Part 17: Suara Penenang Hati

20 2 0
                                    

Shera mulai kesal menunggu Hilmi yang akan menyusul ke klinik. Rifki bilang, Hilmi yang akan mengantarkannya karena ia akan langsung ke studio. Tak apalah, jadi kan Shera bisa berduaan lagi sama Hilmi.

Senyum Shera memudar karena yang datang ternyata bukan Hilmi, melainkan Adam. Kenapa jadi dia yang datang? Apa dia tak sakit hati setelah cintanya ditolak oleh Shera?

"Pak Adam? Bapak ngapain ke sini?" tanya Shera dengan wajah datar.

"Saya khawatir sama kamu, Shera. Tadi saya liat kamu ke serempet motor." Adam kini menggenggam tangan Shera. "Kamu gak apa-apa kan, Sher?"

Gadis itu melepaskan tangan Adam. "Sa-saya gak apa-apa."

"Saya anterin kamu pulang ya," ucap Adam.

"Saya lagi nunggu Hilmi, Pak. Nanti saya diantar sama dia, soalnya Rifki langsung ke tempat kerja." Shera berharap Adam akan segera pergi. Kalau Hilmi melihat, bisa-bisa dia tak jadi diantar Hilmi.

"Hilmi anak semester 3 itu ya? Tadi saya liat dia bareng Bu Hesti," kata Adam.

Shera mengernyit heran. "Tadi bilangnya dia menuju ke klinik. Tapi kenapa malah belok sama, Bu Hesti?"

"Mungkin mereka ada perlu. Daripada kamu nunggu lama, mending saya antar kamu pulang. Kamu harus istirahat, Shera." Sekalipun cintanya ditolak oleh Shera, pria itu tetap bersikap baik pada Shera.

Shera mendengus kesal. Niatnya mau berduaan dan ngobrol sama Hilmi ehh malah Adam yang muncul. Tapi tak apalah, yang penting ia bisa segera pulang dan beristirahat.

"Ayo Shera, saya bantu jalannya." Adam mengulurkan tangannya.

Mau tak mau Shera meraih tangan Adam karena kakinya cukup sakit. Kakinya terkilir dan sedikit terluka akibat tergores aspal.

"Apa perlu saya gendong kamu? Kayaknya kakinya sakit banget?"

Shera melotot saat mendengar tawaran Adam. Ini sih baik sambil modus. Apa kata dunia kalau Shera terlihat romantis dengan Adam?

"Gak usah repot-repot, Pak," tolak Shera.

Adam mengangguk pasrah. Ia tetap memapah Shera menuju ke parkiran. Suasana pulang kuliah memang ramai. Beberapa mahasiswa bahkan melihat kebersamaan Shera dan Adam.

Gadis itu juga melihat ada yang berbisik-bisik. Mungkin saja mereka sedang membicarakan Shera. Duh, rasanya Shera ingin menghilang saja. Atau menggunakan kekuatan teleportasi agar bisa langsung ada di rumah.

"Silakan masuk." Adam membukakan pintu mobil dan Shera pun segera masuk.

Setelah Adam duduk di kursi kemudi, mobil pun dilajukan. Adam sengaja memutar lagu romantis di mobilnya. Tapi Shera berkhayal jika ia sedang berboncengan dengan Hilmi.

Perasaan Shera mendadak tak enak saat ia mengingat Hilmi. Apa tadi Hilmi juga melihat kebersamaannya dengan Adam? Gadis itu langsung mengambil ponsel di tasnya. Dan benar saja, ada pesan dari Hilmi.

Hilmi:
Kak, hati-hati di jalan pulangnya. Langsung istirahat dan jangan lupa makan. Maaf aku gak bisa nganterin. Tapi jangan lupa ya, nanti Kakak nonton live ig kafe Pinky Blue jam 4 sore. Thank's ^_^

Senyum Shera langsung mengembang. Mungkin Hilmi melihatnya yang pulang dengan Adam. Tapi untungnya dia tak marah atau bersikap cuek seperti kemarin. Saat ada kesalahpahaman karena kedekatan Shera dan Rifki.

Adam melirik Shera yang tampak tersenyum sambil melihat ponsel. Pria itu mengira Shera pasti sedang berkirim pesan dengan gebetannya.

"Gebetan kamu ya?" tanya Adam.

"Bukan, ini temen saya," jawab Shera datar.

"Temen tapi demen kan?"

Shera tak menjawab lagi. Ia hanya fokus membalas pesan Hilmi. Shera juga mengatakan pada Rifki kalau dia pulang diantar oleh Adam.

Shera:
Jo, gue dianterin sama Pak Adam. Gue masih gak enak sumpah. Tapi kalau nolak nanti gue balik sama siapa. Hilmi katanya ke kafe sama Bu Hesti.

Rifki:
Lahh, ya udah gapapa, Sher. Yang penting lo bisa pulang. Nanti pulang kerja gue ke rumah lo ya.

Selama di perjalanan Shera asyik melamun. Ia masih takut karena dirinya hanya berdua dengan Adam. Shera bisa menebak jika sebenarnya pria itu sakit hati.

"Bapak kenapa masih baik sama saya?" Shera refleks bertanya seperti itu pada Adam.

"Sampai kapan pun saya akan tetap baik sama kamu, Shera. Saya tau, kamu mungkin susah buka hati sama saya. Saya juga gak akan menuntut jawaban lagi ke kamu. Mungkin waktu yang akan menjawab semuanya," jelas Adam.

Shera hanya tersenyum miring. Mau bagaimana pun usahanya menjauhi Adam, sepertinya pria itu akan tetap mendekatinya. Shera hanya tak ingin Adam menyakiti dirinya sendiri.

"Sebaiknya Bapak gak usah terlalu berlebihan. Saya gak mau Bapak menyakiti diri sendiri karena mencintai orang yang tidak mencintai Bapak,"

Adam sedikit melirik Shera dan tersenyum tipis. "Saya tidak akan berhenti berusaha sebelum waktu yang menyuruh saya untuk berhenti."

***

Suara dering ponsel membuat mata Shera terbuka. Sepulang kuliah tadi Shera langsung terlelap. Entah kenapa kepalanya mendadak pusing saking banyaknya hal yang sedang ia pikirkan.

Shera mengambil ponsel yang baru selesai di charger. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Hilmi. Gadis itu langsung membuka room chatnya dengan Hilmi. Ada pesan suara yang dikirimkan Hilmi.

"Kak Shera, jangan lupa ya jam 4 sore nonton live ig kafe Pinky Blue. Oh iya, Kakak jangan lupa makan juga,"

Shera tiba-tiba salah tingkah saat mendengar suara Hilmi. Bahkan jantungnya kini berdetak lebih cepat. Saat mendengar suara Hilmi, ia seketika lupa akan masalahnya dengan Adam.

Shera langsung mandi dan mengganti pakaiannya. Ini masih jam 3 kurang 15 menit. Live instagram kafe Pinky Blue yang dikatakan oleh Hilmi masih 15 menit lagi. Gadis itu penasaran, kenapa Hilmi menyuruhnya untuk menonton live di instagram tersebut.

Shera mengambil cemilan yang ada di lemari khusus cemilan. Gadis itu duduk di kursi meja belajar sambil menunggu live instagram itu dimulai. Saat notifikasi live itu muncul, Shera langsung masuk ke aplikasi instagram dan menekan akun kafe Pinky blue yang sedang melakukan siaran langsung.

Hilmi dan Azmi sudah siap perform seperti biasanya. Manggung menghibur pengunjung yang datang ke kafe itu. Hilmi baru saja selesai menyanyikan satu lagu dan sekarang ia akan menyanyikan lagu selanjutnya.

"Baiklah pengunjung semuanya, selanjutnya saya akan menyanyikan sebuah lagu dari Kathina yang berjudul Cantik. Lagu ini saya lantunkan untuk orang cantik yang sudah membuat saya tertarik. Selamat mendengarkan!"

Musik pun mengalun merdu. Kamera juga mengarahkan kepada para pengunjung yang tampak menikmati suara merdu Hilmi.

'Cantik. Ingin rasa hati berbisik
Untuk melepas keresahan. Dirimu
Oooo ... Cantik. Bukan kuingin mengganggumu.
Tapi apa arti merindu. Selalu ...

Walau mentari terbit di utara.
Hatiku hanya untukmu.
Ada hati yang termanis dan penuh cinta.
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan, sungguh aku sayang kamu.'

Pipi Shera langsung merah merona saat mendengar lagu yang dinyanyikan Hilmi. Apakah lagu ini ditujukan untuknya? Siapakah gadis cantik yang membuat Hilmi tertarik?

"Gue bakal gak bisa tidur nih,"

***

Berondong CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang