✎ Chapter (14)

16 1 0
                                    

Gadis itu mengjinjit kan kaki nya tinggi, berusaha melihat sosok tetangga di balik tembok rumahnya yang sedang sibuk mengeluarkan motor besar nya dari garasi.

Dengan tergapai-gapai ia mencoba menginjak satu kursi kecil milik ibunya yang sering di gunakan duduk saat mengurus tanaman.

Namun sialnya, tanpa ia sadari kursi itu telah rapuh hingga mengakibatkan nya patah saat itu juga.

"PRAK" satu suara berhasil membuat perhatian lelaki bernama Jaden itu teralihkan. Dengan cepat ia melirik ke arah dimana suara itu berasal.

Acell yang ketakutan langsung menutup mulutnya pelan, berusaha untuk diam agar dirinya tak ketahuan.

Merasa aman, kembali ia berdiri lalu mengintip ke arah rumah di seberang sana.

Melihat ke arah Jaden yang ternyata sudah siap memajukan motor besar nya ke arah depan.

Dengan terburu-buru gadis itu ikut berlari ke arah gerbang rumah nya, namun naas nya kenyataan memang kadang tak sesuai dengan harapan.

Tepat ketika gadis itu telah sampai di depan rumah nya, saat itu juga ia melihat punggung lelaki itu mulai menjauh dari pandangan nya.

Tadinya ia berharap bisa bertemu dengan Jaden pagi ini, berharap agar mereka bisa kembali berangkat bersama, namun nyatanya memang dunia kadang tak selalu berpihak padanya.

Gadis itu kini mengeluarkan ponsel dari saku rok sekolah nya, berniat untuk memesan ojek online saja, namun ia urungkan tatakala sebuah panggilan masuk, nama Naura Ayu❤️‍🩹 tertera di layar ponsel nya, dengan cekatan ia langsung menekan icon hijau guna mengangkatnya.

"Acel udah berangkat belum?" Tanya Naura di seberang sana.

"Belum." jawab gadis itu lesu.

"Kenapa lesmes amat? Belum sarapan?".

"Udah, kenapa Nau?".

"Gue berangkat di jemput Gavin, mau nebeng gak? Kalo mau gue jemput?" Tawar Naura.

"Boleh" jawabnya singkat, lalu tanpa sempat mengucapkan apapun lagi panggilan kini terputus secara sepihak.

Acel berjalan ke arah ayunan yang ada di taman depan rumah nya, duduk di sana menunggu kedatangan Naura yang berjanji akan menjemputnya.

Sepuluh menit berlalu akhirnya Mobil itu tiba, dengan cepat Acell berlari lalu masuk ke dalam sana.

"Bilangin Ke si Kak Jaden, kalo mau berangkat bisa kali ajakin Acell barengan, kasian biar ga ngojek mulu dia, lagian rumah pinggiran juga, gak bakal ngerepotin kan" ujar Naura pada Gavin, sesaat setelah Acell masuk ke dalam mobil itu.

Acell langsung menatap tajam Naura dari arah belakang, namun percuma saja karna gadis itu tak akan melihat ekspresi wajah nya itu.

"Pacarnya ntar ngamuk" balas Gavin cepat. Lelaki itu kini sedang sibuk memarkirkan mobil Miliknya.

"MAKSUD?" Tanya Naura kaget.

Gavin menatap heran ke arah gadisnya "kenapa km kaget gitu, naksir sama si Jaden?" Tanya Gavin sinis.
Otomatis saja membuat lelaki itu kini mendapatkan sebuah tinjuan keras di bahunya.

"iya gue suka, kenapa? Cemburu?".
Bukannya menyangkal pertanyaan sang kekasih, gadis itu malah membuat keadaan semakin panas dengan jawabannya.

"Nih liat Cell, temen lo kagak ada bersyukur nya emang, udah di kasih pujaan hati jiplakan Jeffry Nichol juga masih aja tergoda pacar orang".

Ujar Gavin pada Acell, tak sadar akan gadis di belakang yang sudah membungkam sejak mendengar penuturan yang di katakan nya.

BEFORE I DIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang