Pagi haripun sudah menyapa walaupun matahari belum tinggi akan tetapi sudah banyak orang yang beraktivitas.
Seorang pria membuka matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Setelah matanya menyesuaikan cahaya yang ada dia sedikit bingung dengan ruangan yang ada dan setelah ia menyadari tentang apa yang terjadi ia menghela nafasnya.
Seorang balita mungil yang semalam panas kini sedang asik bermain mobil-mobilannya seperti tadi malam tak terjadi sesuatu padahal tadi malam balita mungil itu menangis kencang bahkan tak mau tidur setelah sang bunda memberi obat padanya.
Dan berakhirlah Sehun yang menggendong balita itu sampai ia tertidur lelap, tak memikirkan pusing yang melanda. Sehun yang tak tega melihat balita berumur dua tahun tersebut menangis meraung-raung dan memutuskan menggendongnya.
Bahkan saat Wendy akan mengambil alih gendongan tersebut balita itu kembali menangis kencang dan Akhirnya ialah yang menggendong sampai subuh mendatang setelah memastikan balita itu benar-benar tertidur pulas dan ia memeluk balita itu sampai ia juga ikut tertidur pulas.
"Jie". Panggilnya bertujuan untuk memanggil balita mungil itu.
Karena belum menyadari siapa yang menanggilnya balita itu berlari ketekutan menuju bundanya dan melemparkan mainannya dengan asal.
"Ada apa Jie?".
"Jie atut". Ucapnya dan memeluk kaki bundanya.
Dengan senyum dibibirnya Wendy mematikan kompor dan merundukkan tubuhnya agar menyamai tinggi putranya.
"Kenapa Jie takut?". Tanyanya dengan pelan dan mengusap lembut kepala Jie kecil.
"Adi ada yang anggil Jie. Jie akut". Ucap Jie dengan suara Khas balitanya.
"Emm bunda tahu, yuk kesana lagi dan Jie harus minum obat lagi". Ucapnya dan mengambil 2 mangkuk sup dan 1 piring nasi terpisah untuk dibawa menuju ruangan dimana Jie bermain tadi.
"Ayo Jie lepaskan bunda dulu bunda mau memberikan ini ke Om Sehun". Ucapnya untuk merayu putranya agar melepaskan pelukannya dibelakang kakinya.
"Jie sini". Panggilnya akan tetapi balita itu hanya melihatkan kepalanya dari belakang tubuh ibunya.
"Jie gak mau sama om?". Tanyanya entah mengapa ia ingen berdekatan dengan balita itu.
"Yayah". Panggilnya dan mulai menampakkan dirinya.
"Iya sini sama om". Panggilnya dengan halus.
"Nooo yayah". Kekeh balita itu dengan menggeleng heboh.
"Oke oke sini sama yayah". Ucapnya dan balita itu langsung berlari kencang menubruk tubuh sehun.
"Happ, dapat". Ucapnya dan dibarengi gelak tawa dari balita mungil itu.
"Pak makan dulu lalu minum obat dan Jie juga harus meninum obat". Ucap Wendy dengan menata makanan disana.
"Jie sini sama bunda dulu kasihan om Sehun mau makan". Ucapnya bertujuan agar anaknya mau lepas dari Bosnya.
"Nono yayah". Ucapnya bahkan sekarang ia sudah menyembunyikan kepalanya dicelah leher sehun.
"Maaf pak Jie ngrepotin bapak dan panggil bapak yayah pasti bapak tak nyaman". Pungkas Wendy karena tak enak dengan bosnya.
"Tak apa lagian saya juga menikmatinya dan lagian tak merepotkan saya, anggap saja ucapan terimakasih karena kau telah merawat saya".
"Jie mau makan disuapi yayah?". Tawarnya kepada balita itu dengan senyum diwajahnya dan entah mengapa ia menyebut dirinya ayah pada balita itu bahkan itu jauh lebih menyenangkan dari pada Jaemin yang menyebutnya.
"Jie au". Ucapnya dengan masih menyembunyikan kepalanya dileher Sehun.
"Baiklah jagoan buka mulut yang lebar, ak". Ucapnya dan menyumapi balita itu dengan telatennya.
Kemudian ia juga menyupkan makanannya kedalam mulutnya sendiri. Setelah itu Wendy memberikan obat penurun panas agar diminum Sehun untung saja demamnya sudah turun tinggal pusingnya saja.
Sementara Jisung harus menggunakan drama dahulu dengan menangis kencang tak mau minum obatnya dan berakhir Sehun yang memengang tubuh Jisung dan Wendy yang memasukkan obat dengan paksa, dan bila kalian bertanya dimana anak itu sekarang jawabanya adalah sudah tidur dengan pulas karena obat dan lelah menangis.
"Sebentar pak saya beresi ini dulu".
"Hem". Balasnya dengan tiduran dan disampingnya terdapat Jisung yang tertidur ya mau bagaimana lagi dikost Wendy itu cuma ada 1 kasur wong tadi malam aja Wendy tidur dikarpet bermain jisung.
"WENDY KELUAR KAU". Teriak dari luar bahakan terdengar seperti tak hanya satu orang saja tapi banyak orang yang memanggilnya.
"Suara apa itu?". Tanya Sehun dengan heran karena triakan dari arah luar.
"Biar saya lihat saja pak". Balas Wendy dari arah dapur dan berjalan kearah pintu.
"Nah ini dia orangnya akhirnya keluar juga lu". Ucap salah satu warga saat melihat Wendy keluar kontrakannya.
"Ada apa ya pak bu".
"Kemana laki-laki semalam yang kau bawa masuk kekontrakanmu".
"Pasti mereka melakukan sesuatu pak rt".
"Lihat mobilnya masih disana, langsung usir saja pak jangan biarkan kampung kita kena aib". Ucap kompor salah satu itu itu.
"Betul pak". Riwuh warga lainnya.
"Ada apa ini?". Tanya Sehun yang keluar dari rumah setelah memastikan bahwa Jisung aman baru ia menyusul Wendy karena semakin mendengar keributan.
"Keluar juga pak lakinya". Ucap ibu ibu dari arah belakang dan mengundang keriwuhan kembali.
"Harap tenang". Ucap Pak Rt untuk menenangkan.
"Jadi gini pak saya mendapat laporan dari warga karena salah satu warga melakukan perbuatan keji yang tak seharusnya terjadi".
"Apa". Triak Sehun karena kagetnya.
"Maksudnya apa ya pak?". Ucapnya dengan bingung karena ucapan warga tersebut.
"Kalian kumpul kebokan?". Tuduh seorang ibu-ibu.
"Sepertinya salah faham disini mohon maaf semua saya hanya menumpang dirumah Wendy karena tadi malam saya sakit".
"Halah jangan percaya pak Rt bisa saja kejadian dulu terluang".
"Baiklah saya akan menuruti kata kalian tapi jangan membuat keributan". Ucap Sehun karena ia sudah tak mau mendengat keributan yang semakin membuatnya pusing dan ia juga tak mau membuat Jisung terganggu dengan suara keributan diluar.
"Tapi pak bukanya kita harus menjelaskan". Ucap Wendy karena tak setuju dengan usulan sang bos.
"Kali ini saja kau menurutlah padaku". Jawab Sehun.
"Baiklah sesuai kedangan peraturan yang ada maka kalian harus dinikahkan karena ketahuan tinggal tanpa ada ikata apapun".
"Apaaa".
----------
Nb:banyak typo bertebaran
👋👋👋 semua semoga suka ya sama ceritanya
(Jateng/wonogiri)
08/01/24
KAMU SEDANG MEMBACA
accident [wenhun]
Romance"Tak usah seperhatian itu pak anda bukan siapa-siapa kami jadi biarkan kami pergi". Menceritakan seorang gadis yang menjadi korban bibinya dan nasnya karena seorang pria yang salah memasuki kamar dan semua itu merubah hidupnya. Penasaran simak cerit...