Part:25

28.2K 3.5K 106
                                    

Vote and comment juseyo..
.....

Sean membuka pintu kamar hotelnya, dan melihat Leo yang sedang tidur sambil membelakangi pintu. Melihat punggung Leo yang bergetar, membuat Sean menghela nafasnya pelan.

Dia bingung, ada apa dengan adeknya itu pikirnya, apa ada yang mengganggunya, tapi mana mungkin seorang Leo yang seperti itu menangis karena ada yang mengganggunya, yang ada mereka yang habis dipukul Leo.

Sean membiarkan Leo sendirian dulu, dan melangkah ke kamar mandi membersihkan dirinya. Setelah kurang lebih 15 menit, Sean keluar dan ikut rebahan di samping Leo.

"Lo nggak bersih-bersih dulu, lo bau ikan asin tau nggak haha" canda Sean berharap Leo menanggapinya, tawa Sean memelan karena tidak ada juga tanggapan dari Leo.

"Mandi dulu le, biar segar pikirannya" ujar Sean dan melihat Leo untuk memastikan apakah Leo tidur atau tidak, karena tetap tidak mendapatkan jawaban dari adeknya itu.

"Tidur ya" ucap Sean tersenyum tipis dan memposisikan tidur Leo supaya dia merasa lebih nyaman, kemudian mempersiapkan air untuk sekedar membersihkan badan Leo yang kotor.

"Eghhh" Leo yang merasa dingin menyentuh wajahnya, membuka matanya perlahan dan tatapannya langsung bertemu dengan Sean yang senan tiasa menbersihkan wajahnya.

"Tidur lagi aja" ucap Sean mengelus rambut Leo

"Eghh, lo ngapain sih, gue kaget tau nggak" ucap Leo

"Gue udah baik bersihin wajah lo, kalau jerawatan gimana haa, pasti banyak debunya"

"Nanti lo malah tambah jelek lagi" ucap Sean melanjutkan aktifitasnya mengabaikan tatapan Leo.

"Gue udah cuci muka ya tadi" ucap Leo membuat Sean langsung menghentikan aktifitasnya .

"Ck, kok lo nggak bilang sih" kesal Sean

"Gue tidur ogeb, lo liat sendiri kan tadi"

"Lagian lo tumben-tumben banget perhatian sama gue"

"Ada maunya ya lo" ucap Leo duduk dan memperhatikan Sean yang tampak kesal menuju kamar mandi meletakkan baskom kecil itu beserta handuk untuk membersihkan wajah Leo tadi.

"Perhatian sama adek sendiri, nggak ada salahnya" ucap Sean rebahan di kasur itu dan menghela nafasnya pelan sambil menatap langit-langit kamar.

"Kenapa nggak dari dulu" gumam Leo sendu tapi masih didengar oleh Sean.

Leo menghela nafasnya pelan, dan rebahan kembali sambil membelakangi Sean.

"Gue tau kesalahan gue dulu sangat sulit dimaafkan, gue juga nggak akan maksa lo buat maafin gue" ujar Sean menatap punggung belakang Leo.

"Tapi bisakah lo berikan gue kesempatan" lanjut Sean

"Kesempatan seperti apa yang harus gue berikan sama kalian, sedangkan gue bukan Leo asli"

"Gue merasa nggak berhak menerima semua perhatian itu nantinya, sedangkan Leo asli dulunya selalu menderita dan sendirian, tidak dianggap dan disakiti oleh keluarganya yang selalu dia banggakan ini"

"Dan gue yang bukan siapa-siapa yang malah menikmati perhatian itu semua, itu rasanya nggak adil" ingin rasanya Leo mengatakan itu secara langsung, tapi dia hanya bisa bicara dalam hatinya sendiri dan memejamkan matanya.

Kalau dia bilang kalau dia bukan Leo, bagaimana reaksi mereka pikirnya, apa Leo a.ka Marvel akan mereka dibuang atau lebih parahnya mereka bunuh karena berani-beraninya membohongi mereka berbulan-bulan lamanya.

Bagaimana Opa dan Oma Leo kalau mengetahui hal yang sebenarnya, apalagi Leo cucu kesayangan mereka yang mereka jaga dari kecil dengan kasih sayang, tapi harus berakhir di tangan ayah kandungnya sendiri karena rasa iri dan dengki dengan kasih sayang yang ayah dan saudaranya berikan kepada Darel, adek bungsunya.

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang