lembar dua belas.

661 77 4
                                    

Pagi harinya, Taehyung yang sedang mengancingkan kemeja di depan cermin itu menoleh pada nakas di mana di atasnya benda pipih hitam milik Jungkook berdering ribut.
Lalu matanya bergulir melirik Jungkook yang hanya menggeliat. Merubah tidur menjadi tengkurap.

"Hyung, ponselmu bunyi."

"Aku tau."
Ketus Jungkook.

Tidak ada niatan mengangkat. Hanya acuh dan biarkan suara dari panggilan masuk itu bergema. Lalu setelah nya akan diam. Tapi kemudian kembali berdering nyaring.
Lama kelamaan, Jungkook jadi kesal sendiri. Dia menyaut separuh emosi.

"Demi Tuhan Kim Taehyung! Tolong matikan ponsel sialan ku yang tidak mau diam itu. Tidurku terganggu!"

Taehyung melangkah tergesa, meraih serampangan ponsel Jungkook dan dia tatap. Niat hati memencet tombol menolak, di batalkan. Melihat panggilan masuk yang merupakan dari Manager Jungkook.

"Ini dari Manager mu. Mungkin penting."

"Aku tidak perduli. Cukup buat benda itu diam."

"Kau yakin?"

"Kenapa masih bertanya."

"Baiklah."

Jungkook mencoba memejam mata setelah jawaban Taehyung. Tapi selanjutnya, dia di buat tersentak bangun dan duduk spontan di atas ranjang. Menatap horor pada ponsel nya yang sudah hancur berantakan di sudut ruangan kamar.

Jari Jungkook mengacung tegak;menunjuk benda mengenaskan itu dan bertanya pada Taehyung,"Apa yang kamu lakukan?!"

"Apanya?"

"Ponselku."

"Aku buat diam."

Jungkook menganga tidak elit nya.

"Otakmu di mana, Kim"

"Di kepalaku, kenapa?"

"Kamu tanya kenapa?! Ponselku baru saja kamu rusak! Demi Tuhan aku hanya meminta mu mematikan suara nya! Bukan menghancurkan nya!"

Taehyung bergidig acuh. Kembali mendekat pada kaca rias di sudut ruangan dan membenarkan letak kemeja hitam yang dia pakai. Membuatnya serapih mungkin untuk bersiap pergi ke kantor.

"Hanya ponsel kan? Hyung bisa beli sepuluh yang seperti itu sekarang juga jika mau."

"Aku butuh data di dalam nya, sial!"

"Hyung kan artisnya, biar mereka yang cari hyung. Bukan hyung yang sibuk menawarkan diri pada mereka."

"Ini tidak semudah yang kamu ucap."

"Hyung yang buat semua rumit."

"Astaga Kim! Berhenti dengan mulut berisikmu!"

Kepala Jungkook terasa berdenyut. Sekarang ponselnya, lalu besok apa?

Dia curiga jika mungkin Taehyung akan membanting apapun di Apartemen ini nantinya.

Dia lalu beranjak separuh malas menuju kamar mandi. Berniat dinginkan tubuh dan pikiran. Pagi-pagi begini sudah di buat mendidih oleh kelakuan ajaib adik nya sendiri.

Lima belas menit Jungkook di kamar mandi, dia keluar hanya menggunakan handuk sebatas pinggang. Sepanjang tangan kanan dari bahu hingga punggung tangan, tatto itu tersemat apik nan indah.
Tetesan beberapa air yang sengaja tidak di keringkan buat penampilan Jungkook bertambah dua kali lebih menggoda. Di tambah harum aroma sabun dan shampo yang baru saja dia pakai. Perpaduan sempurna untuk pemandangan pagi hari yang menyegarkan mata.

Dia berjalan menuju lemari, berniat mengambil pakaian untuk bersiap berangkat ke gedung agensi. Jungkook punya jadwal hari ini.

Tapi, ekor matanya tanpa sengaja melirik Taehyung yang sedang sibuk bersungut di depan kaca. Membolak balik dasi di lehernya dengan wajah prustasi.

INTO YOU ( TAEKOOK ) *END*✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang