Part 12

14K 582 26
                                    

***

Daven melangkah mendekati Belinda dan juga kedua putrinya, karena saking senangnya, Belinda dan kedua putrinya sampai tidak sadar jika Daven saat ini sudah berada tepat dibelakang mereka.

Daven menatap tajam kearah Belinda, lalu tiba-tiba pria itu mengambil paksa kartu yang Belinda bawa sehingga membuat ketiga wanita itu terkejut bukan kepalang.

"Sudah selesai main-mainnya, sekarang kalian bertiga harus saya musnahkan dan hancurkan secepatnya. Jhon!" Panggil Daven pada salah satu pengawalnya.

"Siap Tuan!" Jhon pun mendekat kearah Daven.

"Apakah polisi sudah datang?" Tanya Daven. Mendengar kata polisi, sontak Belinda dan kedua putrinya langsung panik dan ketakutan.

"Baru saja tiba Tuan."

"Bagus, bereskan mereka semua." Titah Daven pada John.

"Baik Tuan."

"Apa-apaan? Kamu nggak bisa kayak gini, saya nggak terima." Belinda buru-buru menghampiri Lovely dan akan melakukan sesuatu yang buruk pada wanita itu, tapi untung saja sebelum Belinda melakukannya, Daven sudah lebih dulu melindungi tubuh istrinya.

"Jangan mencoba menyentuhnya lagi! Jika kamu berani mencoba menyentuh istri saya lagi, maka saya akan mematahkan tangan kamu ini." Daven meremas pergelangan tangan Belinda dengan kuat membuat wanita paruh baya itu meringis kesakitan. Daven menatap Belinda dengan tatapan penuh kebencian dan dendam seolah ingin segera menguliti Belinda secara hidup-hidup. Sedangkan Belinda kini tampak ketakutan karena baru kali ini ia melihat Daven seperti ini. "Membusuklah kalian dipenjara, mau berpesta ha? Berpestalah kalian dipenjara." Ujar Daven seraya menghempaskan tangan Belinda dengan kuat sampai wanita itu jatuh tersungkur dan ditolong oleh kedua putrinya yang tak mampu berkutik atau melawan sekalipun.

"Ayo! Bawa mereka!" Beberapa polisi pun segera membawa Belinda dan kedua putrinya. Belinda tampak menjerit-jerit histeris tak mau dibawa paksa sedangkan Renata dan Saskia juga mencoba untuk memberontak namun tenaga mereka masih kalah kuat dengan para polisi serta pengawal Daven yang mempunyai tubuh kekar.

"Awas kamu Loly! Dasar anak durhaka! Anak nggak tau terimakasih! Selamanya kamu nggak akan pernah bahagia, saya akan terus mendoakan kesialan kamu seumur hidup!" Seru Belinda dengan penuh kebencian.

"Lepasin!"

"Lepasin aku! Aku mau nikah sama Gerald Minggu ini... Loly... Maafin kakak Loly, kakak sayang sama kamu, kakak menyesal karena udah jahatin kamu, tolong bebasin kakak!" Ujar Saskia dengan penuh permohonan.

Loly tentu tak menggubris mereka semua, wanita itu masih menangis sesenggukan dan menggigil kedinginan meratapi nasib lukisannya yang hancur. Dan hal itu tentu saja membuat hati Daven terkoyak. Tangisan memilukan itu nyatanya bukan tangisan buaya yang seperti selama ini Daven tuduhkan. Lihatlah istrimu itu Daven, dia begitu menderita selama ini, tapi kamu selalu menulikan telinga dan membutakan matamu. Kamu membencinya tanpa alasan yang jelas, kamu menuduhnya ingin menguasai hartamu. Padahal dia hanya dijadikan kambing hitam atas segala perbuatan jahat yang dilakukan oleh ibu angkatnya.

Kamu berdosa Daven, kamu penuh dosa dan menjijikkan. Wanita setulus itu kamu sia-siakan, kamu hinakan dan kamu jadikan pemuas nafsu bejat kamu.

Padahal dia begitu peduli padamu, dia merawatmu sampai sembuh, mengembalikan dirimu seperti sedia kala. Dia yang tidak tidur, yang selalu menemanimu sepanjang hari, tapi apa balasan yang ia dapat? Dia hanya dapat kebencian serta penghinaan darimu. Sungguh kamu memang laki-laki kejam yang tak pantas untuk disebut sebagai manusia.

"Hiks papa..." Hanya isakan dan rintihan itu yang terdengar sejak tadi membuat siapapun yang mendengarnya pasti tak akan tega.

Daven meraihnya perlahan, meraih tubuh ringkih yang tampak kurus itu dengan penuh kehati-hatian, sangat berbeda sekali dengan bagaimana ia memperlakukan Lovely dulu. Daven tak peduli meskipun tubuh Lovely basah kuyup, kekhawatiran yang ia rasakan begitu sangat besar sampai ia tak peduli lagi dengan apapun.

UNCLE DAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang