CHAPTER TWENTY

34 14 7
                                    

“Nona Lin, apa yang kau lakukan?”

Su Li yang baru keluar dari kamar mandi kaget kala melihat keberadaan sekretarisnya tersebut di dalam kamar. Padahal ia tidak pernah memberikan kunci kamarnya. Karena sudah ketahuan akan melakukan sesuatu akhirnya Nona Lin berbalik menghadap Su Li. Maniknya tidak berani menatap Su Li yang sedang menatapnya garang saat ini.

“Nona Lin, sekali lagi saya bertanya. Apa yang kau lakukan di sini?” Ia dapat melihat dengan jelas bagaimana bulir keringat yang terpampang nyata dengan manik yang tidak fokus itu. Namun Su Li tidak peduli, ia sama sekali tidak menyukai orang yang menyentuh ranah privasinya.

“Maaf, Nyonya. Saya hanya ingin meletakkan ini.” Wanita itu mengeluarkan sebuah kotak dari belakang tubuhnya dengan takut-takut. “Tuan Ziang menitipkannya untuk anda.”

Alis Su Li terangkat naik kemudian menerima kotak yang ternyata berisi cokelat itu dengan bingung. “Maksudmu Ziang Wu?” tanyanya tidak percaya tetapi membuat Nona Lin mengangguk mantap. Ada masalah apa dengan suaminya sampai meminta Nona Lin menyusup ke dalam kamarnya.

“Saya diberikan perintah jangan sampai ketahuan.”

Su Li yang masih meragukan ucapan Nona Lin mengambil ponselnya. “Tunggu disitu. Jangan bergerak kemanapun,” ujarnya mengultimatum sebelum menghubungi nomor ponsel Ziang Wu.

“Apakah benar kau minta Nona Lin meletakkan ini di kamarku?” serang Su Li ketika layar ponselnya menampilkan wajah Ziang Wu. Pemuda di seberang tersedak kemudian bergegas bangkit dari tempat duduknya.

“Bisakah kau berpakaian yang benar terlebih dahulu?” ucapnya ketika sudah berhasil menyelinap ke tangga darurat. Pasalnya tadi ia sedang bersama anggota timnya. Huo Yan berulah dengan menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan video dari Su Li. 

“Apa yang salah dari pakaianku? Jangan mengalihkan topik pembicaraan.” Ziang Wu tidak masalah jika hanya dirinya yang melihat bagaimana tubuh ramping Istrinya yang terbungkus oleh terusan satin tipis dengan satu tali itu tetapi tadi anggota timnya sempat melihat. Ia tidak rela.

Fokus pemuda Ziang itu kemudian ke arah kotak yang tadi diperlihatkan Su Li. “Iya. Tadi Nona Lin mengatakan kalau kau baru saja bertemu pengasuhmu dan kau terlihat sangat sedih. Jadi aku harap cokelat itu bisa sedikit menghiburmu. Serta sebagai permintaan maaf karena mengabaikan pesanmu. Aku tidak tahu jika kau mengirimkan pesan.”

Su Li merasakan sebuah sengatan halus di hatinya tetapi sebentar, sepertinya ia baru saja mendengar pengakuan lain dari Ziang Wu. “Kau memata-mataiku?”

Merasa tertangkap basah, Ziang Wu pura-pura sedang dipanggil oleh anggota timnya. “Pokoknya aku tidak bermaksud jahat. Selamat malam, Su Li,” ucapnya kemudian buru-buru menutup panggilan video tersebut.

Nona Lin yang menunduk diam-diam menelan ludahnya. Ia yakin bahwa Su Li akan mengamuk sebentar lagi. Ia tahu bahwa tindakannya salah, tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan permintaan Ziang Wu begitu saja. Karena biar bagaimanapun Ziang Wu adalah suami atasannya.

“Kau boleh kembali ke kamarmu.”

Ucapan Su Li membuatnya mengangkat kepala. Tidak ada gurat kemarahan seperti tadi. Walaupun Su Li menatapnya dengan tatapan yang tidak terartikan, Nona Lin tahu bahwa Su Li tidak sekesal tadi dengannya.

“Baik, Nyonya. Selamat beristirahat,” ucapnya sebelum melangkan kaki lebar-lebar kembali ke kamarnya.

Su Li membuka kotak cokelat itu dan mengambil sepotong. “Makanan manis memang tidak pernah mengkhianatiku,” ucapnya senang.

***

Agenda pertama yang ingin Su Li lakukan sejak kali pertama kakinya kembali menapak Beijing adalah mendatangi kantor sang Ayah. Beragam pertanyaan sudah memenuhi kepalanya sejak pertemuannya dengan Bibi Lim. Walaupun Nona Lin sudah mengatakan bahwa ia bisa istirahat tanpa harus melapor kepada Su Liang, Su Li tidak mengacuhkannya sama sekali.

LINGERING GRUDGE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang