Hari ini Naura di minta ibu nya pergi ke super market untuk membeli perlengkapan makanan yang sudah mulai menipis di rumah, biasanya ini adalah pekerjaan yang akan di lakukan Mba Mina, namun entah mengapa kali ini sang ibu malah menyuruh diri nya dengan alasan setiap perempuan akan menjadi ibu rumah tangga nanti nya alhasil mengetahui segala tentang dapur dan juga seisi nya itu meruapakan sebuah kewajiban.
Tadinya sang ibu menyuruh nya pergi bersama-sama dengan Nara, namun adik nya itu beralasan mendapatkan tugas untuk membeli buku dari sekolah nya, alhasil kini tinggalah Naura seorang diri, mendorong trolli besar dengan muatan yang kini sudah mulai nampak penuh.
Tangan nya menggenggam satu kertas dengan mata yang ia Picingkan dengan begitu kuat, seakan mencoba meyakinkan barang-barang apa saja yang sudah ia beli, satu tangan nya lagi memegang sebuah pulpen berwarna merah muda, mencoba menceklis beberapa makanan yang telah berada dalam keranjang belanjaan nya.
Ia menghela nafas lega tatakala menyadari bahwa semua sudah selesai, kini tinggal membeli alat perlengkapan mandi, Naura mulai mendorong lagi trolli nya yang kini terasa begitu berat, namun seorang lelaki tinggi menginjak kuat roda trolli yang sedang ia dorong seakan menghalangi nya untuk kembali berjalan.
Dengan cepat Naura melirik ke arah lelaki itu, berniat hendak menegur nya, namun ia urungkan tatakala melihat dengan jelas siapakah lelaki yang telah menghalangi nya itu.
"Kevin?" Dengan terbelalak kaget gadis itu kembali menyebut nama lelaki itu, tangan nya terlihat mulai gemetar, seseorang bernama Kevin itu menatap tajam ke arah Naura dengan senyum yang terlihat di paksakan.
"Apa kabar manis".
Lelaki itu mencoba mengelus pelan pipi putih Naura, namun dengan sigap Naura menghindar, lalu dengan terburu-buru gadis itu membalikan badan nya dengan cepat, mencoba mencari jalan lain untuk pergi.
Namun telat, Kevin kini telah dengan sempurna menggenggam tangan gadis itu dengan kuat, seakan menahan dan melarang gadis itu untuk pergi kemana-mana.
"Mau kemana si sayang, kok buru-buru" ucapnya dengan nada lembut.
Naura mencoba melepaskan pegangan itu, namun percuma saja, tenaga lelaki itu jauh lebih kuat di bandingkan dirinya yang mungil.
"Lepasin" hanya satu kata itu yang kini bisa ia ucap kan, gadis itu masih mencoba untuk tetap tenang.
"Gak mau dan gak akan pernah gue lepasin lagi" dengan setiap penekanan dalam katanya, lelaki itu kini mulai merangkul tubuh Naura, dengan sigap Naura kembali menghindar, gadis itu kini mulai bersiap untuk lari dan kabur, namun seakan mengerti dengan apa yang akan Naura lakukan, lelaki bernama Kevin itu dengan cepat membekam mulut Naura dengan kain.
Naura meronta-ronta meminta pertolongan, namun percuma saja, kini pengunjung di sana terlihat sepi, satu buliran air mata mulai turun membasahi pipi nya, dengan sisa tenaga yang ada Naura terus mencoba meronta, berharap seseorang lewat dan akan menyelamatkan dirinya, namun percuma saja tangan itu terlalu kuat membekam mulut nya hingga membuat Naura merasa pasokan oksigen yang begitu tipis membuat dirinya mulai kehilangan kesadaran.
"Bugh" tiba-tiba seorang lelaki datang entah dari mana, dengan begitu keras ia menonjok pipi Kevin tanpa ampun, Kevin yang tak merasa siap dengan serangan yang ada akhirnya terjatuh saat itu juga.
Naura yang mulai merasa lemas dengan sigap langsung menjauhkan dirinya dari tubuh Kevin, sekali lagi ia melihat lelaki itu kembali meninju wajah Kevin tanpa ampun, Kevin tak tinggal diam, dengan cepat ia kembali berdiri lalu mencoba membalas tinjauan itu, namun sayang nya meleset, lelaki itu lalu kembali melayangkan sebuah tinjauan hingga akhirnya terjadilah perkelahian yang cukup sengit antara keduanya, hingga mengundang beberapa petugas datang dan mulai melerai kedua lelaki tersebut. Kevin terduduk memegangi darah yang kini terus mengalir dari hidung dan ujung bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE I DIE
ChickLitKetika kamu merasakan sakit, terkadang yang kamu fikirkan adalah bagaimana caranya menghindar ataupun pergi, bahkan terkadang rasanya kamu hampir ingin mati, tapi sesungguhnya yang kamu butuhkan adalah sebuah ketenangan, maka pergilah ke suatu tempa...