Part 23: Lagu Untukmu

23 3 0
                                    

Dunia perkuliahan memang berbeda dengan suasana sekolah. Jika di kelas tak ada guru dan siswa keluar kelas, maka dia akan dihukum. Tapi jika di kampus, dosen tak masuk dan mahasiswa ada di luar kelas itu tak masalah. Mereka sudah dewasa dan tentu bisa membagi waktunya.

Biasanya jika jam kosong, Shera akan mengajak Rifki dan Lista ke kantin atau nongkrong di depan kelas. Tapi kali ini gadis itu lebih banyak diam. Sebuah buku ia pegang, namun matanya hanya menatap kosong buku tersebut.

"Assalamu'alaikum! Kak Shera! Kak!" Suara cempreng seseorang di ambang pintu membuat seisi kelas Shera mengalihkan pandangan.

"Sher, dicariin Imey tuh!" seru Rifki.

"Hah? Ngapain dia nyari gue?" Shera bertanya-tanya.

"Samperin aja dulu!" suruh Lista.

Shera berjalan menghampiri adik kelasnya yang memang sedikit bar-bar. Dia memang sudah biasa bulak balik ke kelas kakak tingkat.

"Ada apa, Mey? Kok teriak-teriak gitu?" tanya Shera.

"Itu Kak si -- si Hilmi!" Imey tampak panik. Sepertinya terjadi sesuatu pada Hilmi.

"Hilmi kenapa? Kamu coba tenang dan cerita sama aku. Hilmi kenapa?" Melihat Imey yang panik, Shera juga jadi ikutan panik.

"Hilmi ... Ah pokoknya Kakak ikut aku!" Imey langsung menarik tangan Shera keluar dari kelasnya. Gadis dengan kacamata oval itu membawa Shera ke taman belakang gedung fakultas.

Shera terkejut karena taman itu sudah di dekorasi dengan indah. Hamparan rumput hijau di taman juga di taburi kelopak bunga mawar merah yang membentuk love.

"Hah? Se-sebenarnya ini ada apa?" Shera melirik Imey yang masih ada di belakangnya.

"Kakak ke sana aja dulu. Hilmi ada di sana." Imey menunjuk ke arah seseorang yang sedang berdiri dengan posisi membelakangi mereka.

"I-itu Hilmi?" tunjuk Shera pada seorang laki-laki yang memakai jas dan celana abu-abu.

Imey mengangguk sebagai jawaban. Meskipun ragu, akhirnya Shera berjalan pelan menghampiri Hilmi. Gadis itu mendadak grogi karena ia juga melihat dekorasi indah yang terkesan romantis di taman ini.

"Hilmi!" panggil Shera.

Cowok itu membalikkan badan lalu ia berjongkok di hadapan Shera. Rangkaian bunga mawar merah ia berikan kepada gadis itu. Beberapa saat kemudian, terdengar petikan senar gitar yang mengalun indah.

Beberapa orang mulai berdatangan ke taman gedung fakultas, karena ingin melihat siapa seseorang yang akan menyatakan perasaannya. Dan mereka terpukau saat melihat Hilmi ada di sana. Tentu saja para gadis itu juga penasaran, siapa wanita yang sudah menarik perhatian Hilmi.

"Kalau Kak Shera hafal lagunya, Kakak ikutin ya," ucap Hilmi setelah bunga yang ia berikan diterima oleh Shera.

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk. Hilmi mau nyanyi lagu apa kira-kira? Jantung Shera sudah berdebar tak karuan. Hilmi pun mengeluarkan suara indahnya.

'Ku ingin kau tahu
Ku ingin kau selalu
Dekat denganmu setiap hariku'
(Hilmi)

'Sudahkah kau yakin
Untuk mencintaiku
Ku ingin hanya satu tuk selamanya'
(Shera)

Hilmi tersenyum senang karena Shera hafal lagu yang akan ia nyanyikan. Lagu itu adalah lagu yang menggambarkan perasaan Hilmi pada Shera. Mungkin inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya. Keduanya kini pun larut dalam nyanyian.

'Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak perduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta
Karena hatimu

Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu

Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku'

Hingga lagu selesai dinyanyikan, semua orang yang melihat pun bertepuk tangan. Mereka serasa dikasih tontonan romantis secara gratis. Para mahasiswa tak menyangka jika Shera adalah gadis yang membuat Hilmi jatuh hati. Karena setahu mereka, Shera itu dekat dengan Rifki sejak pertama kali masuk kuliah.

Shera sebenarnya malu karena banyak mahasiswa yang menyaksikan juga. Tapi ia juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Hilmi.

"Lagu tadi itu menggambarkan bagaimana perasaan aku sama Kak Shera. Jujur, aku dari dulu sering perhatiin Kakak. Tapi takdir yang bikin aku jarang kuliah dan akhirnya jarang ketemu sama Kakak," ucap Hilmi.

"Seiring berjalannya waktu, akhirnya aku dipertemukan kembali sama Kak Shera. Dan waktu itu aku juga baru tau nama Kakak itu adalah Shera Ardiana. Dulu aku cuma tau wajahnya aja tapi gak tau namanya. Aku juga udah coba cari tau ternyata nihil. Belum waktunya untuk aku tau siapa kamu,"

"Dan alhamdulillah ternyata momen ospek itu membawa kita untuk bisa mengenal lebih dekat. Bahkan sampai sekarang, aku itu gak mau jauh-jauh dari Kakak,"

Ucapan jujur Hilmi membuat Shera tersentuh. Ternyata selama ini Hilmi juga sering memperhatikan dirinya? Shera saja baru kenal Hilmi setelah ospek kemarin.

Hilmi meraih kedua tangan Shera. Hal itu sontak membuat para mahasiswa menjerit karena baper. Mereka sudah seperti artis dalam film romantis saja.

"Aku mencintaimu, Shera Ardiana,"

"Hah? A-apa? Ini pasti mimpi. Ini pasti mimpi." Shera menggelengkan kepalanya. Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan Shera. Ini adalah mimpi yang sangat indah.

Hilmi mencubit pipi Shera dan gadis itu mengeluh karena sakit. Jika terasa sakit, itu tandanya ini bukan mimpi. Astaga! Jadi Hilmi benar-benar menyatakan perasaan pada Shera? Padahal keduanya belum lama kenal.

"Ini bukan mimpi," ucap Hilmi.

"Hah?" Shera masih tak menyangka jika apa yang ia harapkan menjadi kenyataan.

Laki-laki yang ia kagumi dalam diam itu ternyata lebih dulu menyimpan rasa padanya. Mungkin dulu saat Shera masih dekat dengan Arsen. Dulu Shera bahkan tak terlalu mengenal Hilmi karena dia jarang masuk kuliah.

"Ka-kamu kenapa bisa suka sama aku?" tanya Shera.

"Kalau Kakak butuh alasan kenapa perasaan ini bisa hadir di hati aku. Jawabannya, semua ini adalah takdir. Aku juga gak tau alasan pastinya kenapa. Tapi lagu tadi cukup menggambarkan alasan kenapa aku mencintai, Kak Shera. Perlu aku ulang lagi lagunya?"

Hilmi memberi isyarat pada Azmi yang memainkan gitarnya. Kemudian ia kembali menyanyikan lirik lagu tadi, yang akan menjawab pertanyaan Shera. Hilmi masih menggenggam kedua tangan Shera dan ia menatap lekat mata Shera.

Ku tak melihat dari sisi sempurnamu
Tak perduli kelemahanmu
Yang ada aku jatuh cinta
Karena hatimu

Cintaku tak pernah memandang siapa kamu
Tak pernah menginginkan kamu lebih
Dari apa adanya dirimu selalu

Cintaku terasa sempurna karena hatimu
Selalu menerima kekuranganku
Sungguh indah cintaku'

Shera tersenyum tipis. Ternyata selain humoris, Hilmi juga sangat romantis. Shera sebenarnya ragu karena Hilmi tak dekat dengan satu gadis saja. Banyak sekali teman perempuan di sekitarnya. Tapi Shera juga menyimpan rasa pada cowok manis itu.

"So! Will you be my mine, Shera Ardiana?" tanya Hilmi.

Lidah Shera mendadak kelu untuk berbicara. Shera tak bisa membohongi perasaannya pada Hilmi. Shera menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Yes, I want to,"

***

Wah wah, Hilmi sama Shera udah jadian tuh. Akhirnyaaaaa😍😍

Eh, tapi gimana sama Rifki dan Pak Adam? Mereka bakal patah hati dongs. Huhuhu!

Penasaran kan? Jangan lupa ikutin terus kisahnya yaa😇





Berondong CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang