19. Family?

3.6K 504 106
                                    

"Ada yang terjadi diantara mereka." Gumam Tankhun sambil memicingkan matanya pelan secara curiga, kemudian mengeratkan mantel yang digunakannya. Menghalau udara dingin bulan Desember karena salju yang turun hampir setiap hari belakangan ini.

"Aroma Pete berbeda." Gumam Tankhun lagi. Matanya memicing semakin dalam dan menatap dua orang didepan sana dengan benar-benar curiga.

"Hmmmmm..." Netra dengan bulu mata panjang itu lagi-lagi menyipit, curiga, penasaran. Namun sesekali juga dia terlihat judging hard dalam proses berpikirnya. Menganalisis hal yang sebenarnya tidak perlu dianalisis, mengira-ngira hal yang sebenarnya tidak perlu mereka tau.

"Mereka masuk ke labirin!" Tankhun panik, kalau keduanya masuk kedalam sana, dia tidak bisa kepo lagi dan mengamati love birds itu secara langsung. Tapi saat dia ingin bergerak menyusul, tiba-tiba saja Ken yang entah muncul darimana langsung mencegah mereka dan memasang wajah kaku-nya sambil menggeleng tegas.

Sedangkan Vegas dan Pete yang menjadi bahan gosip dan obersevasi Tankhun sejak tadi justru berjalan beriringan, berdua, sangat dekat, lengan bertemu lengan dan kemudian mereka baru bergandengan tangan saat labirin tersebut sudah menyembunyikan tubuh mereka berdua dari publik kedalam ruang terbuka semi privat tersebut.

"Are you okay?" Tanya Vegas. Pete paham maksud pertanyaan Vegas itu apa, pasti si pangeran itu menanyakan tentang keadaannya setelah berperang selama tiga hari non-stop setelah membantu rut Vegas minggu lalu. Menjawabnya, Pete hanya mengangguk kemudian tersenyum simpul.

"You take good care of me. Thankyou." Jawab Pete. Dan dia benar-benar jujur dalam hal ini karena after care yang dilakukan Vegas benar-benar luar biasa. Dia yang menghancurkannya hingga membuatnya tidak bisa merasakan pinggangnya sendiri, namun dia juga yang smerawat Pete setelahnya dengan begitu baik, memanjakannya dengan sungguh-sungguh hingga Pete merasa begitu tersentuh dengan perlakuan Vegas.

Bahkan sekarang kalau dia mengingat bagaimana Vegas memperlakukannya setelah tiga hari itu, rasanya Pete bisa saja tersipu lagi.

"Dingin, tidak?" Tanya Vegas lagi dan kini dia menggenggam jemari Pete semakin erat.

"Kalau aku bilang dingin, kamu mau memelukku?" Tanya Pete menggoda. Dan seperti biasanya, Vegas saat digoda seperti itu tentu saja balas menggoda juga namun kali ini ada yang terasa berbeda.

Alpha itu tanpa banyak bicara, tanpa banyak mengutarakan sebatas kalimat flirting penuh omong kosong saja, langsung melepaskan genggaman tangan mereka berdua dan langsung memilih memeluk Pete dari belakang. Melewatkan kedua lengannya dari balik bahu Pete sehingga posisi mereka saat ini terlihat seperti memeluk leher Pete dari belakang. Masih dengan mereka berdua yang berjalan namun kali ini lebih pelan.

"Vegas, apa sih?" Pete bertanya geli. Daripada berpelukan mesra, mereka berdua terlihat seperti sedang bermain-main sekarang.

"Nanti kalau ada yang melihat bagaimana?"

"Biar saja." Jawab Vegas. "Kalau dinding semak-semak ini punya mata dan telinga, biar mereka melihat kita. Biar mereka juga mengatakan pada seluruh dunia tentang kita."

"So cheesy." Ledek Pete. Namun meskipun begitu akhirnya dia juga meraih tangan Vegas yang melingkari lehernya dari belakang. Namun kemudian dia tersadar sesuatu setelah mengamati apa yang ada disana.

"Kamu memiliki tattoo?" Tanya Pete penasaran. Dia memegang tangan Vegas, melepaskan lengan itu dari lehernya kemudian memutar tubuh untuk bisa melihat dan membalik-balikkan tangan Vegas dengan baik.

Benar, ada tattoo disana. Mungkin sekitar tiga atau empat tatto kecil yang ada di sela-sela jemari Vegas. Kemudian satu tatoo paling besar yang ada di pergelangan kirinya.

SERENAY [VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang