Part:24

27.1K 3.5K 63
                                    

Vote and comment guys...
.......

Leo menatap pemandangan malam dari balkon kamar hotel tempat dia menginap di Surabaya dengan senyuman yang tercetak jelas di wajahnya.

Bagaimana tidak, dia berhasil meraih juara pertama di Olimpiade pertamanya, dan yang paling bikin dia senang dan tidak sabaran, akhirnya besok kesempatan dia untuk kabur dan menemui kakaknya.

Karena besok waktunya mereka Refresing dan menghabiskan waktu bermain seharian di Surabaya, sebelum memutuskan kembali lagi ke Jakarta.

Dan untuk Andre dan yang lainnya, setelah merayakan kemenangan Fernanded High School yang berhasil meraih juara umum, karena dalam lima cabang Olimpiade mereka berhasil menduduki peringkat pertama dan kedua, setelah itu mereka langsung kembali lagi ke Jakarta, yahh kecuali satu orang tentunya.

"Senang banget lo kayaknya" ujar seseorang di belakang Leo dengan rambut basah karena habis membersihkan dirinya.

Leo hanya berdehem sebagai jawaban dan terus menatap pemandangan malam itu dari lantai 20, Sean juga ikut bergabung dengan Leo dengan mendudukkan bangku tepat di samping Leo.

"Le, keluar yuk" ajak Sean melihat jam di dinding baru menunjukkan pukul 8 malam.

"Besok kan keluar juga, malas gue"

"Yaelah besok kan rame-rame, sekarang kita pergi berdua aja dulu, dekat-dekat sini aja"

"Lapar gue" alibi Sean padahal dia ingin bermain berdua dengan adeknya itu. Yahh adeknya, akhirnya Sean sadar dan mengakui kesalahannya selama ini, dan dia berniat akan memperbaiki kesalahannya dan berusaha mendekat dengan Leo.

Walaupun dia tau, Leo selalu memberi jarak dengan mereka, dan Sean kesal karena tadi saat perayaan Leo lebih dekat dengan abang sepupunya dan juga adek bungsunya, tanpa mengajak bicara Andre dan yang lainnya sedikitpun.

Mereka yang harus berinisiatif mengajaknya dulu berbicara, walaupun Leo selalu menjawabnya singkat dan fokus lagi pada Dhika dan juga Darel. Jadi sekarang apapun alasannya, Sean harus bisa mengajak Leo keluar dan menghabiskan waktu berdua saja, tanpa ada yang mengganggu.

Padahal mereka sekarang sedang berdua di kamar, tapi sepertinya Sean tidak puas dengan itu, karena kalaupun sekarang meraka berdua, Leo lebih sibuk sendiri dan mengacuhkan Sean, dan itu benar-benar sangat menyebalkan menurut Sean.

Tapi Sean tetap sabar, karena dia tau, itu belum seberapa dengan apa yang Leo alami selama ini, dan tentunya dia tidak akan menyerah untuk membuat Leo dekat lagi dengannya.

"Lo lapar?" Tanya Leo dan diangguki oleh Sean.

"Iya nih, lo nggak lapar apa?" Tanya Sean balik

"Gue sih udah pesan makanan, lo pesan sendiri sana" ujar Leo kemudian beranjak dari sana dan merebahkan dirinya di kasur sambil memainkan ponselnya.

"Kita makan di luar aja, gue lihat ada Cafe di depan sana" bujuk Sean lagi

"Pergi aja sendiri, gue udah pesan makanan di sini dan sebentar lagi juga nyampe" ucap Leo

Sean merenggut kesal, dia akhirnya menghela nafasnya pelan dan mengambil telepon yang disediakan di sana untuk memesan makanannya.

"Ck gagal lagi" batin Sean kesal duduk di sofa yang ada di sana, memperhatikan Leo yang sepertinya sedang menonton di ponselnya itu.

Tak berselang lama, bel kamar hotel mereka berbunyi. Leo berdiri dan membuka pintunya mengambil makanan yang dibawakan oleh pelayan hotel itu tidak lupa juga mengucapkan terima kasih.

Setelah itu, dia menutup pintunya kembali dan duduk di sofa dekat Sean tadi.

"Lo lapar kan tadi?" Tanya Leo, Sean yang merasa diajak berbicara langsung menatap ke arah Leo dan tentu saja dia mengangguk.

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang