"Mari kita menikah," ulang Ziang Wu.
Su Li menghambur memeluk Ziang Wu. Lengan kurus itu melingkar sempurna mendekap tubuh jangkung pemuda yang mematung akibat tindakan tiba-tiba Su Li tersebut.
"Terima kasih," gumamnya penuh dengan kesungguhan. Mendapatkan seseorang yang bersedia membantunya membuat Su Li sedikit merasa sentimental. Tubuh kurus itu bergetar lembut, Ziang Wu memberanikan diri membalas dekapan lembut yang ia terima. Membiarkan kemeja navy yang ia kenakan basah oleh sekresi air mata yang Su Li keluarkan.
"Bagaimana perasaanmu?"
Su Li menerima cokelat hangat yang Ziang Wu sodorkan. Rona merah yang menghiasi pipi putihnya itu seolah tidak mau menghilang. Baru kali ini bisa menangis begitu lepas, bahkan saat pemakaman sang Ibunda ia tidak menangis sekeras ini. Beberapa kejadian yang terjadi selama beberapa tahun belakangan memang menguras seluruh emosinya. Keadaan menuntutnya untuk tetap tegar dan terlihat baik-baik saja.
"Menangis itu suatu hal yang manusiawi. Kau tidak perlu menyembunyikannya. Walau ku akui, aku sedikit iri padamu."
Ucapan Ziang Wu berhasil membuat gadis itu menatapnya. Ziang Wu adalah orang pertama yang mengatakan hal itu kepadanya. Selama ini semua orang memintanya untuk menjadi kuat tanpa mengingat bahwa Su Li hanyalah manusia biasa yang bisa merasakan terluka dan butuh tempat untuk bersandar.
Bagaimana ujung hidung yang terlihat kemerahan dengan mata yang sedikit sembab itu menatapnya membuat Ziang Wu salah tingkah. Refleks ia membuang muka ke arah jendela besar yang menampilkan puluhan bangunan yang bermandikan cahaya lampu.
"Apa yang membuatmu iri?" Su Li memandangi punggung pemuda yang berdiri membelakanginya.
"Kau adalah wanita yang kuat. Jika aku mengalami ini semua, mungkin aku sudah menggila."
Ziang Wu sungguh-sungguh mengatakannya. Bagaimana Su Li bisa terlihat baik-baik saja selama ini membuatnya takjub. "Ternyata kau memiliki banyak hal yang kau simpan untuk dirimu sendiri."
Su Li tersenyum getir memandangi riak cokelat panas di gelasnya. "Kau akan menjadi sepertiku jika kehilangan orang-orang yang kau percayai dan kau andalkan." Satu sesapan pada gelasnya membuat kerongkongannya dialiri sensasi hangat yang entah bagaimana merambat sampai ke dalam hatinya.
Ziang Wu berbalik dan menatap Su Li. "Kau bisa mempercayaiku mulai saat ini," ucapnya dengan bersungguh-sungguh. Su Li mengangkat kepalanya membuat manik keduanya bertemu. Sebuah tarikan halus membentuk busur senyumnya tercipta. Ia bisa melihat kesungguhan yang dipancarkan oleh pemuda di depannya. "Terima kasih," ucapnya tulus.
***
"Jadi pertemuan hari ini dibatalkan?"
Xiao Lu mengangguk. Ia kemudian menyerahkan sebuah tablet kepada Su Li. "Mereka meminta kita untuk mengatur ulang jadwal pertemuan."
Perkataan Xiao Lu membuatnya tiba-tiba menjadi pening. Dalam sebulan ini jadwal meeting sudah sangat padat. Salah satu tipikal klien yang sangat ia hindari ialah yang memiliki penyakit suka membatalkan pertemuan di hari yang sama dengan jadwal yang akan diadakan.
"Hanya karena anak anjingnya harus bertemu dengan dokter?" ucapnya lagi tidak percaya. Sudah cukup ia dibuat pening dengan pembatalan sepihak, alasan konyol itu sukses membuat amarahnya sampai ke ubun-ubun . "Jadi tender jutaan yuan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan kontrol rutin anjing sialan itu?" Xiao Lu hanya terdiam tak berani menatap ataupun membalas ucapan Su Li. Tatapan nanar penuh kekesalan itu membuatnya mati kutu. Seluruh orang di ruangan itupun tidak berani bersuara. Su Li sama sekali tidak menyangka jika akan menemukan masa dimana ia harus benar-benar bersabar menghadapi para investor yang merepotkan seperti ini. Sukses membuat wajah Su Li memerah karena kesal. Jika saja perusahaan tidak menuntutnya untuk dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut, ia akan membatalkan keikutsertaan Liang Tech dalam pertemuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGERING GRUDGE (END)
Mystery / Thriller[MISTERY-ADULT ROMANCE] Su Li menerima sebuah paket misterius yang ternyata berisi informasi jika ibunya meninggal karena dibunuh. Su Li memutuskan resign dan kembali ke Tiongkok untuk mengungkap misteri itu. Sesampainya di sana, Su Li malah dipaksa...