Part:23

28.2K 3.6K 154
                                    

Vote and comment juseyo..
......

Leo tersenyum cerah memperhatikan penampilannya di depan cermin, dengan hoodie berwarna baby blue dan Jens pendek berwarna hitam, tidak lupa juga sepatu berwarna putih melengkapi penampilannya.

"Akhirnya hari yang gue tunggu datang juga" ucap Leo tersenyum membayangkan dia akan bertemu dengan kakaknya lagi nantinya.

"El kangen sama kakak"  batin Leo A.ka Marvel tiba-tiba saja ekspresinya sendu karena sudah beberapa bulan dia tidak mendengar kabar tentang kakaknya itu.

Media sosialnya pun jarang aktif semenjak Marvel kecalakaan waktu itu.
Padahal dulu kakaknya itu selalu Update di media sosialnya apapun yang dia lakukan. Jadi kalau Marvel rindu, dia hanya bisa melihat Updaten terakhir kakaknya itu.

Leo menghela nafasnya pelan, dan tersenyum lagi, mengambil ranselnya yang berisi kebutuhannya beberapa hari nanti di Surabaya, setelah itu dia turun melalui Lift dan melihat ke arah ruang keluarga dimana sudah pada berkumpul di sana.

"Gimana, udah siapa hmm?" Ujar Dhika mengelus rambut Leo, dan dibalas anggukan semangat oleh Leo.

"Abang, abang semangat ya"

"Maafin El nggak bisa liat langsung olimpiadenya" ujar Darel memeluk Leo.

"Gapapa kok dek, lo sudah semangati gue aja, gue udah senang dan semangat" ujar Leo membalas pelukan Darel dan memgelus rambut belakangnya.

"El akan selalu dukung abang, El juga akan liat acaranya di Televisi nanti" ucap Darel melepaskan pelukan mereka.

"Haha itu kan kalau masuk final dek, gue kan belum tentu masuk final"

"Iss abang nggak boleh pesimis gitu dong, abang harus yakin dan percaya diri"

"Dan El tau kalau abang El ini hebat dan pasti akan menang" ujar Darel heboh dan semangat memberikan dukungan pada Leo.

"Terima kasih ya, nanti gue beliim lo oleh-oleh dari Surabaya" ujar Leo mengelus pipi Darel.

"Wahhh, El jadi nggak sabar" ucap Darel dengan air muka yang berseri-seri. Sedangkan yang lainnya hanya diam memperhatikan interaksi Leo dan Darel dengan senyum tipis di wajah mereka.

"Andai aja dulu, membiarkan mereka tetap dekat seperti ini dan bisa membagi kasih sayangnya, pasti tidak akan seperti ini" batin Andre menatap sendu ketika melihat Leo mengelus rambut Darel.

"Leo kamu semangat ya, apapun nanti hasilnya, abang akan tetap bangga sama kamu" ujar Aidan, Leo langsung menatap ke arah Aidan dengan intens, kemudian berdehem sebagai jawabannya.

"Terima kasih" ucap Leo datar, tanpa ekspresi membuat Aidan tersenyum kecut melihat itu.

Dia tetap tidak menyerah, dia mencoba mendekati Leo untuk mengelus rambutnya. Leo termenung merasakan elusan yang sangat nyaman itu, entah kenapa ini sangat terasa berbeda sekali, bahkan ini bukan pertama kalinya dia merasakan elusan dirambutnya.

"Apa lo bisa ngerasain ini Leo?" Batin Marvel berharap Leo asli juga bisa merasahan elusan yang terasa sangat nyaman itu.

"Atau ini perasaan asli lo ya, makanya rasanya sangat aneh seperti ini, gue merasa senang dan terharu"

"Rasanya gue pengen nangis" lanjut Leo memperhatikan Aidan yang tersenyum ke arahnya.

"Semangat" ujar Aidan lembut dan lagi-lagi hanya dibalas deheman oleh Leo kemudian dia menjauhi Aidan menghampiri Dhika.

"Abang, tolong anterin Leo ke bandara sekarang ya"

"Nanti Leo malah ketinggalan pesawat lagi"

"Santai aja dek, nggak mungkin ditinggalin kok"

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang