Part 6: Berantem Terus

30 2 7
                                    

Acara demi acara hari ini sudah selesai. Shera menghela napas lega karena ia bisa beristirahat. Tangannya sudah pegal dan perutnya juga mulai lapar. Gadis itu duduk di salah satu meja dan melihat-lihat hasil jepretannya. Gadis itu sedang malas berjalan untuk mengambil makanan. Mau minta tolong Rifki, cowok itu pun tak tahu pergi kemana.

"Makan dulu, Kak." Seseorang datang menghampiri Shera.

Shera melirik ke arah laki-laki yang membawa tatakan berisi nasi goreng, chiken katsu dan minunan red velvet.

"Hilmi?"

Cowok itu kini duduk di hadapan Shera. "Kak Rifki mana? Kok sendirian aja?"

"Gak tau, tadi pas istirahat langsung pergi entah kemana,"

"Oh, gitu. Ya udah dimakan dulu. Kakak pasti capek dan laper kan?" ucap Hilmi.

"Hehehe iya. Kamu sampai repot-repot bawain makanan segala. Makasih loh ya." Shera mengambil nasi goreng dan chiken katsu yang Hilmi bawakan.

"Sama-sama, Kak. Gak usah sungkan, kita kan saling kenal dan satu kampus, gak ada salahnya kalau kita saling sapa," tutur Hilmi.

Shera hanya menganggukan kepalanya. Gadis itu pun mulai makan. Sementara Hilmi sibuk dengan ponselnya.

"Gak nyangka ya, Kak. Kita ternyata bakal ketemu lagi." Hilmi kembali berbicara setelah Shera menghabiskan makanannya.

"Hehe iya, ternyata kamu bisa nyanyi juga. Penampilan kamu tadi keren loh," puji Shera.

"Ah, biasa aja kok. By the way, udah lama kerja di studio?" tanya Hilmi.

"Ya, cukup lama. Mungkin sejak lulus SMA, aku sama Rifki langsung diajak kerja di sana. Soalnya waktu ada acara sekolah, kan aku sama Rifki jadi fotografernya. Terus gak sengaja ada salah satu pekerja di studio yang mau ngajak aku sama Rifki kerja. Kebetulan di sana juga masih butuh orang. Jadi kita ambil kerjaan itu," jelas Shera. Hilmi hanya manggut-manggut saja.

"Aku nantinya bakal kerja di kafe ini sama Azmi. Kayak tadi, jadi penyanyi yang menghibur pengunjung," ucap Hilmi.

"Wah, bagus dong. Pas banget ya, kamu suaranya bagus dan Azmi juga jago main gitar,"

"Hehe jadi malu dipuji terus." Hilmi tertawa kecil.

Keduanya saling mengobrol dan menceritakan hal-hal random. Misalnya kekonyolan Rifki atau cerita tentang hidupnya Hilmi. Cukup lama mereka tak bertemu, begitu bertemu mereka langsung akrab seperti sahabat yang sudah kenal lama.

"Kak, aku boleh minta nomer WA Kakak?" pinta Hilmi.

"Ehm boleh. Sini ponselnya."

Hilmi memberikan ponselnya pada Shera. Kemudian gadis itu mengetik deretan angka yang merupakan nomor whatsappnya.

"Nih, udah aku save pake nama aku ya." Shera mengembalikan ponsel Hilmi.

"Sip. Makasih, Kak," ucap Hilmi.

"Dicariin di luar taunya ada di sini." Suara Rifki mengejutkan dua makhluk yang sedang asyik berbincang itu.

"Dih, yang ngilang duluan kan lo. Malah gue yang dari tadi di sini nungguin lo. Mau minta tolong ambilin makan hehe." Shera terkekeh.

"Ah, si Shera baik kalau ada maunya doang. Tapi lo udah makan kan?" tanya Rifki.

"Udah nih diambilin sama Hilmi," tunjuk Shera.

"Halo, Kak Rifki." Hilmi kini menyapa Rifki dengan ramah.

"Hai juga, Hilmi. Maaf ya si Shera emang bisanya nyusahin orang," ceplos Rifki.

Berondong CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang