***
Syarat yang Lovely berikan memang cukup mudah, namun tak semudah yang Daven pikir ternyata. Menuruti segala keinginan wanita itu dan tidak pernah boleh membantahnya. See! Daven adalah seorang boss yang selama ini bahkan selalu memberikan perintah kepada para bawahannya, namun sekarang ia harus benar-benar tunduk pada istrinya, wanita muda yang kini tengah berjuang mengandung calon penerusnya.
Tentu Daven tidak boleh menyesali semua syarat yang Lovely berikan karena semua itu sudah sepantasnya ia lakukan sebagai seorang suami sekaligus calon ayah yang baik. Daven tak boleh banyak protes dan ia harus selalu siap sedia dalam segala hal mengenai sang istri.
"E-ekhm sa-sayang, astaga..." Inilah salah satu keinginan Lovely, yaitu Daven harus memanggilnya dengan panggilan sayang. Daven sedang berusaha melakukannya tapi kenapa rasanya ia gugup sekali. Bibirnya seakan terkatup rapat karena gugup dan malu. "A-apa memang harus memanggil sayang?" Tanya Daven memastikan dan Lovely pun langsung menatapnya jengah.
"Kalau nggak mau ya udah. Bukannya hal itu wajar dilakukan sama suami istri. Atau om malu ya karena punya istri kayak aku?" Tanya Lovely yang raut wajahnya kini sudah berubah menjadi masam.
"Bu-bukan seperti itu. Kamu jangan salah paham dulu sayang. Ouh dengar! Sayang... Itu mudah sekali. Baiklah mulai sekarang saya akan selalu memanggil kamu dengan panggilan sayang." Daven tengah berusaha keras menahan rasa gugupnya, pria itu bahkan mengusap dadanya yang terus berdebar tak karuan melihat senyuman sang istri. Hari ini Lovely baru saja keluar dari rumah sakit, kesehatannya sudah berangsur membaik dan Lovely pun terlihat semakin cantik sekali.
"Dulu om biasa aja waktu panggil aku sayang, bahkan dulu sering panggil Lovely kecilku sayang, apa sekarang sesusah itu ya?" Tanya Lovely pada Daven. Lovely tahu, dulu dan sekarang pasti sangat berbeda jauh bagi Daven. Lagipula Daven sempat mengalami depresi, penyakit yang sedikit banyak telah mengganggu pikiran serta psikisnya. Pria itu jelas pasti sudah melupakan semua tentang masalalunya bersama dengan Lovely.
"Loly dengar! Dulu itu berbeda dengan sekarang."
"Apa bedanya? Dulu sama sekarang kan aku juga masih tetap jadi keponakan om kan?"
"Jelas berbeda sayang, dulu kamu hanya sebatas keponakan, tapi sekarang kamu adalah istri saya."
"Kecuali kalau om ada rasa sama aku. Orang yang punya perasaan lebih terhadap pasangannya, dia pasti akan merasa gugup dan salah tingkah kayak om saat ini." Ucapan Lovely benar-benar membuat Daven langsung membeku ditempat, seperti ditampar oleh kenyataan, pernyataan Lovely barusan memang benar adanya. "Tapi mungkin itu cuma halusinasiku, mana mungkin juga om ada rasa sama aku. Tipe wanita idaman om kan bukan sepertiku."
"Siapa bilang?" Oh sial Daven, kenapa kamu sampai keceplosan seperti itu sih. Kan Lovely sekarang langsung menatapmu dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Maksud om?"
"Bu-bu-bukan, aduh! Ya Tuhan tiba-tiba perut saya sakit sayang, saya ke toilet sebentar, kamu tunggu disini jangan sampai kemana-mana." Daven tidak bohong, perutnya memang sudah mulas sejak tadi karena gugup dan deg-degan. Entah itu karma atau apa, padahal dulu ia begitu membenci Lovely tapi sekarang kenapa keadaan seolah berbalik. Daven tiba-tiba merasakan sindrom jatuh cinta yang bisa membuat penderitanya mendadak jadi orang bodoh dan gila.
"Itu yang aku rasakan dulu, sekarang om bisa rasain kan gimana menderitanya memendam rasa?" Gumam Lovely dengan senyuman miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE DAVE
RomanceMenikah kontrak dengan paman angkatnya yang diam-diam ia sukai, tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak seorang Lovely. Merawat Daven yang terkena depresi berat setelah pernikahannya gagal dan menggantikan posisi kekasih Daven sebagai istri d...