***
Hari terakhir Lovely dirumah sakit, hari ini adalah hari pemeriksaan terakhir dan Daven benar-benar merasa aneh ketika Sonya tiba-tiba menyeretnya menuju poli kandungan. Ditengah kebingungan yang Daven rasakan, disaat itu pula Lovely merasa was-was akan respon Daven terhadap kehamilannya. Wanita itu sudah menyiapkan hatinya untuk kemungkinan terburuk, ia siap bila Daven memang tidak ingin mengakui anak yang ia kandung. Lovely sudah siap untuk pergi dan membesarkan anaknya sendiri.
"Dave! Ternyata benar tebakan mbak, Loly sekarang sedang mengandung satu bulan, dan mual muntah yang dia alami akhir-akhir ini adalah akibat dari kehamilan yang ia jalani." Jelas Sonya membuat Daven terdiam mematung seperti orang bodoh. Tidak, ia masih mencerna semua ucapan Sonya barusan, jika Lovely hamil itu artinya sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah. Seorang ayah? Benarkah ia akan jadi seorang ayah?
"Tunggu-tunggu, ha-hamil? M-m-mbak Sonya serius?" Tanya Daven dengan nada terbata-bata, rasa gugup yang Daven rasakan benar-benar membuatnya seperti orang gagu.
"Kalau mbak nggak serius, ngapain juga mbak ajak kamu untuk periksa Loly di poli kandungan?" Daven terdiam sesaat, sungguh ia terlihat seperti orang linglung dan itu tentu saja membuat Lovely merasa pesimis.
"Ja-jadi yang semalam itu... Yang semalam kamu menginginkan bakso itu karena ini alasannya?" Tanya Daven dengan tatapan kebingungan.
"Tante! Aku masih mau kejar karirku tante, aku masih muda Tante aku nggak mau hamil hiks."
"A-apa?" Daven tentu terkejut dengan respon yang ditunjukkan oleh sang istri, ia tak mengira jika Lovely akan menolak kehamilannya seperti ini, akting Lovely benar-benar terlihat natural sekali sampai-sampai Daven percaya jika istrinya itu memang tidak menginginkan kehamilan ini. "B-bagaimana bisa kamu bicara seperti itu?" Daven semakin mendekat kearah Lovely dan menatapnya dengan penuh intimidasi.
"Tante hiks, aku nggak mau hamil Tante... Keluarin anak ini dari perut aku, aku masih muda Tante dan om Dave nggak pernah cinta sama aku."
"Loly kamu jangan main-main, apa kamu sudah gila?" Daven yang tersulit emosi dengan respon sang istripun langsung meninggikan suaranya.
"Dave!" Sentak Sonya. "Loly sedang terguncang, kamu harusnya menenangkan dia bukan malah membentaknya." Ujar Sonya pada Daven dengan penuh emosi. Sonya lalu memeluk Lovely dan mengusap-usap punggungnya, Daven tidak tahu sama sekali jika dua wanita itu tengah membodohinya sekarang. "Bayangkan jika kamu jadi dia, kalian menikah bukan atas dasar cinta, Loly menyukai kamu, tapi kamu tidak. Kamu selalu bersikap buruk sama dia dan sering menyakiti perasaannya. Selama menikah kamu membuat perjanjian bodoh dengan tidak melakukan hubungan badan, tapi akhirnya apa? Kamu meniduri Loly juga kan?"
"I-i-itu..."
"Kamu manusia yang paling munafik Dave. Andai kamu nggak sentuh Loly, jelas dia nggak akan hamil kayak gini Daven. Apa pernah kamu memikirkan hal ini sebelumnya? Loly tentu saja terguncang karena dia hamil anak pria yang begitu membencinya."
"Tidak-tidak hey! Bukan seperti itu." Daven mulai panik, panik sekaligus bersalah.
"Lagipula kamu sepertinya nggak suka kan?" Ujar Sonya membuat Daven semakin kesal karena Sonya mengambil kesimpulan sendiri. Bagaimana mungkin ia tidak senang sementara sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ayah. Hal yang selalu ia inginkan ketika bersama dengan Florencia dulu, tapi Florencia tidak pernah mau mengabulkannya.
"Tidak! Mbak Sonya jangan bicara sembarangan ya mbak. Hey Loly dengar! Dengarkan saya baik-baik." Daven segera duduk didepan sang istri menangkup wajah Lovely dengan penuh kehati-hatian. "Tolong jangan begini, saya mohon jangan seperti ini. Saya sangat menginginkannya, maafkan saya jika hal ini sungguh mengganggu kamu, tapi saya mohon jangan pernah mempunyai pikiran untuk melenyapkan anak saya, apa yang kamu mau hm? Apa? Saya akan berikan apapun asalkan kamu bersedia untuk mengandung dan melahirkannya." Pinta Daven dengan penuh permohonan. Pria itu begitu sungguh-sungguh bahkan terlihat sangat memelas, Lovely benar-benar tak menyangka karena respon Daven sangat bertolak belakang dengan dugaannya. Rasanya sungguh bahagia melihat Daven seperti ini, Lovely masih tak mengira jika Daven begitu menginginkan buah hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE DAVE
RomanceMenikah kontrak dengan paman angkatnya yang diam-diam ia sukai, tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak seorang Lovely. Merawat Daven yang terkena depresi berat setelah pernikahannya gagal dan menggantikan posisi kekasih Daven sebagai istri d...