KUCING

2 0 0
                                    

KUCING

BY TOK DALANG

Aku kucing, kucing kampung.

Kamu kucing, kucing anggora.

Aku makan sampah

Kamu makan daging

Aku liar dan penuh pertarungan jalanan.

Kamu kucing rumahan, penuh barang kemewahan.

Kalung ku sampah, tanda aku bebas lepas di got got komplek rumah.

Kalung mu mutiara, tanda kamu nyaman di dalam kamar gemerlap buatan manusia.

Jika mampu aku tidak mau takdir kita bertemu.

Namun kala itu mata ku tertuju padamu yang mengintip di balik sebuah pintu.

Disana kita terpanah

Disana kita jatuh cinta

Disana kita memadu kasih.

Ini kisah kami, kucing kampung dan kucing anggora.

Sebuah alur rumit dalam jalur konflik di atas sebuah rasa.

Kami saling mencintai.

Apa yang salah dengan itu.

Tapi kami di pisahkan bagaikan Siti  Nurbaya dan kekasih nya.

Aku ingin marah namun aku tak punya kuasa.

Aku kucing got, dan mereka mengatakan aku tidak pantas bersama anggora yang cantik jelita.

Aku tidak mengerti, sungguh-sungguh tidak mengerti.

Aku adalah daging, dia adalah daging, mereka adalah daging, dan kalian adalah daging.

Lalu jika kita hanya daging kenapa kalian mengatakan aku lebih rendah hanya karena aku berasal dari got kotor di depan rumah.

Aku tahu, begitula cara kereja kesombongan menguasai diri.

Berlagak mulia di depan orang lemah.

Berlagak kuasa di depan ketidak mampuan orang lain.

Aku berhak mendapat cintaku.

Dan tidak ada satu pun yang dapat menghalangi nya.

Kecuali Tuhan memisahkan kami, barulah aku akan tunduk.

Jika tuhan membenarkan kami harus berpisah, aku akan tunduk dan memotong kumis ku sebagai tanda ku patuh akan takdir nya.

Namun kalian bukan tuhan.

Kalian siapa?

Apakah kalian punya hak?

Jangan sekali-kali membuat kucing kampung marah.

Aku bisa saja berbuat nekat dan menghancurkan kalian.

Jadi berikan anggora kepada ku, berikan, tolong berikan.

Aku gila karena anggora.

Orang-orang tidak lagi memanggil ku kucing kampung.

Sekarang mereka memanggil ku kucing gila.

Debu yang menempel di kaki anggora lebih aku inginkan dari pada bumi dan se isinya.

Bulu anggora yang gugur lebih aku butuhkan dari pada langit beserta isinya.

Aku, kucing gila.

Gila karena anggora.

Aku kucing kampung.




SEMUA TENTANG CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang