- t h i r t e e n-

1.8K 116 0
                                    

Guys ayo dong vote nya
Tinggal pencet bintang nya, apakah sesusah itu buat vote?

h a p p y . r e a d i n g 🔥

Melangkahkan kaki nya di koridor dengan musik favorit yang mengalun indah di telinganya. Mood Zea sudah tidak bad kaya kemarin.

Pandangannya menyapu ke arah lapangan outdoor yang sudah ramai oleh anak basket yang asik mencetak skor.

Ketika di depan kelas 10IPA 1, Zea mencari bayi kawainya, tetapi tak menemukan kehadirannya.

Ketika pandangannya ke depan, Zea melihat Nanta yang selesai cuci tangan di depan kelasnya dan akan masuk ke kelas.

Zea sedikit mempercepat langkahnya menghampiri Nanta, dia mau tanya, kemarin kok Nanta kaya nangis.

Tapi sang empu malah menghindarinya, Nanta berjalan cepat ke dalam kelasnya tanpa mempedulikan panggilan dari Zea.

Zea yang melihat respon kurang baik dari Nanta pun mengerutkan alis bingung, 'gue ada salah ape ya?'monolognya.

Memilih untuk menanyakannya nanti, Zea melanjutkan langkahnya ke kelasnya, 10IPA 2.

Memasuki kelasnya dengan alis yang terangkat terus turun membalas sapaan teman sekelasnya, temen sekelasnya udah biasa dengan Zea dan tingkah absurd nya.

"Ey yOwh giRl, what do you think?" Sapaan pagi yang Zea lontarkan terhadap Rhea yang sedang melamun menghadap jendela, menatap lapangan.

Rhea yang agak tersentak pun mendongak melihat sahabatnya yang berdiri di sampingnya.

"Kaga, gabut aja gue." Rhea menjawab malas, "eh btw kemaren sore hp lu off apa gimana dah?"

"Bet mut gueh, biasa." Rhea yang sudah tau maksud dari perkataan Zea pun menganggukkan kepalanya.

Rhea mengubah posisi duduknya menghadap Zea, tangan kanannya ia tumpu di meja dan telapak tangan yang menangkup pipi kanannya. "Gimana tuh lanjutannya sama bayi kawai lo?" Bertanya tentang misi Zea a.k pdkt wkwk.

Zea yang ditanyai tentang Nanta pun sedikit malas menjawabnya, ya kemaren kan mereka kurang baik? Atau dia nya doang yang badmood.

Mengedikkan bahunya dengan alis kanan yang terangkat Zea menjawab, "Kemarin gue badmood, ngeliat dia ngobrol sama siapa tuh? Ah pokonya si cewe kue kue itu. Masalahnya gue kira dia tu pendiem gitu lho, tapi keknya dia orangnya friendly."

"Yeu makannya jangan gampang nilai orang, kemakan realita kan lu." Telunjuk Rhea menunjuk nunjuk muka Zea, terlihat seperti ibu memberi peringatan kepada anaknya.

Zea pun menghembuskan nafasnya kesal, "Ya diliat dari penampilannya kek malu malu gitu anjerr. Trus pas balik juga gue diemin, gue kebutin juga motornya. Sepanjang jalan tangan dia meluk perut gue, erat gitu tapi..agak ngegeter. Yaudah gue terus kebut aja. Eh tapi btw pas nyampe rumahnya, gue kek ngeliat dia nangis gitu, kek bekas air mata di pipinya." Panjang × lebar Zea menjelaskan pulang barengnya with Nanta.   

Tangan Rhea yang tadi menangkup pipinya terangkat untuk menggeplak kepala sahabat yang agak tulol ini. "Ege sumpah. Lo keknya kaga mikir ke sini dah, bisa aja dia ketakutan atau punya trauma sama motor atau kendaraan yang dibawa kebut gitu. Parah lo Ze anjir, jangan tolol dong SHIBal." Rhea gak habis thinking banget, kok bisa ya ga peka gitu. 

N A N T A.M I N E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang