HAPPY READING GUYS 🤗
○○○○○○○○○○○○○○○○
Ian memindahkan laptop di pangkuannya ke meja, kini ia berganti mengambil handphone dan mengecek notifikasi pesan.
"Ian gue mau ke koprasi, ikut gak?" Tanya Zaynal yang sudah siap.
Ian menatap Zaynal, kemudian beralih ke jam dinding. "Nanti aja sekalian bareng, gue juga mau nemuin Angel." Ucapnya, sambil sesekali membalas E-mail yang masuk.
Zaynal duduk di samping Ian, melirik layar laptop yang menampilkan gambar-gambar lukisan. "Job baru?" Zaynal mengambil laptop tersebut kemudian melihat-lihat lebih lanjut.
"Iya, besok gue mau ke Jogja buat ketemu klien." Jawab Ian.
"Berapa hari?" Tanya Zaynal, meletakkan kembali laptop ke mejanya.
"Gue berangkat nanti jam 23:00 paling besok malam pulangnya." Jawab Ian, ia niatnya akan berangkat nanti setelah menemui Ana.
"Ouh, yaudah ayok cepet ke koprasi." Ujar Zaynal melihat jam yang sudah menunjukan pukul 22:00, ia sudah tak heran jadwal-jadwal mendadak Ian. Walau dirinya juga sering pergi malam hari, tapi ia tidak sesibuk Ian.
Kegiatannya hanya mengurus bisnis mereka, dan di beberapa waktu luang ia menerima undangan untuk mengisi tausiah di berbagai Acara. Di pondok ia juga menjadi vokalis Hadroh, kadang kala juga memiliki job di luar.
"Ayok." Ajak Ian berdiri, ia pergi ke kamar di lantai dua untuk mengambil tas kecil dan juga jaket yang di lipat. Karena pergi menggunakan mobil jadi Ian memilih memakai pakaian santai, dengan sarung dan kaos pendek.
"Langsung pakek mobil Lo aja, nanti malem gue nginep di pondok atau gak koprasi." Ucap Zaynal, membenarkan kupluknya yang miring.
Ian mengangguk, bergegas ke garasi dan mengeluarkan mobilnya. Ia memarkirkan di depan koprasi yang sudah ramai di isi para kakang pondok. "Koprasi udah buka belum?" Keluar dari mobil ia bertemu George.
"Ini baru mau di buka?" Jawab George sambil menunjukan kunci koprasi.
"Nanti panggilin Angel yah, tolong." Ucap Ian sebelum masuk ke dalam koprasi luar, ia berniat mengambil beberapa Snack untuk di mobil nanti.
Selesai membayar ia dan Zaynal berpisah, Zaynal pergi ke bengkel pondok untuk menemui kang Ali. Sedangkan Ian pergi ke koprasi dalam untuk menemui Ana. "Mana?" Ian duduk di samping George.
"Ana tidur kang." Jawab santri tersebut, ia mengangkat sebelah alisnya heran.
"Tolong sampein ke mbak Rizka yah, Angel besok suruh badalin saya, soalnya saya mau ke luar kota." Ucap Ian meminta tolong santri tersebut.
"Nggih kang." Ucap santri tersebut kemudian pergi. "Ya Allah kang Ian ganteng banget." Ucap santri tersebut yang masih bisa di dengar Ian dan George.
Ian tertawa pelan mendengarnya. "Jaga sendiri apa?" Tanya Ian sambil ikut melayani santri yang akan membayar, walau ia bukan penjaga koprasi. Tapi dulu ia, Zaynal, dan Altha sering melakukannya saat gabut.
"Iya." Jawab George pendek, mengambil kantong plastik dan menyerahkan belanjaan ke santri.
Beberapa saat Ian membantu George yang kelimpungan, Ian pun memutuskan untuk pergi. "George gue balik yah, mau berangkat ke Jogja." Ucapnya.
George mengangguk. "Tolong panggilin Ali, kalau bisa kakang yang lain sekalian." Ucapnya masih melayani banyaknya santri.
Begitu Ian berdiri, telinganya menangkap suara yang sangat ia kenal bersamaan dengan itu pula para santri langsung pergi ke luar koprasi. Ian beradu pandang dengan George. "Ada apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mubayyin [On Going]
Teen FictionUsaha Ana dalam mencari keberadaan sang ayah membuatnya harus tinggal di pondok pesantren, dan berada dalam pengawasan Ian, tetangga sekaligus ustad di pesantren itu. Walau di awal merasa terkekang dan tidak membuahkan hasil, namun kedekatannya deng...