Seorang pemuda menghela nafasnya gusar melihat hujan yang tidak berhenti dari tadi, apalagi angkot atau bus yang mengarah ke rumahnya tidak terlihat dari tadi.
Marvel Leonard Argantara nama pemuda itu, anak kedua dari keluarga Argantara. Dia sekarang hidup sendirian setelah kedua orang tuanya meninggal 2 tahun yang lalu, sedangkan kakak perempuannya sudah memiliki keluarga sendiri, jadinya sekarang Marvel tinggal sendirian di rumah peninggalan orang tuanya.
Walaupun begitu, Marvel tidak pernah pusing memikirkan biaya hidupnya, karena tabungan peninggalan orang tuanya sudah cukup untuknya sampai dia kuliah nanti, dan juga kakaknya juga sering berkunjung menemuinya.
Yahh Marvel bersyukur akan hal itu, walaupun hati kecilnya terkadang merindukan keluarga hangatnya dulu, tapi semua sudah takdir, Marvel berusaha ikhlas menerimanya.
Marvel menengadahkan tangannya, menikmati sensasi air hujan yang menyentuh kulit tangannya itu.
"Huhh hujan berenti dong, gue ngantuk banget nih"
"Pengen rebahan seriusan" monolognya menatap hujan itu
Marvel menghela nafasnya gusar lagi, dia benar-benar lelah hari ini karena ada pelajaran olahraga hari ini. Yahh Marvel itu paling benci yang namanya olahraga, apalagi alasannya kalau bukan mager.
Jadinya badan yang tidak pernah dibawa olahraga berlebihan itu, sekarang benar-benar terasa sangat pegal, apalagi bagian kakinya yang harus berlari menyusuri lapangan yang sangat luas itu.
"Dek" panggil seseorang, Marvel mendengar suara yang tidak asing itu langsung menatap sumber suara dan tersenyum senang.
"Abang" ucap Marvel melihat abang iparnya di dalam mobil tepat di hadapannya, sejak kapan pikirnya.
"Masuk gih, abang antar pulang" ujar Tomi suami kakak Marvel.
"Wahh tentu bang" Marvel membuka pintu mobil itu dengan senang hati, akhirnya penyelamatnya datang dan nanti dia bisa langsung rebahan di kamarnya.
"Abang kok bisa ada di sini?"
"Abang tadi selesai meeting dan liat kamu di sini, jadinya sekalian aja kan" jawab Tomi mengacak-acak rambut adek iparnya itu, Marvel mengangguk dan memasang seat beltnya.
"Syukurlah, El kira tadi bakalan sampai malam di sini, soalnya nggak ada kendaraan pulang"
"Kamu juga sih, buat apa motor sama mobil kamu di rumah kalau nggak di pake"
"Heheh malas bang" cengir Marvel dan menyamankan posisinya bersiap-siap tidur. Tomi melihat itu terkekeh pelan, sudah hapal betul tingkah adek iparnya itu yang memang hobi tidur.
"Mau abang antar pulang atau ke rumah abang aja, Keponakan kamu kangen loh sama kamu" Tanya Tomi
"Ke rumah El aja ya bang, kapan-kapan El main ke sana ketemu Rio"
"Yaudah gapapa" ujar Tomi dan menjalankan mobilnya meninggalkan Area sekolah itu.
Terjadi keheningan selama perjalanan, Tomi yang fokus kejalanan apalagi sekarang hujan lebat membuatnya lebih berhati-hati buat berkendara, sedangkan Marvel sudah tertidur dengan nyamannya.
Saat di lampu merah Tomi berhenti dan memperhatikan Marvel yang terlelap tidur, dia mengelus rambut Marvel dan menatap kaget melihat truck melaju tepat di hadapannya.
Dalam waktu singkat tabrakan beruntun pun tidak dapat dielakkan lagi, membuat beberapa mobil yang sedang menunggu lampu merah itu pun ikutan tertabrak termasuk mobil Tomi.
Bruk...
Tomi meringis memegang kepalanya yang terasa sangat pusing dan mengeluarkan banyak darah, dia mengabaikan rasa sakitnya dan menatap Marvel yang berada di sampingnya yang keadaanya tidak bisa dibilang baik-baik saja, Apalagi mobil mereka sampai terguling dan bagian depannya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)
Novela JuvenilApa jadinya seorang pemuda yang pemalas dan mageran, harus bertransmigrasi ke tubuh seorang Leonard Fernandes yang di cap buruk oleh sekitarnya termasuk juga keluarganya, karena suka membuat masalah bahkan membulli orang lain termasuk juga pada adek...