Z [ 13 ]

992 43 0
                                        

sebenar nya jarak ke rumah ayyis cukup lumayan jauh, tetapi khafid ngebut karena sudah sangat khawatir dengan istri nya. Khafid mendekati istri nya yang sedang tiduran di atas ranjang

“ canteu, mana yang sakit ? “ tanya khafid khawatir

“ aku cuman pusing aja “ jawabnya

“ mungkin ayyis pusing karena gejala hamil, coba bawa ke dokter kandungan aja “ ucap kak Asfya

Ayyis dan khafid saling memandang satu sama lain, mereka saja belum melakukan nya. Mana mungkin itu gejala hamil.

“ bukan kak, kan aku memang kalau mau halangan selalu sakit “

“ ya siapa tau, is. Cek dulu aja “ kak Asfya

“ astaghfirullah kak, ini itu aku mau halangan makanya sakit “ ayyis

“ gini aja kak, kalau selama sebulan ini ayyis belum halangan. Nanti kita cek ke dokter kandungan “ saran khafid

Kak asfya mengangguk setuju

“ tapi kakak yakin sih itu gejala hamil “ kak asfya masih kekeuh dengan keyakinan nya

“ sudah, biarkan ayyis istirahat “ ibrah pun mengajak istrinya keluar

Sekarang di kamar hanya ada ayyis dan khafid
“ canteu, apa masih pusing ? “ tanya khafid, tangan satunya mengelus rambut ayyis perlahan dan yang satu nya menggenggam tangan ayyis

“ sudah sembuh karena ada misua “ jawab nya dengan tersenyum

Khafid tersenyum di buatnya, salting!

“ misua, ayo aku mau di simak in hafalan nya “ pinta ayyis

“ besok saja gimana ? kan kamu sekarang lagi tidak enak badan “

“ kalau besok ayyis enggak ada gimana ? “ ucap ayyis menatap wajah khafid

“ astaghfirullah! Jangan bicara seperti itu “

“ makanya simak hafalan aku sekarang yaa “ rengek ayyis

“ baiklah, sekarang kita wudhu dulu, habis itu saya akan simak hafalan kamu “

Ayyis mengangguk, ia di tuntun khafid untuk ke kamar mandi.

Sambil menunggu ayyis berwudhu, khafid pun menata beberapa bantal untuk jadikan sandaran ketika ayyis akan duduk nanti.

“ itu bantal nya kenapa gitu ? “ tanya ayyis yang bingung kenapa setelah ia berwudhu bantal nya di susun sama khafid

“ biar enak punggung nya, sewaktu sandaran “ jawab khafid

“ aku mau duduk di atas sajadah aja “

Khafid langsung menggelar sajadah untuk ayyis, ayyis pun memakai mukena nya. Nanti kalau sudah adzan isya’ sekalian langsung sholat. Gitu pikirnya

“ misua, karena ini perdana aku di simak in hafalan sama kamu. Boleh enggak kalau selama aku muroja’ah sambil genggam satu tangan kamu ? “ tanya ayyis

“ boleh dong “

Sebelum itu khafid mengambil meja berukuran sedang, di letak kan perlahan mushaf  itu diatas meja yang sudah ada di hadapan nya. Satu tangan nya sudah di genggam ayyis, dan satu nya ia gunakan untuk membalik lembaran mushaf nya.

Ayyis memulai muroja’ah nya, selama muroja’ah berlangsung, khafid tak berhenti tersenyum melihat ayyis. Di satu sisi ia salting tangan nya di genggam ayyis, di satu sisi ia bersyukur memiliki istri seperti ayyis.

Ayyis yang di lihatin terus oleh khafid, tak terganggu konsentrasi nya. Justru ia makin lancar dan sesuai mahraj nya.

“ masyaAllah canteu saya, kita berhenti dulu ya sudah adzan isya’. Setelah itu di lanjut lagi “

ZAZECGUENLO [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang