“Jelaskan alasannya pada Ayah sekarang juga.”
Su Li mengembuskan napasnya berat. Jika Ayahnya sudah berbicara serius seperti itu, akan sangat sulit untuk mengelak. Wanita itu kemudian beranjak dan mendatangi sang Ayah.
“Sejak malam penobatan itu, aku tinggal di apartemen lamaku.”
Su Liang bergeming, memberikan waktu untuk Su Li menjelaskan. Melihat respon sang Ayah, Su Li berani untuk melanjutkan. “Karena banyak yang aku kerjakan, bolak-balik ke rumah itu memakan waktu, Ayah. Jadi aku meminta ijin dengan Ziang Wu untuk tidak pulang sementara waktu.”
“Ayah, aku harus menyusun agenda untuk mengadakan rapat umum pemegang saham.” Su Li mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Mengenai hubungannya dan Ziang Wu itu bisa dipikirkan belakangan. Masalah pergantian jajaran direksi menjadi fokus utamanya saat ini. “Bisakah Ayah memberikanku nasihat? Siapa yang harus aku pertahankan dan siapa yang harus aku singkirkan.”
Tatapan Su Liang perlahan melembut. “Kau sudah melihat laporan kinerja mereka?”
Su Li mengangguk dan tersenyum lebar saat sang Ayah berhenti membahas tentangnya dan Ziang Wu. Selain itu, ia merasa kesulitan menentukan jika dilihat dari laporan kinerja yang nyaris sempurna tersebut. Su Liang tersenyum saat melihat bagaimana Su Li sedang berpikir keras.
“Sesuatu yang terlalu sempurna juga tidak baik, Su Li. Terkadang kita harus menurunkan standar agar bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Hidup itu harus kondisional.”
Mendengar penuturan sang Ayah, Su Li mendapat pencerahan. Ia kemudian kembali beranjak ke meja kerjanya. membuka laporan yang tadi sempat ia tutup. Manik kecokelatan itu kemudian membacanya secara seksama satu per satu. Senyum miringnya tersungging. Benar kata sang Ayah, terkadang sesuatu yang sempurna itu tidak selalu memiliki arti baik. Bisa saja kesempurnaan yang terlihat adalah upaya untuk menutupi kesalahan.
Su Li kemudian menghubungi Nona Lin melalui interkom, “Nona Lin, atur jadwal dalam minggu ini untuk rapat umum pemegang saham.” Setelah mendengar bahwa sekretarisnya itu menyanggupi perintah yang ia instruksikan, Su Li menutup panggilan tersebut.
“Jadi, kau berencana untuk mengganti jajaran Direksi? Mengapa?”
“Ayah sudah menyerahkan sepenuhnya padaku. Visi dan Misi kita berbeda. Jadi aku ingin mereformasi sesuai dengan visi dan misi yang aku miliki.”
Dapat terlihat bagaimana tatapan bangga Su Liang saat menatap putri semata wayangnya yang sudah terlihat lebih dewasa dan bisa memecahkan masalahnya sendiri. Walau rasa sesak lebih mendominasi akibat ia telah kehilangan kesempatan melihat perkembangan dari sang Putri. Baginya Su Li adalah gambaran sempurna dari sebuah kemandirian.
***
“Nona Lin. Bagaimana caranya aku bisa meyakinkan para pemegang saham agar bisa memihakku?”
Su Li terlihat frustasi. Pasalnya, persetujuan pemegang saham itu sangat ia perlukan jika ingin mereformasi jajaran direksi. Setidaknya Su Li harus bisa membuat lima puluh persen para pemegang saham bisa hadir agar rapat umum pemegang saham tersebut dapat terlaksana. Selain itu, ia juga harus bisa meyakinkan mereka untuk menyetujui rencananya.
Nona Lin mengakui bahwa jalan yang ditempuh oleh Su Li sedikit sulit. Selain itu, juga akan memakan banyak waktu. “Anda perlu menyusun rencana bagaimana bisa meyakinkan mereka sekaligus, Nyonya.”
Mendengar ucapan sang Sekretaris, membuat semangat Su Li kembali turun. “Sepertinya aku harus mendinginkan kepalaku,” ucapnya kemudian mengajak Nona Lin untuk keluar.
“Apakah anda tidak apa-apa?” tanya Nona Lin saat melihat Su Li yang mengernyitkan dahinya saat mereka sedang berada di lift. Beberapa hari ini ia memperhatikan bahwa atasannya tersebut tidak seperti biasanya. Cenderung lebih diam dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGERING GRUDGE (END)
Mystery / Thriller[MISTERY-ADULT ROMANCE] Su Li menerima sebuah paket misterius yang ternyata berisi informasi jika ibunya meninggal karena dibunuh. Su Li memutuskan resign dan kembali ke Tiongkok untuk mengungkap misteri itu. Sesampainya di sana, Su Li malah dipaksa...