***
Daven harus bersabar dan menahan segala keinginannya jika tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadap bayinya. Meskipun rasanya berat sekali, namun Daven harus tetap mampu melakukannya.
Beberapa hari setelah sang istri keluar dari rumah sakit, Daven begitu protektif menjaga Lovely. Ia terpaksa bekerja dari rumah karena tak ingin meninggalkan istrinya. Terlebih lagi ketika Lovely tidak mau diam, wanita itu bahkan ketahuan memasak, membuat kue dan menyiram tanaman yang sempat ia tinggalkan. Melihat itu Daven tentu saja merasa geram tapi tak bisa marah.
Yang ia bisa hanya mendumal, menjambak rambut dengan frustasi dan membanting sesuatu seperti bantal kearah lantai.
"Taraaa... Aku buat cheese cake sama red Velvet, aku juga buat steak kesukaan om Dave." Lovely menyajikan hidangan diatas meja makan. Bau sedap tentu langsung tercium dihidung Daven. Akhir-akhir ini wanita itu memang giat memasak karena itu adalah hobi dan profesinya sebagai juru masak. Setiap masakan yang Lovely buat Daven harus menghabiskan semuanya atau kalau tidak, Lovely tentu saja akan marah pada Daven.
Daven sebenarnya lelah karena setiap hari ia harus membakar kalorinya yang semakin bertambah akibat makanan berlemak yang istrinya berikan. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini demi Lovely, demi bisa melihat istrinya itu tersenyum kembali maka Daven akan rela melakukan apa saja.
"Besok tidak usah masak lagi ya, kita makan diluar saja. Nanti kita makan malam di restoran. Oke!" Daven berkata dengan penuh kehati-hatian, ia takut Lovely tersulut emosi dan marah.
"Apa masakanku nggak enak?" Tanya Lovely dengan raut wajah yang sudah berubah.
"Bukan-bukan! Bukan begitu, masakan kamu selalu enak. Saya sangat menyukainya, dari mulai cake, minuman, Snack, semuanya enak. Suatu saat nanti saya akan membangunkan restoran yang sangat besar untuk kamu." Ujar Daven membuat senyuman Lovely mulai mengembang.
"Om serius?" Lovely tiba-tiba mendekat, tak takut lagi memeluk sang suami secara tiba-tiba karena sekarang semua kendali ada ditangan Lovely.
"Serius? Tentu saja sangat serius. Tapi lahirkan dulu anak-anak saya." Mendengar itu senyuman Lovely langsung luntur.
"Jadi om pikir aku ini mesin pembuat anak apa? Gampang banget bilang begitu. Hamil sendiri aja sana! Dipikir hamil sama melahirkan itu gampang? Udah nggak dapat cinta, disuruh bikin anak terus, enak banget kalau ngomong nggak dipikir dulu." Setelah puas mengatakan hal itu Lovely pun segera pergi meninggalkan Daven yang tampak terkejut setengah mati atas kesalahan fatal yang sudah ia perbuat barusan.
"He-hey! Tunggu-tunggu! Dengar dulu sayang! Bukan seperti itu maksud saya, Loly hey!" Daven mengejar istrinya, pria itu segera meraih tangan Lovely dan memeluknya dengan erat. Menenangkan Lovely yang sedang dibalut oleh emosi.
"Ingat ya! Aku sekarang bukan Loly yang dulu lagi yang bisa om Dave injak-injak seenaknya." Marah Lovely dan hal itu benar-benar membuat Daven kalang kabut.
"Hey-hey! Honey! Dengar! Bukan begitu. Calm down sayang tenang..." Daven kembali memeluk, menenangkan. Pria itu mengusap-usap rambut istrinya dan mengecup puncak kepalanya dengan penuh makna. Lovely sebenarnya sedang tidak benar-benar marah, ia selalu suka melihat suaminya kelabakan karena dirinya, rasanya sungguh mengasyikan. Karena baru kali ini ia bisa melihat Daven sampai sekacau ini hanya karena dirinya. Sonya harus tahu hal ini, dan Lovely akan menceritakannya pada dokter Obgyn itu saat periksa kandungan nanti.
"Saya menginginkan kamu menjadi istri saya, sekali seumur hidup, selama-lamanya. Saya telat mengatakan hal ini, tapi sekarang saya akan mengatakan semuanya. Saya tentu saja tidak ingin hanya memiliki satu anak, saya juga ingin penerus yang lain. Namun jika kamu hanya ingin satu saja juga tidak masalah, itu semua terserah kamu. Saya tidak akan memaksa, asalkan kamu bahagia. Jangan berasumsi buruk, saya mohon! Dulu saya memang sangat kejam, tapi sekarang saya benar-benar sudah berubah. Saya sungguh ingin hidup normal seperti yang lainnya." Jelas Daven membuat Lovely akhirnya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE DAVE
RomanceMenikah kontrak dengan paman angkatnya yang diam-diam ia sukai, tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak seorang Lovely. Merawat Daven yang terkena depresi berat setelah pernikahannya gagal dan menggantikan posisi kekasih Daven sebagai istri d...