Part 18: Lagunya Buat Siapa?

17 1 0
                                    

'Walau mentari terbit di utara.
Hatiku hanya untukmu.
Ada hati yang termanis dan penuh cinta.

Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan, sungguh aku sayang kamu.'

Shera masih terbayang-bayang suara Hilmi yang sedang menyanyikan lagu berjudul Cantik itu. Shera merasa lagu itu ditujukan untuknya. Tapi entahlah mungkin saja ada gadis cantik lain yang membuat Hilmi tertarik.

Shera membayangkan seandainya saja Hilmi menyanyikan lagu itu langsung di hadapannya. Mungkin Shera akan bahagia, hatinya juga pasti berbunga-bunga.

"Aduuhh, kok gue jadi nervous gini sih. Jadi mikirin Hilmi terus." Shera guling-guling di kasur karena sedari tadi ia tidak bisa tidur.

Rifki yang katanya pulang kerja mau ke rumahnya, sampai sekarang tak kunjung datang. Mungkin dia lelah dan akhirnya lupa. Lagipula ini sudah jam setengah 10 malam. Tidak mungkin Rifki akan datang ke rumahnya semalam itu.

Sedang asyik melamun, ponsel Shera berdering. Ada panggilan video masuk dari Rifki. Gadis itu menggeser ikon hijau dan panggilan video pun tersambung. Tampak Rifki yang sedang duduk di halaman belakang rumahnya.

"Halo, Jo. Kirain udah tidur,"

"Gue gak bisa tidur, Sher,"

"Gak bisa tidur kenapa? Sama nih gue juga gak bisa tidur. Tiba-tiba keinget Hilmi. Hehehe."

"Masih aja mikirin Hilmi. Gak galau lagi gara-gara nolak cintanya, Pak Adam?"

"Dihh siapa juga yang galau. Gue seneng malah. Jadi gue gak kepikiran terus. Emang sih gue gak enak, tapi ya mau gimana lagi. Cinta kan gak bisa dipaksa,"

Shera dan Rifki asyik mengobrol di video call hingga jam 11 malam. Shera tak kuasa menahan kantuk saat mendengarkan Rifki bercerita. Akhirnya Shera tertidur dengan telepon yang masih tersambung.

"Sher! Yaahh gue dikacangin. Malah tidur dia."

Rifki mendengus kesal saat melihat Shera yang sudah terlelap, padahal panggilan video itu masih tersambung.

Rifki menatap wajah cantik Shera yang sedang tidur itu. Cowok itu tersenyum tipis. Entah sampai kapan ia harus menahan perasaan yang tak tahu kapan datangnya. Sejak masuk kuliah, perasaannya pada Shera sepertinya mulai berubah.

Rasa peduli dan sayangnya mungkin tak hanya sebatas saudara atau sahabat. Mungkin rasa cinta pun sudah tumbuh di hati Rifki. Tapi Rifki tak ingin merusak persahabatannya dengan Shera. Rifki lebih baik tetap bersahabat dengan Shera daripada ia harus kehilangan Shera.

Saat Shera bilang ia menyukai Hilmi pun, rasanya Rifki tak rela. Ia belum siap menahan sakit hati untuk ke sekian kalinya, karena melihat Shera yang mencintai laki-laki lain. Tapi demi Shera, demi kebahagiaan gadis itu, Rifki rela melepas Shera kepada laki-laki yang tulus mencintainya.

"Sampai kapan pun, perasaan gue ke lo gak akan pernah berubah, Sher. Meskipun rasanya sakit karena terus menahan ini sendirian,"

***

"Aku diam-diam suka kamu. Mencoba mendekat, mencoba mendekati hatimu,"

Pagi itu Shera tengah bersiap sambil bersenandung ria. Lagu lama yang sempat trending itu ia nyanyikan kembali. Lagunya sesuai dengan dirinya yang sedang diam-diam suka Hilmi.

Berondong CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang