Brakk
Lonjakan kaget tak mampu Jennie sembunyikan saat pintu apartemen terbuka dengan kasar.
"Rosé!"
Yang diteriaki hanya memberikan cengiran lalu meletakkan tas sekolahnya sembarang. "Roseanne!"
Alih-alih takut dengan amarah sang istri, dia justru menarik tubuh moengil Jennie mendekat hingga dia tindih diatas sofa, lalu menempelkan bibir mereka untuk satu ciuman.
Terkejut?
Pasti, siapa yang mengira jika dia akan dicium mendadak seperti ini? Bahkan Roseanne belum mengganti seragamnya.
Ciuman terlepas. "Heh, ada apa denganmu?"
Ibu jari milik Rosé bergerak membelai pipi istrinya "bukankah kau bilang jika aku sudah mencium kekasihku aku harus menciummu juga?"
Kedua alis Jennie terangkat, Rosé mengikuti perkataannya?
Belum sempat dia angkat bicara Rosé kembali membungkam bibirnya dengan ciuman, lagi dan lagi hingga Jennie memukul pundaknya.
"Hentikan! Memangnya berapa banyak kau mencium gadis itu!?"
"Entahlah, aku menciumnya saat pagi hari, saat aku baru menemuinya, lalu sebelum dipisahkan bel pelajaran pertama, di perpustakaan, dan saat dia izin ke toilet aku-
"Hentikan! Kau memang maniak ciuman."
"Aku baru menciummu lima kali, aku bisa melakukan lebih dengan Suzy,"
"Kurang ajar!"
Jennie mendorongnya lalu kembali pada vacum cleaner yang sedang dia pakai tadi. "Pergi mandi dan ganti bajumu, setelah itu antar aku pergi ke mini market."
Rosé mengangguk dan mengambil tas sekolahnya.
Setelah dia menghilang di balik pintu, senyuman Jennie timbul, dia memegang bibirnya, "dasar maniak"
o0o
"Aku harus membeli telur dan gula, persediaan di rumah habis." Jennie membaca daftar belanjaan ditangannya.
"Kau bisa membuat kue?"
Atensi Jennie terampas, "kue? Kau mau kue?"
"Ya... Itupun jika kau tidak keberatan." Rosé memberikan senyuman tipisnya sebelum melanjutkan perjalannya menyusuri rak. Sedangkan Jennie masih diam di tempatnya, apa Rosé memberikannya senyuman? Dan apa? Rosé meminta dibuatkan kue padanya? Dan apa apa? 'itupun jika kau tidak keberatan."
Rosé terhenti dan berbalik "hey? Tidak apa jika kau tidak mau. Aku bisa membelinya."
Jennie tersadar lalu menggeleng "apa? Kau sudah memintanya dan kau akan membeli dari tempat lain? Kau meragukan kemampuanku?"
"Maksudku bukan begitu."
"Oh ya lalu?"
Rosé mengusap tengkuknya "kau sedang datang bulan ya?"
Jennie kembali tersadar, dia kenapa tadi? Apa yang barusan dia katakan? Memalukan.
"Oh? Lupakan. Ayo kita harus membeli tepung dan coklat bubuk."
Senyuman Rosé mengembang "baiklah." dia kembali membuntuti Jennie dengan troli yang dia dorong.
"Aku ingin yang rasa coklat, tapi aku juga suka rasa almond dan sedikit banyak cashew nuts diantara lapisannya."
Jennie berbalik "jadi kau mau dibuatkan kue apa?"
"Apa saja, aku tidak pemilih."
"Omnivora,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
FanfictionApakah pernikahan murid dan guru akan berakhir bahagia, yang mana perbedaan usia dan serta pernikahan terjadi karena perjodohan, bagaimana Jennie dan Rosé mengatasinya? apakah itu akan berhasil? Ide dari Readers:)