✎ Chapter (12)

21 2 4
                                    

Naura tertegun ketika mendapati sebuah pesan masuk dari sang kekasih, dengan terburu-buru gadis itu berlari ke bawah dengan mukena yang masih di pakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura tertegun ketika mendapati sebuah pesan masuk dari sang kekasih, dengan terburu-buru gadis itu berlari ke bawah dengan mukena yang masih di pakainya. Terlihat Gavin yang sudah siap dengan seragam sekolah nya, senyum merekah terlihat di wajah lelaki itu.

"Cailah motor baru nih" goda Naura, melihat Gavin yang berdiri dengan menyender pada sebuah motor Vespa Matic berwarna merah.

"Tadinya mau beli yang colab sama Justin bieber cuma pacar saya sukanya merah" Balas Gavin.

Membuat Naura yang mendengar nya langsung tertawa.

"ketawa nya ngajak berumah tangga, mana pake mukena lagi, udah cocok banget jadi istri idaman" goda Gavin lagi.

"Apaan sih Vin" Naura menepuk pundak lelaki itu pelan.

"Gue belum siap-siap loh, belum mandi, belum make up" ujar Naura.

"Sekarang kita cari sarapan dulu aja, masih jam lima juga" balas Gavin.

Naura mengangguk setuju, lalu setelahnya gadis itu berniat untuk kembali ke kamar nya guna melepas kan mukena yang masih melekat padanya, namun tangan nya di cegah oleh Gavin.

"Mau nyimpen mukena dulu".

"Bawa aja" jawab Gavin enteng.

"Seriusan?" tanya Naura meyakinkan.

Gavin menganggukan kepalanya yakin.

Setelah sekian lama, akhirnya Naura kembali bisa menghirup udara pagi dengan segar dan begitu tenang, motor merah itu kini mulai melaju pelan, meninggalkan halaman rumah mewah milik keluarga Brawijaya itu. Sepanjang jalan Gavin terus saja mengajak gadis itu berbicara, Naura yang sebenarnya tak terlalu jelas mendengar hanya menjawab dengan iya iya saja.

Hingga mereka pun tiba di sebuah warung yang menjual bubur ayam, Gavin mulai memarkirkan motornya, sedangkan Naura, gadis itu memilih untuk berjalan duluan.

"Mang, bubur ayam dua ya, yang satu bumbu nya doang" ucap Gavin, Naura yang sedikit kebingungan langsung mengerinyat kan dahi nya heran.

Begitupun dengan orang-orang di sana yang mendengar ucapan Gavin barusan.

"Gimana A? Yang satu bumbunya doang?" Penjual itu kembali meyakinkan, takut-takut jika dirinya yang mengalami salah pendengaran.

"Iya bumbu nya doang, soalnya kalo bubur nya saya udah bawa dari rumah" balas lelaki itu, lalu dia mengangkat satu kresek putih berisi tuplerware yang benar saja memang berisi bubur.

Naura yang baru menyadari hal itu hanya bisa menggelengkan kepalanya takjub. Gadis itu bertepuk tangan, harus di akui jika humor kekasih nya ini memang di luar nalar.

"Gini emang tanda-tanda umat akhir zaman" ujar Naura. Gavin membalas dengan mengangkat satu alis kanan nya naik, seakan dirinya merasa bangga atas hal yang telah ia lakukan.

BEFORE I DIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang