi Taeyong karena anaknya panas tinggi dan langsung saja Sehun menyuruh mereka pulang dari pada telinganya sakit mendengar omelan kedua temannya itu.

Masalah Jaemin tadi ibu dari Siwon menjemputnya karena rindu dan meminta izin padanya agar Jaemin menginap dirumahnya. Sehun sih seneng-senang aja gak denger rengekan keponakan laknatnya itu.

"Akhh menyesal gue mengucapin memilih lembur". Ucapnya dan mengguyur rambutnya jam sudah menunjukkan pukul sepuluh dan pekerjaannya baru selesai.

Tapi entah mengapa tadi siang ia tak bisa berjauhan dengan balita itu dan seakan akan tak tega melihat balita itu menangis.

"Sudahlah aku akan pulang sekarang". Ucapnya dan beranjak pergi dari ruangnya untuk segera pulang.

Setelah menuju besmant berada iya mengendarai mobilnya dengan tenang membelah sunyinya malam. Kalau boleh jujur sebenarnya ia merasakan panas ditubuhnya dan mulai pusing.

Dan ia hanya bisa berdo'a semoga cepat sampai rumah dan tidur nyenyak malam ini tanpa gangguan apapun.

Akan tetapi saat melewati halte ditaman kota ia menyeritkan dahinya saat memlihat orang yang begitu familiar berdiri disana dan menggendong bayi dalam gendongannya.

Langsung saja ia menepikan mobil tersebut untuk memastikan apakah ia mengenali orang tersebut.

"Mau kemana kau?". Tanya Sehun dan menurunkan kaca mobilnya.

"Hee pak Sehun malam pak". Sapanya ramah.

"Jawab pertanyaanku".

"Bukan masalah besar pak hanya akan pergi keklinik".

"Ngapain?".

"Ahh ini pak mau antar Jie tiba-tiba demam tinggi  saya takut dia step makanya saya pergi keklinik pak nunggu bis gak dateng-dateng".

"Kenapa tak bilang masuklah". Ucapnya dengan cemas entah mengapa perasaan cemas kembali melandanya.

"Ehh gak usah pak nanti ngrepotin bapak, saya tunggu bis aja pak". Tolaknya sesopan mungkin ya gimana pun pak Sehunkan tetap atasannya dikantor.

"Bodoh tak akan ada bis dimalam hari. Masuklah sebelum saya seret kamu".

"Ah baiklah pak". Balasnya saat melihat tatapan mematikan bosnya.

Kemudian ia masuk kemobil tersebut dan setelahnya mobilpun melaju keklink terdekat.

"Triamakasih pak atas tumpangannya, bapak boleh pergi".

"Jangan banyak bicara cepat kita ke IDG". Balasnya.

Bahkan Wendy saja tak tau sejak kapan bosnya itu keluar dari mobilnya dan berakhir menarik tanganya untuk keIGD.

Dari muka bosnya dapat Wendy lihat terpancar kecemasan yang sangat jelas bahkan raut kecemasan itu melebih kecemasan Wendy. Karena Wendy tahu balita memang rentan terkena demam tapi entah kenapa kali ini panas sikecil sangat tinggi makanya ia memutuskan membawa sikecil keklinik atau rumah sakit terdekat.

"Jadi bagaimana dok?". Tanya Sehun dengan paniknya karena melihat raut tak nyaman dari balita tersebut.

Sang dokter hanya tersenyum menimpali Sehun mungkin dokter itu beranggapan bahwa mereka pasangan muda dan baru mempunyai satu anak ya itu balita yang dipriksanya.

accident [wenhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang