***
Daven masih setia didepan pintu, membujuk Lovely yang tak kunjung membukakan pintu untuknya. Ia ingin ke kantor tapi sepertinya hari ini tidak bisa. Entahlah Daven seperti enggan untuk bekerja jika situasinya seperti ini. Perkataan Lovely tadi seolah berputar terus didalam otaknya seperti kaset rusak, hal itu tentu saja sungguh mengganggu hati dan pikirannya. Daven seolah ketakutan, takut jika apa yang Lovely katakan akan menjadi kenyataan.
"Sebaiknya biarkan dulu tuan, tuan harus bersikap tenang, apalagi sekarang non Loly sedang hamil, jadi tuan harus jauh lebih bersabar dalam menghadapinya. Jangan sampai tuan tersulut emosi. Seperti non Loly yang selama ini selalu sabar merawat tuan." Tutur Diah pada Daven dengan penuh keberanian, jika ia tidak bersuara seperti ini, ia takut Lovely akan pergi lagi gara-gara Daven. Padahal semua orang dirumah begitu bahagia ketika melihat nyonya mereka akhirnya bisa kembali ke rumah, mereka semua pasti akan kembali bersedih jika Lovely sampai pergi lagi dari rumah.
Mendengar itu tentu saja membuat Daven langsung terdiam dan seakan tertampar oleh perkataan Diah. Daven hampir saja mendobrak pintu jika Lovely tak kunjung membukakan pintunya. Untung saja ada Diah yang mengingatkannya, sehingga Daven pun urung untuk melakukannya. Perkataan Diah membuat Daven tersadar jika ia memang harus lebih bersabar, belajar bersabar dari Lovely yang selama ini selalu sabar dalam merawatnya. Daven bahkan sering menyusahkan istrinya itu namun Lovely sama sekali tak pernah marah dan membalas dendam padanya, meskipun Lovely diperlakukan dengan begitu buruk oleh Daven, wanita itu tetap bersabar dan menerima semuanya dengan ikhlas.
"Tapi... Tapi saya sangat mengkhawatirkannya." Ujar Daven dengan penuh kejujuran. Biasanya pria itu akan menyembunyikan segala rasa khawatirnya terhadap Lovely, tapi mulai sekarang, sebaiknya ia selalu berterus terang.
"Saya tau tuan, tapi jika tuan terus memaksa, bukannya nona akan luluh tapi beliau pasti akan semakin kesal terhadap tuan."
"Tapi saya tidak bisa sesabar itu Diah, kamu tau sendiri saya tidak bisa sesabar Loly. Bagaimana mungkin saya bisa sabar dengan situasi saat ini, dimana istri saya sedang menangis dan mengunci dirinya dikamar sendirian, bagaimana jika terjadi sesuatu? Apa kamu bisa menjamin jika Loly akan baik-baik saja?" Perkataan Daven barusan membuat Diah langsung terdiam mematung seolah baru tersadar jika ucapan Daven memang ada benarnya.
"I-itu..."
"Saya tau maksud kamu benar mengingatkan saya untuk bersabar, saya pun setuju dengan saran kamu. Tapi untuk sekarang, kesabaran saya tidak bisa saya gunakan lebih lama lagi. Ambilkan kunci cadangan cepat!" Titah Daven.
"Ta-tapi tuan-"
"Cepat!"
"Baik tuan." Mendengar nada bicara Daven yang meninggi membuat Diah pun buru-buru pergi untuk mengambilkan kunci cadangan kamar Lovely yang ada di gudang penyimpanan barang. Sedangkan Daven kini tampak memijit pelipisnya dengan frustasi, lalu iapun segera mengambil ponsel, mengabari sang sekretaris jika hari ini ia tidak bisa masuk kantor karena Lovely yang masih sakit. Ya, meski harus berbohong, namun alasan itulah yang paling tepat dan masuk akal untuk saat ini.
'Nina atur ulang jadwal meeting saya hari ini, hari ini saya tidak bisa masuk kantor karena istri saya sedang sakit.' ujar Daven pada sekretarisnya Nina.
'Pak, bapak jangan bercanda, pagi ini kita ada pertemuan penting dengan petinggi perusahaan a-'
'Saya tidak peduli Nin, saat ini kesehatan Loly jauh lebih penting dari segalanya.'
'Tapi meeting ini juga sangat penting pak, tolong jangan libatkan masalah keluarga dengan pekerjaan, klien kita kali ini sangat-sangat penting pak Dave, bapak tidak bisa membatalkan meeting yang sudah kita rencanakan secara mendadak seperti ini. Kenapa bapak sekarang sangat berubah? Bapak sangat berbeda sekarang semenjak menikah dengan nona Loly, padahal dulu bapak sangat profesional ketika masih bersama dengan Bu Flo.' jelas Nina membuat Daven tiba-tiba tersulut oleh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE DAVE
RomanceMenikah kontrak dengan paman angkatnya yang diam-diam ia sukai, tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak seorang Lovely. Merawat Daven yang terkena depresi berat setelah pernikahannya gagal dan menggantikan posisi kekasih Daven sebagai istri d...