Brukk
Rosé menjauhi perempuan yang sedang duduk disampingnya kini dan kembali melamun dengan tatapan kosong kebawah. "Senyumlah."
"Tidak mau! Aku tidak bahagia hari ini."
Dia memandangi orang tuanya yang sedang tertawa "lihatlah mereka, tertawa diatas penderitaanku."
"Apa maksudmu menikah denganku adalah penderitaan?" tanya Jennie.
"Tentu, kau... Ahhh menyebalkan. Kalian menyebalkan, orang dewasa menyebalkan. Mahluk paling egois yang pernah aku temui, sialan, bajingan, bang-
"Umpatanmu tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi anak kecil."
"Yak, kenapa kau menerima permintaan mereka? Bukankah kita ini musuh ya?"
Jennie tersenyum aneh padanya "ya... Kita adalah musuh. Aku tahu kau tidak bahagia dengan pernikahan ini. Jadi aku menikahimu agar kau tidak akan pernah bahagia. Hahahahaha" tawa jahat Jennie terdengar mengerikan membuat remaja 18 tahun itu bergidik takut.
"Eomm-
Hmmpphh"
"Dengar, mulai sekarang kau tanggung jawabku, eomma mu tidak akan ikut campur lagi dengan urusanmu. Entah kau bahagia atau tidak kau hanya akan menjadi istriku. Mengerti?"
Rosé menatap mata kucing Jennie takut. Sial kenapa dia terlihat seperti dominan disini? Dimana Roseanne sang player itu? Kenapa dia takut dengan tatapan perempuan ini?
Jennie melepaskan tangannya dari mulut Roseanne. Kini dia memegangi dadanya yang berdetak kencang. "Kenapa? Mulai mencintaiku?" tanya Jennie.
"Kau gila!" segera dia bangkit dan pergi ke kamar mandi. Mengunci diri didalam toilet dan memegangi lututnya "Tuhan... Aku tahu aku bersalah karena melukai banyak orang, tapi jika hukumannya seperti ini apa tidak keterlaluan!? Aku menikahi psikopat gila? Tidak tidak, ini bukan novel Tuhan. Tolong bangunkan aku dalam hitungan satu, dua tiga."
Dia membuka matanya dan kembali mengusap wajah lelah "tidak sopan ya berdo'a di toilet?"
Dia mengambil Tissue dan mengusap air matanya. "Kalian kejam, kalian bisa menghukumku dengan mengurungku di rumah selama sebulan, atau memotong uang jajanku. Bukan menikahkanku seperti ini. Orang tuaku orang paling kejam didunia"
Tok
Tok
Tok
"Masih lama?"
"Masih! Pergi sana! Aku akan tinggal dan mati disini mulai sekarang." dia mulai terisak "aku akan menjadi hantu dan menghancurkan pernikahan yang diadakan disini... Agar tidak ada lagi orang sepertiku." lirihnya.
"Sudahlah. Menikah tidak seburuk itu."
Rosé mendongkak kala mendengar suara Jennie. "Pergilah! Kau juga bagian dari mereka!"
"Heh anak kecil, kita saja belum menjalaninya, kenapa ekspetasi mu jelek sekali tentangku?"
"Karena kau juga kejam!"
Jennie menghela nafasnya "sudahlah, jangan banyak drama. Ayo keluar, acara sudah selesai."
"Tidak mau! Aku tidak mau bertemu kalian, entah itu Eomma, atau Appa!"
Jennie menghela nafasnya lagi "sudah kuduga menikahi anak kecil bukan hal mudah."
"Hey, kita akan tinggal berdua di apartemen okay? Kau tidak akan bertemu eomma."
***
"Hanya ada satu kamar?"
"Iya, kita tinggal bersama, tidur bersama, dan melakukan semuanya bersama." Jennie memberikan senyuman terbaiknya namun Rosé tetap tidak mempedulikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
FanfictionApakah pernikahan murid dan guru akan berakhir bahagia, yang mana perbedaan usia dan serta pernikahan terjadi karena perjodohan, bagaimana Jennie dan Rosé mengatasinya? apakah itu akan berhasil? Ide dari Readers:)