8. Decision

3.6K 566 58
                                    

Lembut sekali. Semua yang menyentuh tubuh dan kulit Pete sekarang terasa begitu lembut, begitu hangat, dan juga nyaman. Hingga ada rasa yang tidak bisa dijelaskan yang membuat Pete semakin bergelung dalam tidurnya. Menenggelamkan dirinya dalam selimut selimut halus dan wangi tersebut, menyambut rasa nyaman yang memeluk setiap bagian inci kulitnya.

Semakin Pete bergerak, rasanya semakin dia dibuai untuk kembali tidur. Membuatnya kehilangan kesadaran selama beberapa saat, tenggelam dalam alam mimpi yang hampir saja kembali menahannya disana. Tidak cukup hanya indera perabanya yang dimanjakan, ada sesuatu yang juga menyentuh indera penciumannya. Sedikit menggelitik hidung namun secara bersamaan memenuhi paru-parunya dengan rasa menyenangkan yang tidak bisa diungkapkan.

Sayangnya, ketika aroma menyenangkan itu semakin tercium pekat, benang kesadaran di otak Pete mendadak menegang. Membuatnya seketika membuka mata dan tersadar dari buaian nyaman alam mimpi yang sejak tadi berusaha memeluknya.

Hal yang pertama dia lihat adalah sebuah atap asing, berwarna hitam, putih, dan emas membentuk pola-pola abstrak. Yang sekali lihat saja Pete tau bahwa itu tentu bukanlah atap yang biasa dia lihat. Ini terlalu mewah, terlalu elegan. Lagipula, suasananya terlalu berbeda dengan kamarnya yang biasa yang berwarna putih bersih. Kamar ini malah sebaliknya, bernuansa hitam dan emas. Misterius, mewah, mahal.

"Good morning." Suara serak khas seseorang bangun tidur itu adalah hal yang pertama masuk ke indera pendengarnya. Yang kemudian secara langsung membuat semua inderanya yang lain tersadar, dan otaknya bekerja sepenuhnya.

Belum lagi saat dia menoleh ke sebelah kiri untuk kemudian menemukan si pemilik suara dengan rambut berantakan, senyum tipis menggoda, dan..... bertelanjang dada?

"HAH AHMMMPPHHHHH—"

Belum sempat Pete berteriak, satu bungkaman besar diberikan oleh Vegas. Bahkan Alpha itu merangkul lehernya dan benar-benar membuat mulutnya tertutup rapat.

"HMMPHHHH?" Pete membulatkan matanya lebar, tangannya kini berata diatas tangan Vegas yang membungkam mulutnya. Memberikan pukulan pukulan kecil di tangan tersebut, meminta agar bungkaman dilepaskan.

"Aku akan melepaskanmu tapi jangan berteriak. Jangan bertindak seperti aku habis memerawanimu saja." Bisik Vegas. Pete masih membulatkan matanya, kali ini bingung.

Berarti, semalam tidak terjadi apa-apa kan?

"Berjanji dulu." Vegas kembali menegaskan saat Pete masih saja memukul-mukul tangannya. Dan benar saja, bungkaman itu baru terlepas saat Pete mengangguk berkali-kali, memastikan bahwa dia menepati janji untuk tidak berteriak.

"HUAHHHH..." Wajah itu memerah, dan Pete langsung saja menarik nafas dalam-dalam untuk menggantikan nafasnya yang sempat terhambat tangan besar itu. Bahkan kedua tangan Vegas tadi hampir saja menutupi keseluruhan wajahnya!

"Kita punya waktu 20 menit sebelum Ken membuka pintu itu dan menemukan kita berdua tidur bersama semalam." Vegas menunjuk sebuah pintu besar berwarna hitam yang ada di sebelah kanan ruangan. Yang sekaligus juga membuat Pete akhirnya bisa melihat keseluruhan kamar ini. Kamar mewah dengan dominasi warna hitam dan emas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SERENAY [VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang