Z [ 18 ]

616 38 0
                                    

Setelah mendapatkan izin dari pihak rumah sakit, ayyis di perbolehkan untuk pergi ke kaza. Ke kaza hanya untuk beli steak.

Khafid mendorong kursi roda istrinya, di samping sudah ada dokter Erta yang diminta untuk menemani ayyis, takut kenapa-kenapa.

sedangkan di belakang nya mereka sudah ada anak gtpn yang akan mengawalnya. Di depan sudah ada sulaiman, shofya, yasmin, dan Samuel. Keluarga ayyis tidak ikut karena sedang di luar kota jenguk adek ayyis yang di solo.

Suasana kaza yang tadi nya sepi, seketika menjadi ramai karena kehadiran mereka. Bayangkan saja 210 dari anak gtpn, ditambah sulaiman, shofya, yasmin, dan dokter Erta.

“ kalian cari tempat duduk masing-masing, dan pesan apa saja, bebas. Nanti ami yang bayar “ ujar sulaiman

“ jangan, pa. Biar saya saja, karena mereka adalah tanggung jawab saya “ khafid menolak sulaiman yang berniat mentraktir anak geng nya itu

“ kamu sudah keluar duit buat pengobatan ayyis “ sulaiman

“ itu tidak seberapa, pa. Biar mereka, saya yang traktir. Sekaligus syukuran karena ayyis sudah sadar “ khafid

“ sudah biar aja, pa “ Samuel

“ semuanya pesen apa aja, nanti struknya kasih ke gue. Buat pengunjung lain juga silahkan pesen apa aja “ khafid

“ kecuali steak, jangan ada yang pesen itu! Karena istri saya lagi pengen steak “ teriak khafid lagi

Mendengar itu ayyis membulatkan mata tak percaya, antara seneng, dan kesel. Seneng karena ia tak perlu takut kehabisan steak, dan kesel karena kenapa harus pakai teriak.

Samuel, Khafid, dan Ayyis duduk di satu meja yang sama

“ canteu tunggu sini ya, saya pesan kan dulu steak nya “

Ayyis menggenggam tangan khafid kuat, ia menggeleng pelan

“ misua disini aja sama aku “

“ terus cara pesen nya gimana ? “ tanya khafid bingung

“ kamu mau ikut juga ? “ tanya khafid lagi

“ biar gue yang pesen, kalian tunggu disini “ Samuel peka akan hal itu, ia bergegas memesan kan steak untuk ayyis

Khafid menarik kursi dan duduk di samping kursi roda ayyis, khafid menatap heran istrinya. Kenapa ayyis tersenyum ? meskipun memakai cadar, tapi khafid tau bahwa istrinya itu sedang tersenyum. Terlihat dari mata ayyis yang sedikit menyipit. Karena penasaran, khafid pun bertanya ke ayyis mengenai hal itu.

“ canteu, bahagia ? “ tanya khafid

Ayyis mengangguk

“ aku bahagia, bisa dipertemukan sama orang baik. Di kelilingi orang baik juga “ jawab ayyis

Khafid merangkul ayyis

“ karena kamu orang baik, jadi di kelilingi sama orang baik “ ujar khafid

Ayyis menggeleng

“ aku belum baik “ ucap ayyis

“ ipar gue suka banget merendah, untuk di tendang “ ujar Samuel sudah selesai memesan steak, dan kini duduk berhadapan dengan khafid

Khafid menatap tajam Samuel, apa maksud nya mau menendang istrinya

“ berani tendang istri gue ? “ ucap khafid dengan senyum menyungging

“ yaa enggak lah ! nanti gue di gebukin mama dan papa, belum lagi lu. Secara ayyis kan kesayangan nya Al-Haddad “ ucap Samuel

“ itu tau “ khafid

ZAZECGUENLO [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang