Serdadu Baja
Tok Dalang
dada ku menggebu, sesak, serasa darahku naik menarik amarah.
bukankah kita telah merdeka wahai tuan presiden?.
lalu mengapa serdadu baja itu kembali menjajal tanah kita?.
mereka berlagak seakan akan tanah yang mereka pijak itu milik nya.
tak akan ku biarkan walau sebutir debu yang kalian ambil.
tangan mungil malaikat ku kemudian mencoba menghentikan ku.
menatap dan memohon, "jangan pergi lagi dalam pertempuran."
tidak sayang, cintamu tak akan cukup untuk mengurungkan niat ku.
bukan karena aku tak sayang,
jika nanti kau temui aku menjadi mayat. ceritakan kepada anak-anak kita. ayah nya menelanjangi kejantanan para penjajah. berbanggalah wahai anak ku, kita merdeka.
hiduplah dalam damai, kejar cita-citamu. carilah cinta dan berkembang biak lah, agar kau penuhi tanah ini dengan manusia-manusia merdeka.
namun setelah aku menua, aku tak melihat kita telah merdeka wahai tuan presiden.
kenapa anak-anak ku menjadi terjajah di negeri sendiri.
kenapa setelah aku mengusir serdadu baja milik sekutu, kami tak mendapat kehidupan nyaman yang aku bayangkan saat aku membunuhi para penjajah.
masih begitu jelas teriakan merdeka saat itu, masih terasa basah darah yang mengucur dari pelipis mata. namun ternyata kita belum merdeka.
aku berikan sisa perjuangan ini kepada kalian, tunas tunas baru yang di dalam dadanya berteriak.ketimpangan dan ketidak adilan apa yang terjadi di dalam negeri.
yang kaya makin kaya, yang miskin tidak berguna, apakah ini merdeka yang kita banggakan?.
sekarang aku tertegun di dalam tanah, melihat dunia tak kunjung berubah.
ku tinggalkan cinta demi merdeka. namun perjuangan baru bermula.
jasad tak mampu kembali berdiri, inalah pesan dari para pejuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA TENTANG CINTA
Romancekumpulan sajak dan puisi yang selalu di dengar di SPOON RADIO