Happy Reading 😘
🌻🌻🌻
Hari ini, aku demam, padahal ada jadwal kondangan malam ini, tapi terpaksa harus ku relakan, padahal aku paling senang jika harus bepergian bersama suamiku. Huft, momen kencan curi-curi yang tidak terealisasi malam ini.
Oh iya, aku juga paling suka diajak skin to skin seperti saat ini, skin to skin sangat cocok untuk menghangatkan tubuh yang terasa menggigil seperti yang sedang ku alami.
"Udah dulu, ya?" pinta Mas Lingga.
"Padahal masih nyaman," rengekku.
"Dipakai lagi bajunya, terus pakai jaket, baru dibalut selimut," titahnya. Jangan salah paham, skin to skin memang paling mudah dengan tubuh polos, bukan?
"Kamu datang ke acaranya?" tanyaku.
"Iya, nggak enak kalau nggak datang," jawabnya, "Devin aku ajak, ya?" sambungnya.
"Kamu nanti repot, apalagi nggak ada aku," tolakku.
"Daripada dia di rumah ngerecokin kamu yang lagi sakit?"
"Kan, ada Ziel."
"Ziel nggak seratus persen bisa diandalkan, Mbar. Lagi bosan aja dikamar, makanya dia mau main sama adiknya di ruang tengah, sebentar lagi juga pasti dia manggil kamu kalau udah bosan main sama adiknya."
"Ya udah, deh," pasrahku.
***
Ini sudah larut malam, pergi berdua dengan Devin kok justru membuat suamiku betah berlama-lama di luar sana tanpa ingat rumah? Apakah Devin tidak merepotkannya selama di sana? Menurut perkiraanku, yang membuat mas Lingga berlama-lama di kondangan sana adalah karena ada bapak-bapak yang mengajaknya untuk mengobrol panjang lebar, tapi apakah mereka tidak tau jika suamiku membawa anak kecil? Seharusnya jangan ditahan untuk tetap tinggal di sana dong! Aku yang menunggunya saja sampai-sampai sudah merasakan kantuk. Ku rapatkan jaketku dan sesekali menutup mulut yang menguap.
Derum mobil yang memasuki halaman rumah membuat mataku kembali segar seketika. Akhirnya, yang ditunggu-tunggu pulang juga. Ku sambut kedatangan keduanya di pintu depan.
Mas Lingga turun dari mobil dengan Devin yang sudah terlelap dalam gendongannya, sepertinya anak itu benar-benar lelah. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana pandangan orang-orang terhadap Mas Lingga yang datang hanya berdua bersama anaknya yang masih kecil.
Setelah mendapatkan kecupan di punggung tangannya, Mas Lingga pun memberikan kecupan singkat di dahiku. "Kok nggak nunggu di kamar aja, sih?" tanya Mas Lingga yang mungkin khawatir terhadap kesehatanku.
"Nungguin kalian lama banget, kan jadi kepikiran," ujarku.
Kami pun bersama-sama melangkahkan kaki menuju ke kamar.
Sesampainya di kamar, aku langsung mengganti pakaian Devin dengan pelan agar tidurnya tak begitu terusik, tapi lama-lama hidungku mencium bau yang berbeda. "Wangi apa ini?" gumamku.
"Ah, itu wangi parfum orang lain. Tadi, banyak yang peluk cium dia," jawab Mas Lingga di sudut ruangan sana. Ia juga sedang mengganti pakaiannya.
"Oh," beoku.
Setelah selesai memakaikan piama bergambar Spongebob di tubuh kecil Devin, aku pun segera memunguti pakaian Mas Lingga yang tercecer di lantai untuk ku kumpulkan di keranjang pakaian kotor. Eh, apakah hidungku tidak salah cium? "Jangan bilang kamu dapat peluk cium juga!" selidikku.
Mas Lingga yang sedang menyandarkan punggung di headboard ranjang sambil menekan keyboard di ponselnya itu pun langsung mengalihkan atensinya padaku. "Tadi kan aku gendong Devin, Mbar, wanginya jadi ikutan nempel dibajuku," jelasnya.
"Iya, iya," jawabku setengah tak ikhlas.
Selepas menyingkirkan pakaian mereka berdua, aku menghampiri keduanya untuk bersiap tidur. Namun, tampaknya salah satu penunggunya sudah memiliki rencana lain, ia sudah menanggalkan ponselnya di atas nakas sembari isi daya. Senyumnya merekah untuk menyambut kedatanganku. Aku yang bingung pun lantas mengernyitkan dahiku.
Mas Lingga merentangkan kedua tangannya. "Cuddle. Karena kamu lagi sakit, jadi cuddle aja," pintanya padaku.
Ya, terpaksa Devin tidur diujung ranjang, malam ini.
🌻🌻🌻
Kapan-kapan lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Semoga Bahagia
ChickLitAmbar Larasati, seorang gadis kampung lulusan S1 yang bekerja di balai desa. Sebenarnya ia memiliki keinginan besar untuk menjadi TKW agar hidupnya sejahtera. Namun, niat mulianya tersebut disangkal oleh bapaknya, padahal ia merasa sangat bosan di r...