Sekarang sudah malam, Leo mengantar teman-temannya keluar dari mansion menunggu taksi online yang dipesannya.
"Kalian yakin nggak nginap di sini aja, besok kan masih libur?" Tanya Leo lagi
"Ck lo berapa kali sih nanya itu, kita pulang Leo" ujar Rian menjitak dahi Leo pelan
"Iya nih, besok kita ketemu lagi"
"Besok kita ketemu di taman kota, olahraga bareng" ujar Aldi dan langsung dibalas gelengan oleh Leo.
"Nggak deh, malas gue"
"Lebih baik gue tidur seharian besok" ujar Leo
"Lo kok jadi pemalas ya sekarang, dulu malah lo yang paling semangat olahraga" heran Rian
"Itu namanya gue lagi berada dalam fase malas dan mager, kan nggak semua orang selalu bersemangat, pasti juga ada malasnya kan" ucap Leo memberikan alasan yang kuat dan masuk akal supaya teman-temannya itu tidak curiga.
"Yaa lo benar sih, tapi sedikit aneh aja liat lo jadi pemalas dan hoby tidur"
"Apalagi selama film tadi, lo bukannya nonton tapi malah tidur" ucap Aldi
"Yahh gue nggak sanggup nonton gituan, ngeri gue" ucap Leo merinding membuat Rian dan Aldi tertawa.
"Dasar, ternyata seorang Leonard ini masih polos ya"
"Maafin kita ya malah ngajak lo nonton gituan, nggak lagi deh"
"Nanti kita ajak lo nonton kembar botak aja ya hehe" kekeh Rian mengacak-acak rambut Leo.
"Sialan, nggak gitu juga kali, guee.." ucap Leo
"Gue apa?" Tanya Aldi menaik turunkan alisnya menggoda Leo, Leo yang melihat itu malu dan menoyor dahi Aldi itu, pikiran teman-temannya itu benar-benar ternyata, pikirnya.
"Gue..."
"Ahhh dahlah pulang kalian sana" usir Leo melihat taksi pesanan mereka sudah menunggu
"Yee bocah, jawab dulu, Gue apa tadi?" Ucap Rian masih menertawakan Leo
"Malas, pergi sana"
"Haha, yaudah kita pergi"
"Besok kalau lo mau ikutan olahraga bareng, kabarin aja" ucap Aldi mengacak-acak rambut Leo.
"Akhh rambut gue sialan, hobi banget sih kalian" kesal Leo menatap tajam teman-temannya itu dan membenarkannya lagi, kemudian menatap teman-temannya itu yang melangkah menjauh dan memasuki taksi.
Setelah merasa mereka semakin jauh, Leo tersenyum dan memasuki mansionnya hendak makan karena dia belum makan dengan benar dari pagi, hanya camilan aja yang mengisi perutnya.
Leo menghela nafasnya pelan dan duduk di ruang makan melihat keluarganya sudah makan duluan. Tanpa berkata sedikitpun, Leo mengambil piring dan mengisi piring itu dengan makanan yang terdekat dengannya.
"Sudah pulang teman berandalan kamu itu haa?" ucap Andre menatap Leo tajam, Leo hanya diam dan menikmati makanannya.
"Ck ini lah akibatnya kalau berteman sesama berandalan, tidak punya sopan santun" ucap Andre, Leo menghentikan makannya dan menghela nafasnya berat.
Karena malas ribut dan membalas ucapan Andre yang bikin dia emosi itu, Leo lebih baik pergi dari sana dan membawa makanannya menuju dapur dan makan di meja yang ada disana. Karena menurutnya, berdebat dengan Andre dan melawannya tidak akan ada untungnya baginya, malah membuat tenaganya terkuras dan itu akan buat dia capek nantinya.
"Itu yang kamu bilang mau dekat sama dia dek, jangan dekat sama berandalan itu"
"Dia cuma memberikan pengaruh buruk buat adek nanti" ucap Sean kepada Darel, Darel hanya mengangguk kecil dan memperhatikan abangnya itu dari jauh dengan tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)
Teen FictionApa jadinya seorang pemuda yang pemalas dan mageran, harus bertransmigrasi ke tubuh seorang Leonard Fernandes yang di cap buruk oleh sekitarnya termasuk juga keluarganya, karena suka membuat masalah bahkan membulli orang lain termasuk juga pada adek...