Part 5

205 36 5
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian di perpustakaan. Kehidupan sekolah Reyna berjalan dengan baik. Bahkan ia kini sudah memahami lingkungan sekolahan dan berteman baik dengan teman sekelasnya.

"Rey, Lo jadinya mau ikut ekskul apa?" Tanya Nia pada Reyna ketika mereka hendak menuju kelas guna mengambil barang.

"Eumm.. gue kayanya pengin PMR aja deh" jawab Reyna setelah berpikir.

"Serius lo? Sana masuk padus, lo engga pengin juga? Suara lo kan bagus"

"Waktu SMP gue udah pernah ikut padus, cape tiap upacara tugas"

"Oke deh kalau mau lo gitu, gue ikut"

"Lo juga mau masuk PMR?"

"iya, habisan gue bingung. Kalau olahraga gue engga jago"

"Lo bukannya bisa ngelukis?"

"Gue udah ikut les lukis di luar"

"Owh.. ya udah nanti kita ke ruang PMR ya daftar"

Nia hanya menjawab dengan anggukan karena mereka sudah sampai di kelas. Mereka pun segera berjalan ke arah loker yang berada di belakang sudut kelas.

"Udah Rey?" Tanya Nia menghampiri Reyna yang tengah mematung di depan lokernya.
"Ada apa?" Tanyanya sekali lagi karena merasa tak mendapat jawaban apa pun.

Reyna pun menunjukkan sebuah kotak kecil berwarna coklat yang ia ambil dari dalam lokernya. Nia terkejut dan mengernyitkan dahinya, lalu menatap Reyna seolah bertanya "dari siapa?". Reyna menggelengkan kepala. Menatap kotak itu kembali dengan tatapan bingung.

"Buka aja" usul Nia.

"Tapi.."

"Kotak itu ada di loker lo, jadi engga apa-apa. Salah siapa kan naruh kok di situ"

(Jangan di tiru yak gaes, si Nia emang rada-rada)

Reyna kemudian menaruh kotak itu di atas meja paling belakang entah milik siapa kemudian mengambil kertas kecil berwarna serupa dengan kotak itu yang berada di antara pita dan membacanya, kemudian dengan ragu Reyna pun membuka kotak yang ada di depannya itu dan mendapati beberapa jenis coklat di dalamnya.

Reyna kemudian menaruh kotak itu di atas meja paling belakang entah milik siapa kemudian mengambil kertas kecil berwarna serupa dengan kotak itu yang berada di antara pita dan membacanya, kemudian dengan ragu Reyna pun membuka kotak yang ada di de...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak menerima penolakan.
(Isi suratnya)

"Rey, ini coklat mahal lho" ucap Nia tiba-tiba setelah mengecek coklat itu.

"Maksudnya?" Tanya Reyna bingung.

"Harganya ini mahal, gue sebagai pecinta coklat paham macam-macam coklat" tutur Nia antuasias menjelaskan.

"Buat lo aja kalau gitu"

"Loh? Ini mahal lho Rey"

"Gue lagi males makan coklat, lagian engga tau dari siapa"

"Emang di surat itu engga ada pengirimnya?"

"Engga ada, kalau lo mau ambil aja"

"Ya udah kalau gitu. Gue nitip dulu, nanti gue makan. Sekarang yuk ke lab nanti dicariin prof" ucap Nia final. Reyna mengangguk, menyimpan kembali kotak itu ke dalam lokernya serta mengambil barang yang ia butuhkan. Lalu keduanya pun segera berjalan keluar kelas menuju ruang laboratorium.

Sadewa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang