"Liburan itu artinya kita akan menikmati perjalanan kita. Jadi sebaiknya kita memilih kereta api," ucap Su Li sambil meratakan masker wajahnya. Sejak dua hari yang lalu, pasangan itu berdebat mengenai moda transportasi apa yang akan mereka gunakan ketika berangkat ke Yunnan."Kita akan kehabisan waktu di jalan, Nyonya." Sang Suami yang sedang membaca buku di atas kasur itu pun tidak mau mengalah. Menurutnya waktu sebanyak itu seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lain.
"Bagaimana jika waktu cutimu diperpanjang menjadi seminggu?"
Ziang Wu menutup buku yang ia pegang. "Empat hari itu batas toleransi dari timku. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku terlalu lama. Bukankah anda yang meminta kami untuk lekas menyelesaikan program terbaru itu, Nyonya CEO? Kecuali anda memundurkan waktu perilisan hingga tahun depan, saya rasa bisa mengajukan cuti hingga dua minggu."
Su Li yang sudah berhasil merapikan sheet masknya berjalan menuju kasur. Ia kemudian merebahkan diri dan menjadikan paha sang Suami menjadi bantal. "Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas pekerjaan di rumah?" tanyanya yang berhasil membuat Ziang Wu bungkam.
Sejak malam terakhir mereka tidur bersama, pasangan suami istri itu memutuskan untuk menempati satu kamar. Mereka sepakat untuk mengubah kontrak awal menjadi perjanjian pranikah dengan menambahkan beberapa poin tambahan termasuk untuk tidak membahas ataupun membawa pekerjaan ke rumah kecuali dalam keadaan terdesak.
"Oke, aku salah, tetapi apakah kamu yakin bisa menghabiskan waktu hingga 13 jam di kereta?" Ziang Wu merasakan pahanya bergerak ketika Su Li mengangguk.
"Bukankah sudah kukatakan kalau aku ingin menikmati perjalanan ini sebagai liburan?"
"Bagaimana dengan perusahaan?"
"Aku yakin, ayah akan dengan senang hati menggantikanku di perusahaan sementara putri kesayangannya ini liburan."
Ziang Wu terkekeh gemas. Apa yang dikatakan oleh Su Li tidaklah salah. Walau keduanya sering berdebat, tetapi semua orang tahu betapa Su Liang menyayangi Su Li. Sifat keras kepala mereka yang mirip itulah penyebab utama terjadinya gesekan.
"Baiklah, tetapi kita hanya akan memesan tiket kereta untuk satu kali jalan. Ketika pulang, kita harus menggunakan pesawat," ucap Ziang Wu masih menawarkan opsi yang bisa menguntungkan dua belah pihak. Su Li kemudian mengangguk setuju, tidak buruk juga pikirnya.
"Ceritakan tentang Yunnan," ucap Su Li. Ziang Wu terlihat berpikir sejenak sambil mengingat bagaimana keadaan kampung halamannya tersebut.
"Aku tidak yakin apakah tempat itu masih sama atau sudah berubah. Tetapi aku akan mencoba menceritakan apa saja yang aku ingat."
Su Li mengangguk sambil memperhatikan wajah Ziang Wu. 'Dasar, bagaimana bisa walaupun dilihat dari bawah kau masih tetap terlihat tampan?'
"Su Li, kau mendengarku?"
Ziang Wu hanya mendesah pasrah saat Su Li hanya terkekeh menanggapi ucapannya.
"Tadi ada sesuatu yang mengalihkan fokusku. Sekarang kau bisa mulai bercerita." Su Li menatap Ziang Wu lekat. Membuat pemuda itu tersenyum kecil. Manik Su Li yang membulat itu terlihat lucu karena sheet mask yang istrinya itu gunakan.
"Desa tempat aku dilahirkan bernama Niujie. Sebuah desa yang sekarang sudah menjadi desa wisata. Aku masih ingat, ayah suka mengajakku menjelajah karena desa kami dikelilingi oleh perbukitan karst. Pada musim semi, kau bisa melihat padang bunga canola yang seperti tidak memiliki ujung. Kaki-kaki bukit karst seakan tertutupi oleh permadani berwarna kuning. Disaat musim panas, padang canola itu menjadi surga bagi anak-anak yang mencari kumbang badak."
KAMU SEDANG MEMBACA
LINGERING GRUDGE (END)
Misteri / Thriller[MISTERY-ADULT ROMANCE] Su Li menerima sebuah paket misterius yang ternyata berisi informasi jika ibunya meninggal karena dibunuh. Su Li memutuskan resign dan kembali ke Tiongkok untuk mengungkap misteri itu. Sesampainya di sana, Su Li malah dipaksa...