Ckiiiitttttt
BRAK
Dugh
"Awww!! shhhhh..."
"Huh! Gila!! Siapa sih yang nyebrang tiba-tiba?" gerutu Lisa kesal sambil mengusap dahinya yang kepentok.
CEKLEK
BLAM
"Eh!!"
Belum selesai dengan acara rasa sakit di kepalanya, tiba-tiba aja ada orang yang masuk ke dalam mobilnya paksa.
"Heh!! Lo siapa anjirr!!"
Lisa melotot karena mobilnya di naiki orang lain, dan lebih kaget lagi dia bisa liat kalo orang di samping nya ini baru aja dapat musibah. Terlihat dari darah yang mengucur deras di perut orang itu.
"Darah?"
Matanya langsung melirik orang di sampingnya.
"Lo ke–"
"Jalan!"
"Huh!" Lisa ngeblank, dia masih bingung sama keadaan yang di alaminya. Bahkan udah gak peduli lagi sama dahinya yang sempat benjol sedikit.
"Saya bilang, cepat jalan!! Shhh....." ringis pria itu melempar kepalanya ke belakang. Menahan sakit sambil memegangi perutnya yang bercucuran darah.
"O-oke"
Dan tanpa basa-basi, Lisa langsung menancap gas mobilnya melaju kencang.
*****
Jujur sekarang Lisa gak tau harus bawa pria di sampingnya ini kemana? Rumahnya atau rumah sakit. Tapi, ngeliat keadaan yang gak memungkinkan, dia lebih memilih Rumah Sakit yang sudah pasti lebih terjamin.
"J-jangan bawa saya ke rumah sakit. Awww!! Shhhh... brengsek" maki pria itu kesal.
Lisa yang di sebelahnya tersentak kaget. Dalam hati terus merutuki kesialannya yang harus berurusan dengan orang asing.
"Tapi, luka lo–"
"Saya gak peduli!! Yang jelas jangan bawa saya ke rumah sakit"
Mendengarnya Lisa mencebik kesal. Masa iya, dia bawa ke apartemennya? Kan gak mungkin? Yang ada dia jadi bahan omongan orang-orang.
"Shhhh....aww! Sakit...." rintihnya meringis kecil.
Lisa yang gak tega akhirnya lebih memilih membawa pria itu ke apartemennya.
'Bodo amat lah"
****
Bruk
Setelah membatu pria itu duduk, Lisa langsung berjalan ke arah dapur buat ngambil kotak P3K-nya yang ada di lemari. Setelahnya duduk di depan pria itu.
"Buka baju lo"
Gak, Lisa gak ada maksud buat mesum kok. Dia cuma mau bantu ngobatin luka di perut nya.
Pria itu lebihnya tepatnya orang yang bernama Ian tanpa basa-basi langsung melepas jasnya dan kemeja putih yang dia pakai.
Sementara Lisa yang emang tepat di depan pria itu meneguk ludahnya kasar. Berusaha fokus sama objek yang mau dia obati. Karena jujur, ini benar-benar pemandangan yang menggiurkan. Perut kotak-kotak dan otot yang menonjol.
'Anjirr lo ngapain sih Lis! Fokus astaga'
"Udah puas mandangin badan saya?" tanya Ian sambil tersenyum miring. Gak peduli lagi sama luka nya yang masih ngeluarin darah.
Lisa yang di tanya malah kelabakan, bisa-bisanya dia malah gagal fokus.
"M-maaf" cicitnya pelan, lalu mulai mengobati luka di perut pria itu. Setelah selesai, Lisa membereskan lagi kotak P3Knya dan akan kembali ke dapur.
"Tunggu"
"Eh!"
Ian mencekal tangan gadis itu sambil menatap matanya.
"Kenapa??" tanya Lisa kikuk
"Terimakasih"
Hanya 2 kata, setelah itu Ian melepaskan tangan gadis di depannya.
"Ah, iya sama-sama"
****
Lisa gak tau harus ngelakuin apa lagi sekarang. Karena pria yang dia tolong benar-benar gak mau pergi. Bahkan udah hampir 2 jam pria itu ada di rumahnya.
'Duh kalo kayak gini yang ada gue gak tidur-tidur. Mana udah ngantuk banget lagi'
"Anu...om gak mau pergi?" gak tau salah apa bener, Lisa cuma asal ngomong buat ngusir secara halus pria di depannya.
"Kenapa?"
Lisa melongo, heh!! Kok malah nanya kenapa?? Ini udah malem anjirr! Dia mau tidur
"Itu...gue– eh! Saya mau tidur" jawab Lisa cepat, mengkode pria di depannya buat ngeliat arah jarum jam.
"Kamu bisa tidur dan saya akan tetap di sini" Ian hanya duduk santai sambil memejamkan matanya.
"Apa?!" Lisa ngeblank, telinga nya gak salah denger kan??
"Emang om gak punya rumah ya?" bukan maksud mengejek, dia cuma gak mau pria ini di rumahnya terus.
"Punya, tapi saya akan tetap di sini. Kamu tidur saja! Saya juga mengantuk " setelah mengatakannya Ian langsung memejamkan matanya buat tidur.
Lisa yang emang masih bingung dan gak konek baru sadar kalo orang yang dia tolong benar-benar gak tau diri.
'Eh! Tapi gue jahat juga ya? nyuruh dia pergi tapi perutnya baru aja kena tusuk'
Seolah sadar, Lisa jadi gak tega buat kekeuh ngusir pria di depannya.
"Udahlah. Itung-itung gue ibadah" gumamnya lirih. Lalu berjalan masuk ke dalam kamarnnya. Setelah itu dia keluar lagi menggendong selimut buat pria tadi.
Sret
Setelah memakaikannya selimut, Lisa benar-benar pergi dan gak peduli lagi sama orang yang dia tolong.
Tapi siapa sangka, Ian yang dari tadi emang pura-pura tidur menyeringai kecil.
"Menarik, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja"
Seperti biasa, gak jelas dan gatau nulis apaan anjirr
Kebumen,26 Februari 3023
KAMU SEDANG MEMBACA
RANDOM | Lisa Story
FanfictionSesuai judulnya 'RANDOM' yang artinya isinya itu terserah author.