Lembar dua puluh tiga

652 79 19
                                    

Kedua tubuh telanjang itu terbenam di tengah ranjang. Seperti menantang takdir, Jeon melenguh keras ketika titik nikmat nya di sentuh bringas oleh ujung tumpul Tae. Jarinya menggapai lemah, mencari pegangan atas kepayahan yang dia rasa.
Warasnya berserakan, Jeon menyerahkan seluruh tubuh nya untuk di hancurkan Tae, sekali lagi.

Akalnya melayang ketika mereka berdua mencapai putih. Mereguk nikmat penuh dosa yang tidak akan pernah mereka sesali sama sekali. Menyisakan aroma sexs yang menguar memenuhi setiap penjuru ruangan.
Jeon menahan pinggang Tae ketika pria itu berniat menarik penis nya dari lorong basah Jeon.

Matanya lantas terbuka, suguhkan tatap sayu nan lembut pada pria di atasnya yang juga menatap hangat.

"Kenapa di tahan, hn?"

Tae mengusak pipi Jeon dengan hidung nya. Mengecup sesekali aroma yang di tangkap indra penciuman nya itu rakus. Hingga hasilkan kekehan kecil dari pria yang lebih tua. Dimana tangan berhias tatto itu semakin eratkan pelukan di pinggang Telanjang Tae. Membuat tubuh jangkung adiknya semakin menaungi Jeon tanpa sekat. Dan kaki nya juga di buka semakin lebar demi menerima beban berat Tae yang menempel padanya.

"Sebentar saja. sebentar saja, Tae"

Maka dengan mudah Taehyung mengabulkan permintaan nya. Sedikit usil, dia menekan penis nya lebih dalam ke Jeon yang membuat pria itu melenguh. Refleks mencubit kecil pinggang Tae dan merengek manja yang membuat Tae serasa di jungkir balikan. Dia menemukan sisi lain dari kakak nya kembali.

Taehyung lalu menyembunyikan wajah di ceruk leher Jeon dan mendengarkan detak jantung mereka berdua yang sama-sama berpacu ribut.

Terkekeh serak, lidah basah Tae menjilat telinga Jeon usil,"kamu berisik sekali, hyung. Berdetak cepat dan keras."

"Ck! Kau juga sama. Jangan berfikir aku tidak dengar."

"Memang. Jantungku hanya berulah ketika dekat denganmu. Dia tau aku mencintai siapa."

"Memang siapa?"

"Kalo ku bilang pria tua bernama Jeon Jungkook, apa kamu akan percaya?"

"Itu sangat meragukan."

"Tapi aku serius, loh."

"Omongan murahanmu."

"Ini fakta."

"Tidak Tae, kita baru saja melakukan pelepasan, itu berefek pada laju jantung."

"Selalu menghindar."

"Aku tidak."

"Katakan itu pada otak mu yang bebal, hyung."

Jeon bungkam. Dia tidak berani bicara lebih jauh. Malah memejam mata sembari memberikan sentuhan halus di pinggang Tae. Mengusap bulak balik hingga dia berhenti ketika ingat pada sesuatu yang dia lihat ketika dirinya dan Tae bertelanjang di kamar mandi tadi.

Tae juga diam-diam tersenyum samar. Pengendalian kakak nya masih kokoh. Bertahan pada segala argumen otak nya yang menyangkal semua kebenaran. Tapi dia acuhkan saja, biarkan makhluk tsundere di bawahnya itu sadar sendiri pada segala yang dia rasa dan lakukan nanti, walau entah kapan.

Sementara itu, Jeon menemukan letak gambar itu dan menekan nya halus. Sesaat, tubuh Tae menegang,"Taehyung, apa yang aku lewatkan dari gambar tatto ini? Kenapa aku juga bisa memilikinya di bawah telingaku?"

"Hyung tidak ingat?"

Jeon menjawab ragu,"Tidak--"

"Baiklah, tanyakan saja pada Ibu. Biar dia yang menjawab."

"Ibu?"

"Iya."

"Kenapa tidak kau?"

"Aku tidak mau. Jika memang sangat penasaran, lakukan saja saran yang aku berikan."

INTO YOU ( TAEKOOK ) *END*✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang