15

71 6 0
                                    

Alana berkutat didapur pagi pagi sekali. Ia memasak nasi goreng dengan telur mata sapi untuk bekal ke sekolah.

"Siap"Alana tersenyum bangga.

Jingga datang menghampiri Alana.
"Wihh gue juga mau dong,"ucapnya
sambil melihat bekal cantik alana.

"Itu ada sisa nasgor. Lo tempatin sendiri aja,"lalu berlalu meninggalkan jingga.

"Cepet yaa. Abis ini kita berangkat,"teriak Alana.

Setelah berpamitan dengan sang nenek. Mereka segera berangkat.

**
Sesampainya dikelas Alana mengeluarkan bekalnya dan disimpan di laci mejanya agar tidak berantakan.

"Tumben bekel"ucap Amanda

"Biar hemat"

"Mau dong"ucap Amanda
Perempuan itu hendak mengambil bekal di laci Alana.

Alana memukul pelan tangan Amanda.
"Ini buat nanti istirahat"

Amanda cemberut
"Agus lapar bu,"

"ibu gak peduli Gus,"balas Alana

"asu Lo,"maki Amanda.

"Nanti gue gak ke kantin. Mau ke perpus"ucap Alana.
.
.

Bel istirahat Alana pergi ke perpustakaan. Ia membawa totebag untuk menyembunyikan bekalnya. Diperpustakaan tidak boleh membawa makanan.

"Kita rangkum materi sebentar habis itu makan"monolog Alana
Ia melakukan aktivitasnya.

**

Disisi lain dikantin semua berkumpul, Rafael dkk, jingga, Amanda, salsa kecuali Alana.

"Alana gak istirahat?"tanya aril

"Diperpustakaan."jawab salsa

Aril mengangguk.

"Buset raf, santai aja makannya"ucap fatan.

Rafael melirik,"takut keduluan setan"ucapnya lalu melanjutkan makannya.

"Gue kok kesindir,"ucap fatan

"Bagus kalo sadar,"jawab rafael

"Sialan,"fatan mengumpat

Rafael menyelesaikan makannya.
"Kalian lama. Gue duluan"
Lalu beranjak pergi.

"halahh, bilang aja mau nyamperin Alana,"fatan julid.

"temen lo kebanyakan gengsi,"ucap jingga.

"temen lo juga,"ucap Aril.

"kalo dia nyakitin Alana, gua pecat jadi temen,"

***
Kembali ke perpustakaan,
Alana masih merangkum materi materi yang ketinggalan saat dia ada urusan urusan osis.

Alana merasa ada yang duduk didepannya. Ia mendongakkan kepalanya.

"Rafael? Ngapain?"

"Menurut lo kalo ke perpus ngapain?"

"Baca buku?"

"Tuh tau"

Mata Alana menyipit

"Lanjutin aja nulis lo,"ucap Rafael

Alana melanjutkan sesi menulisnya.

"Lo udah makan?"tanya Rafael disela sela Alana menulis.

"Gue bawa bekal"

"Makan. Keburu bel"

"Habis ini gue keluar nyari tempat buat makan. Disini kan gak boleh makan"

"Yaudah cepet selesain"

Tidak butuh waktu lama Alana selesai dengan pekerjaannya.

"Selesaiii"Alana segera merapihkan alat tulisna lalu merenggangkan tangannya.

"Ikut gue,"Rafael beranjak.

"kemana?"tanya Alana

"ayoo. ikut aja"

Alana mengikuti langkah Rafael.
Rafael berjalan ke arah rak pojok diperpustakaan.

Alana meneguk ludahnya.
"Kita ngapain kesini El?"

"Duduk" disana ada sofa usang yang masih bisa dipakai duduk.

"Makan bekelnya. Keburu bel"

Alana mengangguk. Lalu membuka kotak bekalnya.
"Rafael mau?"tawar Alana.

Rafael menggeleng
"Gue udah makan tadi"

"Aaa"Alana menyodorkan sendok didepan Rafael.

Rafael menaikan sebelah alisnya.

"Cepet pegel nih"protes Alana.

Rafael menerima suapan itu
Mata Alana berbinar.

"Gimana?"tanya alana

"Enak,"ucap rafael

"Hehe"Alana tersenyum manis.

Rafael ikut tersenyum tipis.

"lo yang masak?"tanya laki laki itu

Alana mengangguk

"pinter,"Rafael mengelus puncak kepala Alana.

"masakan lo enak. boleh dong minta masakin,"gurau Rafael.

Alana mendongak
"mau?"

"boleh?"tanya Rafael

"boleh. kapan kapan gue masakin lagi,"ucap Alana sambil tersenyum.

Rafael kembali mengelus puncak kepala Alana.

Alana menghabiskan bekalnya bersama Rafael. Satu hal indah lagi yang Alana lakukan bersama Rafael.

*

"Gue dah selesai yuk balik"

Rafael menyodorkan botol mineral. Daritadi memang Rafael membawa bawa air mineral.

"Minum,"titah laki laki tersebut.

"Makasih"

Mereka beranjak dari tempat itu. Lalu keluar perpustakaan untuk menuju kelas masing-masing.

-
-
-
-
Authornya slowhand yaa, soalnya authornya masih sekolah juga dan emang lagi sibuk sibuknya. Sorry yaawww.
Tbc

UNCRUSH-? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang