𝟣𝟣. yohan (2)

986 131 2
                                    

"taman firdaus, kita sudah sampai di taman firdaus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"taman firdaus, kita sudah sampai di taman firdaus."

orang orang disana berhenti melakukan kegiatan mencangkul nya dan memilih memberi salam dengan melambaikan tangan mereka.

(Name) melirik dedaunan yang penduduk disana tanam, aneh nya daun nya itu memiliki beberapa bolongan dengan bercak berwarna merah.

Begitu mencurigakan menurut (name).

"para pengikut ajaran taman firdaus semuanya adalah orang yang bahagia."

Zin tersenyum dan menyapa mereka kembali "selamat siang!" (Name) menghela nafas melihat tingkah tidak malunya Zin.

"paman, apa masih jauh?"

"sebentar lagi sampai."

dipertengahan jalan, mereka bertemu dengan anak anjing pupy putih. "anak anjing! lucunya~" kata Mijin sang pecinta anjing. (name) yang tidak terlalu menyukai anjing langsung bersembunyi dibalik tubuh Mijin.

Zin yang ingin cari perhatian langsung mengahampiri anak anjing itu "hei sini kau, unyu unyu" Zin melirik (name) dan Mijin.

Zin tersentak ketika ada seseorang yang berdiri dihadapan nya. Pria itu menatap Zin marah "berani berani nya kamu, nggak kenal sopan santu sama sekali!"

Zin menyeringat "apa? tidak sopan? apa anjing ini milik paman?" Mijin berteriak "Zi-Zin!" Pekik Mijin reflek Zin langsung menoleh ke belakang. Anjing liar itu menyerang Zin dan untung saja pak pendeta melindungi Zin.

"PA-PAMAN TERIMA KASIH!"

"ZIN CEPAT BERLINDUNG DIBELKANG KU!"

sekelompok anjing liar dan besar itu mengelilingi mereka dengan tatapan ganas. "A-ANJING ANJING ITU BANYAK SEKALI!!"

tiba tiba pria yang termasuk anggota taman firdaus itu melemparkan daging mentah ke tanah seraya berdoa seakan anjing itu adalah tuhan mereka.

"dengan nama roh kudus....amin"

paman itu tersenyum "tolong jaga sikap kalian kalau tidak kalian akan terima hukuman." Pak pendeta menyeringat "apa daging itu, apa selalu dipersiapkan?" Tanya pendeta.

mereka kemudian memasuki sebuah pekarangan "apa?! Apa apaan itu?!"

"orang dewasa dan anak anak akan dipisahkan?!" Mereka terkejut bukan main "para orang dewasa menjalani ibadah biasa, sedangkan anak anak harus ke bagian pelajar."

"agar kalian fokus ibadah, untuk sementara singkirkan dulu hp dan barang elektronik kalian."

Mijin mengeratkan genggaman nya dan (name) semakin curiga pada perkemahan gereja ini.

"ah...hp juga? jadi seperti disekolah yah?" Zin menatap malas "tapi memang dirumah ibadah itu nggak boleh pakai hp, kan?" Sahut Mijin yang terlalu alim.

obsession : lookism x f!readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang