Yok bisa yok, vote dan komennya...
......
Waktu terus berlalu, jam sudah berganti hari, hari sudah berganti minggu, minggu pun sudah berganti bulan. Sudah terhitung 6 bulan lamanya Leo berada di mansion Opa dan Omanya di Amerika.
Setiap bulannya Leo selalu menagih janjinya kepada Opanya untuk kembali lagi ke indonesia, tapi selalu saja alasan yang mereka berikan kepada Leo agar Leo tetap berada di sana.
Leo bahkan nekat kabur dari situ dan bertekat kembali sendiri ke indonesia, dan hal hasil semua kartu milik Leo di blokir oleh Dirga supaya Leo tidak bisa membeli tiket pesawat.
Leo yang tidak bisa apapun kalau sudah seperti itu, akhirnya dengan berat hati kembali lagi ke mansion Opa dan Omanya dengen gerutuannya, bahkan dia mengurung dirinya sendirian di kamarnya karena kesal dengan Opanya itu.
"Hy boy buka pintunya" ucap Alex menggedor-gedor pintu kamar Leo tapi tak diubris oleh Leo yang malah asyik menonton sambil nyemil di kamarnya.
"Buka pintunya atau papa hukum" teriak Alex lagi tapi tetap tidak ada pergerakan dari Leo.
Alex menghela nafasnya kasar, menggunakan kunci cadanganpun tidak bisa karena terhalang kunci di dalam kamar Leo. Apalagi mendobraknya itu tidak mungkin, karena pintu di mansion itu terbuat khusus dan tidak akan mudah untuk mendobraknya.
"Leo, keluar ya sayang"
"Kamu belum makan loh dari kemarin, nanti kamu sakit" panggil Anggun lembut.
"Nggak mau ma, biarin aja kalau Leo sakit"
"Opa sama Papa selalu bohongi Leo, Leo marah sama mereka" ujar Leo memeluk erat gulingnya dengan mata yang masih fokus ke laptopnya.
Tak berselang lama Leo tidak mendengar suara lagi di depan kamarnya, Leo mengangkat bahunya acuh dan mengambil ponselnya membalas chatan Darel dan juga teman-temannya.
"Huhh gue sudah menuruti semua kemauan mereka, tapi selalu saja mereka bohongi gue" kesal Leo dan menatap foto kakaknya yang dia lihat di media sosial kakaknya itu.
"Kangen kakak" gumam Leo mengelus layar ponselnya dan tanpa sadar seseorang membuka pintu balkon kamarnya.
"Keluar Leo" ucap Dhika dingin dan menatap tajam Leo, Leo melihat itu membolakan mata kaget dan ketakutan, kemudian membenamkan wajahnya dengan memeluk erat gulingnya menghindari tatapan tajam abang sepupunya itu.
Dhika berhasil naik ke balkon kamar adek sepupu nakalnya itu melalui pohon besar yang ada di sana, menatap marah dan emosi ketika melihat Leo yang malah santainya rebahan sambil menonton dan memainkan ponselnya, padahal semua orang di mansion itu panik karena Leo tidak keluar kamarnya dari kemarin.
"Leonard" geram Dhika ketika Leo mengabaikannya. Leo semakin takut dan gemetaran, serius deh aura abang sepupunya ini sangat kuat, sangat berbeda dengan saudaranya yang lainnya, yang mungkin Leo masih berani menatap mata mereka. Tapi untuk Dhika, nyali Leo benar-benar ciut.
"L-leo nggak mau ketemu papa dan opa, mereka jahat"
"Sudah beberapa kali bohongi Leo" ucap Leo memberanikan dirinya menatap Dhika.
"Dengan menyiksa diri kamu sendiri hmm" ucap Dhika dingin dan tajam kemudian mendekati Leo, Leo langsung duduk dan turun dari kasurnya melihat bahaya dihadapannya.
"A-abang, Leo nggak takut ya sama abang, jangan mendekat" ujar Leo memperlihatkan kepalan tangannya pada Dhika yang sialnya tangannya itu malah terlihat gemetaran.
"Ashh sialan, nggak bisa diajak kerja sama" kesal Leo
Dhika terkekeh pelan melihat itu membuat Leo semakin merinding, dan memundurkan langkahnya ketika Dhika yang semakin mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)
Novela JuvenilApa jadinya seorang pemuda yang pemalas dan mageran, harus bertransmigrasi ke tubuh seorang Leonard Fernandes yang di cap buruk oleh sekitarnya termasuk juga keluarganya, karena suka membuat masalah bahkan membulli orang lain termasuk juga pada adek...