5. Welcoming Party

4.1K 608 137
                                    

"Minuman?"

Pete menoleh dan menemukan seorang pelayan yang menawarkan minuman yang dia bawa diatas nampan. Tersenyum singkat, akhirnya Pete meraih satu gelas champagne tersebut dan menyesapnya perlahan. Seiring dengan matanya yang berkeliling mengamati seisi ruangan.

Dia kira pesta penyambutan yang dimaksud Porsche siang tadi adalah pesta sederhana, namun dia lupa kalau ini adalah istana dimana pesta sederhana sekalipun akan terlihat begitu mewah. Seperti saat ini, sebuah ballroom besar digunakan sebagai tempat pesta, dengan puluhan undangan yang sepertinya itu adalah para pejabat istana dan tamu-tamu penting.

Pesta belum dimulai, dia juga menyadari hal ini karena hampir semua anggota keluarga istana belum ada yang terlihat. Termasuk Vegas. Bahkan Pete juga menyadari dari keempat kandidat, hanya dia dan Jin yang sudah berada di ruangan. Dimana sedari tadi anak ini terlihat mencuri-curi pandang ke arahnya. Dan karena Pete merasa gemas Jin hanya melihat tanpa berniat menyapa, jadilah dia yang menyapa duluan. Mendatangi anak itu dengan senyum lebarnya yang ramah.

Jin terlihat menggunakan setela jas semi informal berwarna abu-abu yang disesuaikan dengan sempurna dengan pinggangnya yang kecil, jas itu terlihat memiliki kilauan yang halus. Ada siluet ramping dengan kerah yang menonjolkan bahu dan posturnya. Di bawahnya, Jin mengenakan kemeja putih halus yang dua kancing atasnya terbuka. Dia terlihat seperti pangeran-pangeran dari negeri dongeng.

"Hai?" Sapa Pete. Dan dia bisa menyadari bagaimana Jin mendadak terlihat gugup dan tidak bisa berkata-kata.

"Oh, h-hai.."

Oh? Lucu sekali.

Pete sepertinya harus mengubah pandangannya pada anak ini.

Dia awalnya mengira Jin seperti para anak pejabat lain, atau paling tidak seperti kandidat "saingannya" yang lain yang sombong dan susah sekali didekati. Apalagi beberapa kali bertemu, Pete selalu melihat wajah Jin yang tertekuk dengan bibir yang mengerucut seperti tidak ingin berada di tempat ini-well, technically dia juga-. Jadi Pete selalu mengira bahwa sudah pasti anak ini tidak ramah.

Tapi melihat apa yang terjadi barusan, sepertinya dia salah menilai.

"Baru kita berdua yang datang." Gumam Pete dan hanya dibalas anggukan serta senyum halus Jin.

See? Jika dalam keadaan normal, anak ini terlihat begitu manis.

"Namamu Jin kan? Aku Pete." Pete mengulurkan tangannya dan itu membuat Jin langsung menjabat tangan itu dengan segera sambil menggumamkan namanya pelan.

"Kamu terlihat muda, umur berapa?"

"Dua puluh."

"Hah dua puluh?" Pete terkejut "Muda sekali? Kamu memang mau menikah muda atau bagaimana?" Pete bertanya dengan penasaran, meskipun kemudian dia sadar kalau pertanyaannya barusan bukanlah pertanyaan yang bagus. Itu seperti dia menuduh Jin sangat ingin untuk terpilih, bukan? Lagipula itu bukan urusannya!

Pete mendadak menyesal mengikuti mulutnya yang lancang.

Namun tanpa Pete sangka, Jin justru menunduk kemudian menggeleng pelan. Tangannya yang terbalut oleh lengan panjang dari jasnya terlihat bertaut satu sama lain dengan canggung.

"Kakak mendaftar ini atas kemauan sendiri?" Tiba-tiba Jin bertanya. Pete tentu kaget dengan pertanyaan tersebut, namun dia tidak menjawab apapun karena dia takut jawabannya akan menjadi boomerang untuknya nanti. Alih-alih, Jin terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu lagi.

"Kalau aku hanya menuruti Mama." Lanjutnya. Pete membuka mulutnya sebentar, terlalu terkejut dengan semuanya.

Ah, bahkan orang seperti Jin ini juga tidak punya pilihan ya?

SERENAY [VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang