✎ Chapter (08)

18 1 0
                                    

"I'll try my best, for you, for us".

Sebuah pesan masuk yang di kirim Acel sontak membuat nya kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah pesan masuk yang di kirim Acel sontak membuat nya kaget. Dirinya juga ikut terheran bagaimana bisa Gavin bersama dengan wanita itu.

Apakah Gavin benar-benar lupa akan dirinya? Biasanya jika Naura menelepon saja Gavin tak pernah absen untuk mengangkat.

Sekalipun lelaki itu tertidur, ketika bangun dia akan langsung kembali menghubungi gadis itu untuk memberi tahu tentang apa yang terjadi dan meminta maaf padanya.

Namun kini, Jelas-jelas tadi Naura melayangkan beberapa kali panggilan namun tak ada gubrisan. Pesan singkat yang ia kirim pun tak lelaki itu baca sama sekali.

Tadinya Naura berniat untuk kembali ke rumah Gavin. Namun melihat hal ini, dirinya kini memutuskan untuk akan kembali ke rumah guna membawa beberapa helai pakaian juga keperluan nya yang lain. Mungkin untuk malam ini dan seterusnya hotel akan menjadi tempat pengaduan yang nyaman bagi gadis itu.

✰✰✰✰✰

Naura membuka pintu rumah nya dengan begitu hati-hati dan perlahan. Langkah demi langkah ia lewati tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Terlihat rumah yang telah kosong. Padahal jam baru menunjukkan pukul 7 malam. Biasanya keluarga bahagia itu tengah menyantap hidangan malam. Namun kali ini meja terlihat kosong. Begitu pun dengan ruangan lainnya, membuat Naura dengan mudah bisa masuk ke rumah itu tanpa ada yang mengetahui.

Buru-buru Naura memasuki kamarnya yang terletak di lantai dua, dengan segera gadis itu menyiapkan koper lalu mulai memasukan beberapa helai pakaian juga barang-barang yang mungkin akan di butuhkan olehnya.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya, sontak saja membuat gadis itu melonjak terkaget.

"Aduh Alhamdullilah Neng Naura pulang" ternyata itu adalah Mba Mina. ART di rumahnya itu tadi sempat mengintip dirinya ketika memasuki rumah dengan hati-hati.

"Neng Naura dari kemarin kemana aja?" dengan begitu khawatir Mba Mina mencoba mendekati Naura. Mengusap pundak gadis itu pelan.

"Sekarang mau kemana lagi Neng?" Tanya nya lagi.
Naura masih terdiam, tidak mampu menjawab satu pertanyaan pun yang Mba Mina lontarkan.

"Ibu dari kemaren nangis-nangis terus semenjak neng Naura pergi". Sontak saja pernyataan itu membuat Naura sedikit kaget.

"Beneran Mba?" Tanya nya meyakinkan.

Mba Mina menganggukan kepalanya pelan, Lalu Mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

"Ibu sayang sama Neng Naura" jelasnya.

Seketika itu juga air matanya tak bisa di bendung lagi, Naura menangis. Dengan tangan nya yang langsung terasa bergetar, badan nya seketika menjadi dingin dan gemetar.

BEFORE I DIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang