Part 33: Adam Masih Berharap

11 1 0
                                    

Beberapa hari tanpa bersama Hilmi membuat hari-hari Shera terasa sepi. Tapi ia masih bisa tersenyum dengan kehadiran Rifki. Kini keduanya kembali dekat seperti biasanya. Dan hal itu membuat desas-desus di kampus kembali terdengar.

Seperti pagi ini, ketika keduanya tengah berjalan bersama menuju ke kelasnya. Banyak adik kelas bahkan siapapun yang mengenal mereka yang sedang membicarakannya. Shera berusaha untuk tidak peduli dengan semuanya. Meskipun jauh di dalam lubuk hatinya, ia memang merindukan Hilmi.

"Jo, sebenarnya gue salah gak sih kayak gini?" ucap Shera pelan sebelum keduanya masuk ke dalam kelas.

"Maksud lo?" Rifki tidak mengerti kemana arah pembicaraan Shera.

"Gue cemburu sama Hilmi emang salah ya? Wajar kan kalau gue cemburu. Hilmi kan pacar gue,"

"Masih nganggep pacar ternyata, katanya kemarin mau jalanin masing-masing ajaa. Berarti sama aja Lo mutusin hubungan sama dia," tutur Rifki.

"Lo emang maunya gue putus sama Hilmi ya, Jo?" tuding Shera.

Rifki gelagapan ketika Shera menudingnya seperti itu. "Enggak, maksud gue tuh gini ya. Meskipun gak ada kata putus yang terucap, tapi kata-kata lo kemarin itu menyiratkan bahwa lo emang mau putus sama Hilmi."

Shera terdiam sesaat. Ia tak sepenuhnya ingin memutuskan hubungannya dengan Hilmi. Ia hanya butuh waktu untuk memikirkan bagaimana hubungan mereka ke depannya, setelah mengetahui karakter Hilmi yang begitu ramah pada perempuan mana pun.

"Sekarang gue tanya sama lo." Rifki menatap lekat mata Shera. "Lo sayang gak sama Hilmi?"

"Sayang,"

"Lo cinta sama Hilmi?"

Shera menganggukkan kepala.

"Lo gak suka kan kalau dia deket sama cewek lain?"

Shera mengangguk lagi.

"Wajar kalau lo cemburu, Sher. Hubungan lo belum ada sebulan. Jadi rasa takut kehilangan itu sangat besar dan mengakibatkan lo merasa cemburu. Bahkan sama orang yang tidak mungkin untuk Hilmi dapatkan." Rifki kini merangkul pundak Shera. "Shera, yang terpenting buat gue, dengan siapapun lo menjalin hubungan, gue cuma mau lo bahagia."

Shera tersenyum simpul dan menyandarkan kepalanya ke bahu Rifki. "Thank's ya, lo selalu ada di saat gue butuh sandaran."

Rifki mengelus pelan kepala Shera. "Anything for you, udah jadi tugas gue untuk selalu jagain dan lindungin lo."

"Meskipun sampai kapanpun lo gak bakal tau arti sikap gue yang sebenarnya, Sher."

"Ya, udah. Masuk yuk!" Shera menggandeng tangan Rifki dan mengajaknya masuk ke kelas.

***

"Az, kayaknya peluang aku buat balik lagi sama Kak Shera tuh mustahil deh," kata Hilmi pelan.

"Kok ngomong gitu, Mi?" Azmi yang sedang memainkan ponsel mengalihkan pandangan sejenak.

"Tadi aku ke atas dan liat Kak Shera sama Kak Rifki lagi berduaan. Mereka bener-bener kayak orang pacaran. Kayaknya aku harus mundur perlahan," ucap Hilmi sendu.

"Ayolah, Bro! Hilmi yang aku kenal gak mudah menyerah kayak gini loh. Kamu tuh udah capek-capek berjuang. Sampai dekor taman fakultas buat nembak dia. Udah dari lama juga kan kamu suka sama Kak Shera?"

Hilmi mengangguk pelan. "Tapi kalau nyatanya dia lebih bahagia sama Kak Rifki?"

"Mi, aku yakin Kak Shera tuh cintanya sama kamu. Dia sayang sama kamu. Dia itu cemburu karena takut kehilangan kamu. Ini hanya sekedar saran aja, kamu boleh ramah tapi jangan lupa kalau perempuan itu makhluk yang mudah cemburu. Jadi sebisa mungkin kamu jaga perasaan Kak Shera. Jangan sampai kamu nyesel," jelas Azmi panjang lebar.

Berondong CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang